7

1.6K 329 22
                                    

Sudah satu minggu Lauren dan Jeffry tinggal satu atap. Lauren dirumah sendirian karena Jeffry lembur sampai malam.

Lauren duduk di ruang tamu sambil mengganti channel tv berulang-ulang. tidak ada siaran yang menarik baginya. Lauren memutuskan untuk masuk ke kamar saking bosannya.

"gede banget ujan nya anjir" ujar Lauren saat mengintip dari jendela kamar apartement.

"duh ngeri banget petir terus mati lampu"

"jangan ujan gede sampe Jeff pulang please takut banget gue kalo iya"

Lauren gelisah, disatu sisi ia takut hujan petir dan disatu sisi khawatir jika Jeffry menyetir mobil di malam hari dengan keadaan hujan lebat. ia memutuskan mengirimkan pesan kepada Jeffry.

Lauren: dimanaa?

Jeff: ini mau balik
Jeff: gada petir kan?

Lauren: engga sih
Lauren: cepet tp jgn ngebut, licin

Jeff: di kamar aja
Jeff: gue otw

Lauren: duh gue takut udah mulai ada petir
Lauren: tp gpp ini gue dikamar

incoming call from Jeff...

Lauren langsung mengangkat panggilan itu. Tidak bisa dipungkiri perasaannya sangat kalut sekarang. Jeffry yang belum sampai rumah dan dirinya yang khawatir akan petir.

"HALO? DENGER SUARA GUE GAK?"

"denger kok, nyetir aja lo fokus, gue udah agak tenang"

"jangan dimatiin sampe gue didepan unit"

"iya, safe drive"

Jeffry meloundspeaker panggilannya dan meletakkan ponselnya pada kemeja nya. Sedangkan Lauren tengah menyender pada dipan kasur sambil beberapa kali meminum air putih untuk menetralkan perasaan kalutnya.

"Cece?"

"iyaa hadir"

"gue dikit lagi sampe kok"

Lauren sedikit lega "iyaaa"

JDARRRR

"GOD HELP"

Lauren reflek berteriak saat ada petir besar. ia menekuk lututnya sambil menelungkupkan kepalanya. berusaha menutup indra pendengarannya kuat-kuat agar meminimalisir suara petir yang bersahut-sahutan diluar.

Suhu ruangan semakin panas. Lauren menyadari bahwa listrik dipadamkan karena derasnya hujan dan banyaknya petir menyambar. Lauren mengangkat kepalanya perlahan. Panggilan Jeffry masih tersambung tetapi tidak ada suara dari Jeffry. Lauren dengan panik memanggil-manggil nama Jeffry.

Petir menyambar kuat untuk kedua kalinya, membuat Lauren kembali menelungkupkan kepala pada lipatan kakinya sambil meramalkan doa-doa perlindungan.

"god safe me..."
"fuck where's Jeffry..."
"please god safe us"

Lauren masih tertunduk sampai ada yang memeluknya. Lauren hendak berteriak tetapi ia menyadari itu adalah Jeffry. Lauren memeluk erat Jeffry sambil berucap syukur karena Jeffry datang dengan selamat.

"tenang, tenang, ada gue lo gak sendirian" ucap Jeffry sambil mengelus pelan punggung Lauren

"i'm fucking scared, Jeff"

"i'm here babe, don't worry"

Setelah beberapa saat berpelukan, Lauren melepaskan pelukannya pada Jeffry saat merasa sudah tenang. Lauren melihat kemeja Jeffry yang sedikit basah.

SensitiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang