1. ─> MUDYA, NOT HITA

2.8K 168 16
                                    

Hari ini adalah hari pertama Kawasya beradaptasi di lingkungan baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari pertama Kawasya beradaptasi di lingkungan baru. Agak kurang terbiasa sih, karena di perumahan gini pagi-pagi buta udah banyak yang beraktivitas.

"Asya! Bangun, kamu mau rejeki kamu diambil sama mama?!"

Gempa bumi lokal terjadi lagi di rumah baru Kawasya.

"Kalo asya bangun, emang asya mau ngapain?! Kan belum daftar sekolah!" Sungut Kawasya, menarik selimutnya kembali.

Mama berhenti menguyel-uyel Kawasya. Anak gadis satu itu emang magernya udah next level.

"Terserah kamu. Mama sama papa mau pergi sebentar ke rumah oma. Baik-baik kamu dirumah!" Ucap mama sebelum menutup pintu kamar Kawasya.

Setelah kurang lebih 20 menit rebahan aja di kasur, gadis bernama Kawasya, atau yang biasa dipanggil Asya itu berniat cuci muka tapi kebablasan mandi

Ting-tong!

Asya belum mendengar nya. Dia sibuk konser di kamar mandi.

Ting-tong!

Belum ada jawaban lagi.

Ting-tong!
Ting-tong!

Sadar ada yang menekan bel rumah, Asya segera cepat-cepat memakai baju. Outfit dia kali ini adalah kaos partai biru dengan celana traning hitam. Tak lupa rambut kuncir kuda.

"Assalamualaikum!"

Terdengar salam dari balik pintu. Asya cuma bisa mbatin aja, gak sabaran banget tuh orang.

"Waalaikumusalam. Siapa?!"

Sesosok pahatan wajah paripurna, shining shimering splendid menyambut pandangan Asya. Masyaallah, ada ya makhluk secakep ini didunia.

Haduh, Asya kira cuman idol nya aja yang cakep. Ternyata Asya menemukan sebongkah berlian di gundukan lepong sapi.

"Ibu nya kemana, dek? Dirumah sendiri?"

Apa-apaan, Asya di katain bocil. Dia udah kelas sepuluh SMA tau, ngeselin banget. Sependek itu ya dia, aneh.

"Dek...? Saya?" Asya menunjuk dirinya.

Lelaki itu mengangguk. Mukanya minta ditonjok banget heran ini laki satu. Polos bego gimana gitu.

Asya menyedakepkan tangannya. "Ehem. Sorry, yang lo panggil adek ini udah kelas 10 SMA. Ya gapapa sih. Berarti gue awet muda," lalu dia mengibaskan rambutnya.

Laki-laki bersurai hitam itu tersenyum kecil. Mleyot lutut Asya, mas kalo gini,

"Kayaknya kita seumuran. Gue Hita, kelas sepuluh juga." Hita mengulurkan tangannya.

Dengan kaku-kaku robot, Asya membalas jabatan Hita. "A-asya."

"Siapa?" Hita mendekatkan telinganya ke Asya. Istighfar, ganteng gak ngotak.

FRIENDZONE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang