"Dengan ini saya menyatakan, angkatan 67 resmi lulus! Tepuk tangan untuk kita semua!"
Sorak-sorai, tangisan haru, dan teriakan bahagia menyambut hari dimana para remaja labil itu lulus dari SMA nya. SMA Kasmala merayakan kelulusan angkatan tahun ini dengan sangat meriah.
Asya dan Hita, hubungan mereka akhirnya akan pindah ke jenjang yang lebih serius. Bertunangan adalah pilihan terbaik saat ini untuk mengikat hubungan mereka.
"Wih, bro! Selamat ya, gue gak nyangka lo sama Asya udah mau tunangan aja!" Jake merangkul Hita dari belakang.
"Buset, ngagetin!"
"Anjir gak kerasa udah lulus. Perasaan baru kemaren gue bolos." Sambat Jay. Dia masih pengen main kejar-kejaran sama guru BK.
"Yeee, anying!" Asya nongol sama Ratu dan Aya di belakangnya.
Asya mendekat ke Hita. Hita mengalihkan pandangannya ke Asya lalu tersenyum. Tangan kanan Hita menggenggam tangan kiri Asya.
Aduh, minimal nikah dek.
Mereka berdua memisahkan diri dari teman-teman yang lain. Sejoli itu memilih duduk di bangku taman sekolah.
Asya menghirup parfum khas Hita saat dirinya menyenderkan kepala pada pundak lelaki itu.
"Hita, lo serius mau tunangan sama gue?" Tanya Asya.
Hita tidak menjawab. Dirinya fokus mengusap surai hitam lembut milik Asya.
"Hit? Lo serius kan?" Asya mulai meragukan Hita.
Gadis itu bangkit dari aktivitas sender-menyender nya. Dia menatap dalam-dalam manik mata Hita.
"Asya. Keseriusan gue tuh gak bisa diutarain pake kata-kata." Ucap lelaki dengan armor batik di depannya itu.
"Mulai deh lo gombal nya. Basi!" Asya pura-pura ngambek.
"Idih! Gila aja gue gombalin cewek secantik lo. Cewek secantik lo ini harusnya di seriusin, sya."
Hita menangkup pipi Asya sambil mencium puncak rambutnya. Sekarang, pipi Asya mungkin gak kalah merah kayak pipinya popo barbie.
"WOY! WOY!! BELOM SAH UDAH CIUM-CIUM AJA!!"
Teriakan Sadewa mengagetkan keduanya. Itu curut muncul dari mana sih, macem setan aja. Disana ada, disini ada, dimana-mana sadewa ada.
"Berduaan mulu, yang ketiga setan! Awas kalian!" Pekik Riki dibelakang Sadewa.
"Ya, kalian berdua tuh setannya!" Semprot Hita.
"Mereka lebih parah dari setan kali, hit. Bikin hidup orang sengsara gara-gara nasi di rumah diembat semua ama mereka berdua." Timpal Asya. Dan langsung di acungi jari tengah Riki.
"Pasangan biadab. Cabut rik, cabut!" Kesal Sadewa.
"Memang anjing kelen." Ucap Riki sebelum pergi.
Hita dan Asya tertawa.
Ada waktu dimana Asya bersyukur pindah ke kota ini dari kota yang dulu ia tempati. Selain mendapatkan teman-teman yang baik, Asya juga mendapatkan teman hidupnya disini.
Hita juga sama. Dia bersyukur karena tidak membantah perintah ibunya untuk mengantarkan brownies mang Felix. Kalo tidak, dia nggak akan ketemu Asya.
☄️
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Samahita Pramudya bin Argan Samudera Pramudya dengan anak saya yang bernama Kawasya Amarilis dengan mas kawin dan seperangkat alat salat, dibayar tunai."
"Saya nikahkan dan saya kawinkan Kawasya Amarilis binti Daravin Akasia dengan mas kawin dan seperangkat alat salat, dibayar tunai."
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"SAH!!"
Pengantin pria dan wanita tersenyum bahagia. Janji suci berhasil diucapkan. Jari manis mereka juga sudah dilingkari oleh cincin yang berukir nama mereka masing-masing di dalamnya.
"Asya, HUWAAA!! Gue gak yakin kalo ini kenyataan. Ayo cubit gue, anjir! Cubit!" Ratu kesurupan kuda rabies.
"Santai, anjir! Ah lo mah, imej gue jadi jelek! Gue ini mau cari jodoh disini." Ucap Aya jengkel.
Kata Aya, dimana ada sebuah acara, disitulah ajang cari jodoh dimulai. Lagian juga dia udah lama putus sama pacar dia yang ke-56. Saatnya mencari calon nomer 57.
"Eh, itu siapa tuh cowok yang pake jas merah jadi pager bagus?" Tanya Aya.
Aya jatuh cinta pada pandangan yang pertama setelah menerima souvenir berupa dompet asli Thailand yang ada gambar gajahnya.
"Lah buta mata lo? Sadewa gitu, tolol!" Pekik Ratu.
Jleb. Seperti ada panah crossbrow yang menembus jantung Aya. Bisa-bisanya dia cinlok sama Sadewa yang lambenya super duper cerewet di jaman SMA dulu.
"Ah udah deh. Gak jadi, maaf gak level." Gumam Aya.
Sedangkan itu Sadewa juga diam-diam melirik Aya. Aduh, udah ini sih cinlok beneran. Tapi bedanya, Sadewa dari jaman SMA dulu memang sudah memendam perasaan nya kepada Aya.
Pindah ke singgasana si pengantin. Asya dan Hita tentu saja bahagia. Sejoli hidup semati itu merencanakan akad dan resepsi pernikahan yang sempurna. Maka itu, tidak ada perasaan kecewa diantara keduanya.
"Asya, aku bahagia." Ucap Hita sembari menggenggam tangan Asya erat.
"Aku juga." Asya meletakkan kepalanya di pundak Hita.
"Ayo bahagia terus bersamaku. Sampai kita tua, sampai kita jadi debu." Hita mengecup kening istrinya.
"Iya. Ayo hidup bahagia selamanya."
TAMAT.
NAH! Happy wedding to Hita dan Asya. Ini nih ending yang sebenernya. REAL HAPPYYYY ENDIINGGGGG WOOOOOO 💐💐💐💐 jangan lupa vote and komen. Sampai jumpa lagi!
-bihunichi
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [✓]
Fanfiction"𝘊𝘰𝘸𝘰𝘬 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘤𝘦𝘸𝘦𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘨𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘵𝘦𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯. 𝘗𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘳𝘢𝘴𝘢." 𝐏𝐚𝐫𝐤 𝐒𝐮𝐧𝐠𝐡𝐨𝐨𝐧 Ft. 𝐉𝐚𝐧𝐠 𝐖𝐨𝐧𝐲𝐨𝐮𝐧𝐠 (𝐉𝐚𝐧𝐠𝐤𝐤𝐮) Published: 𝟐𝟒/𝟏𝟎...