3. ─> TURNAMEN

775 102 6
                                    

Dua kubu grup basket saling bertatapan sengit di tengah lapangan in-door yang di kelilingi para supporter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua kubu grup basket saling bertatapan sengit di tengah lapangan in-door yang di kelilingi para supporter. Kali ini tim basket SMA Kasmala melawan tim basket SMA khusus putra, Pranaja.

"Yakin, gak mau nyerah aja?" Kapten tim basket Pranaja, Hersa, maju satu langkah menantang.

Hita tertawa remeh. "Ngapain nyerah? Gak ada kamus nyerah di Kasmala."

"Gik idi kimis nyirih di kismili. Halah, bacot!" Sembur Ilham, si anak berkulit eksotis dari tim Hersa.

"Hilih bicit!" Ejek Sadewa dibelakang Hita.

"Apa lo?!"

"Lo yang apa?!"

"Maju sia! Kita gelut di tengah lapangan!"

"Bodo amat. Gak denger,"

Yah beginilah adu mulut antara dua rival debat dipanggung. Ada aja yang didebatin, ini itu onoh, semua.

Dua kapten masih bertatapan sengit. Yang satu matanya persis elang, yang satu mirip mata pedang samurai. Kombinasi haqiqi selain pertengkaran Hita-Asya.

"Hita! Lo kalo kalah, nggak jadi gua traktirin mekdi!"

Hita menoleh ke tribun penonton. Terlihat Jay, Asya, dan Mahesa membawa banner besar berisi tulisan penyemangat dan fotonya.

TO: Samahita jos gandos ewer-ewer.

CEPETAN MENANG CUG! KALO KAGAK, NTAR GUA AJUIN PETISI HITA DROP OUT!

From: Asya and wankawand

Kira-kira begitulah tulisan banner nya. Untung foto yang dipasang cakep, bukan aib. Makin kesini, Asya makin ngadi-ngadi.

Hita menepuk jidatnya. "Lo kalo bikin ide dimatengin dulu dong, anjrit!" Teriak Hita tidak terima.

"Lah, ente pikir telor ceplok, dimatengin!" Ngegas Asya. Padahal udah susah-susah dia buat kalimat sesederhana ini.

"Serah! Gue bodo amat!" Hita menutup telinganya.

Tanpa aba-aba, Asya melempar satu bungkusan permen karet rasa stroberi ke Hita. Asya tau kalo Hita sebenernya deg-degan,

"Thanks!" Ucap Hita singkat sembari tersenyum.

Sadewa misuh-misuh di belakang. Ini bocah kenapa malah begini pas mau tanding. Haduh, panas-panas.

"Siapa? Pacar?"

Hita menoleh ke Hersa.

"Lo gak perlu tau." Balas Hita datar.

Riki rolling eyes dibelakang. Ini tanding nya kapan heh, malah ngobrol mulu daritadi. Kaki si Riki udah hampir lumer berdiri mulu.

Tak lama, wasit muncul. Setelah kondisi agak meredam, pak wasit meniup peluit.

FRIENDZONE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang