11. ─> BERUBAH

416 64 6
                                    

Pagi-pagi hepi enaknya ngopi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi hepi enaknya ngopi.

Gak.

Pagi-pagi harusnya sekolah, bukan ngopi. SMA Kasmala cuma libur satu hari doang padahal acara nikahan pak kepsek sampai hari Sabtu. Pak Bobby gak mau anak-anak didiknya pada tambah goblok, gak belajar gara-gara libur. Dan tambah, Ma to the les. Males.

Sebagian siswa ada yang gak berangkat dikiranya libur sampe hari Sabtu. Tau gitu Hita pura-pura aja gak berangkat tadi.

"Apa banget, @nj*ing?! Gue kira libur sampe Sabtu!" kesal Riki. Dia udah planning kegiatan biar liburannya berjalan asik dan gembira.

"Halah, lo ada libur cuma buat push rank gak jelas!" ucap Mahesa dengan kitab Al-Qur'an di dekapannya.

"Kaya gue dong, rajin berdoa di Gereja kalo libur." sahut Jake.

"YA IYALAH, SETIAP HARI MINGGU LO KE GEREJA MULU BEGO!" ngegas Jendra. Jake pagi-pagi udah menguji kesabaran.

Jake cuman haha-hehe. Ya emang bener sih setiap libur dia ke Gereja. Kecuali kalo lagi MALES atau sakit, dia gak bakal berangkat. Tidak patut ditiru.

"Berarti hari ini Shelly, mak lampir itu berangkat dong. Ada yang liat gak?" Tanya Hita.

"Sejak kapan lo kepo sama dia, mud? Jangan-jangan..." Jay menutup mulutnya tak percaya.

"Nggak gitu, bangsat!" Hita mengacungkan jari tengahnya.

"Astaghfirullah, brader." Ucap Mahesa sembari menurunkan jari tangan Hita perlahan.

Mahesa itu bukan sok alim, tapi mengingatkan walaupun pernah mempraktekkan.

Jantung Hita dag-dig-dug. Ngeri banget ketemu Shelly pagi-pagi gini. Hita trauma di peluk-peluk setahun yang lalu.

"Mudya!"

"BUSET!!"

Hita siap-siap lari sprint.

"Mau kemana? Temenin ke perpustakaan yuk?"

Hita menolehkan kepalanya hati-hati. Demi Allah, bayang-bayang muka Shelly terus menganggunya.

"Bangke gue kira si seli!" Pekik Hita.

"Takut lo? Takut kok sama setan macam Shelly!" Asya menggeplak kepala Hita.

Hita ingin sekali melempar Asya dari atap sekolah. Tapi sayang, gak ada temen modelan Asya yang ada di dunia.

"Ribut teros! Dunia serasa milik berdua, yang lain ngontrak!" Sindir Jendra.

"Congor lo. Gue sumpelin batagor, diem lo." Balas Asya menabok bibir Jendra.

Suasana mulai kondusif kembali. Sampai terdengar,

"Iya, dek. Nanti mas jemput. Tunggu di gerbang depan aja ya," ucap Jay dengan senyum merekah setelah mematikan telepon dari pacarnya.

FRIENDZONE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang