Ketika Junsu, Yoochun, dan Changmin pergi ke kantin. Yunho menolak, dia lebih memilih menemani Jaejoong di ruangan Taeyong.
Setelah penjelasan yang diberikan oleh Ryu, Yunho langsung memasuki ruangan Taeyong. Dilihatnya Taeyong yang masih tidak sadarkan diri dengan banyak alat yang menempel dibadannya.
Lalu ia menoleh pada sofa yang berada tak jauh dari bed. Dilihatnya seseorang yang tertidur pulas. Yunho menggerakkan kakinya mendekati sosok itu, yang tak lain adalah Jaejoong.
Yunho mendudukkan dirinya di samping kursi tempat Jaejoong tidur, lalu mengelus lembut rambutnya sambil memandangi wajah mulusnya.
"Joongie, ayo bangun, sudah siang, hmm", lirih Yunho sambil mengelus pipinya lembut.
"Ughh... Neee~", serak Jaejoong sambil mengerjapkan matanya.
"Good Morning, apa tidurmu nyenyak?", ucap Yunho setelah mengecup kening Jaejoong.
"Hmm, good morning, yunnie, tidurku sangat nyenyak sampai telat bangun ㅋㅋ. Aku ke toilet dulu cuci muka", kekeh Jaejoong lalu berjalan menuju toilet yang berada di ruangan itu.
Setelah Jaejoong cuci muka, dia kembali duduk di sebelah Yunho yang terlihat sedang fokus dengan ponselnya.
"Apa kau sibuk? Ada pekerjaan?", tanya Jaejoong mendekati Yunho.
"Anii, hanya mengecek pekerjaan sebentar. Sudah ada yang menghandle pekerjaan, jadi aku hanya memeriksanya saja", ucap Yunho sambil tangan kanannya sibuk dengan ponselnya, namun tangan kirinya sudah merangkul Jaejoong.
Setelah itu mereka terdiam, dengan posisi Yunho merangkul Jaejoong, sedangkan Jaejoong meletakkan kepala pada bahu Yunho. Mereka menikmati waktu dengan diam.
Tak lama, Yunho meletakkan ponselnya di meja yang ada di depannya. Masih tetap diposisi tadi, namun sekarang tangan kanan Yunho memegang tangan Jaejoong yang bebas, mengelusnya lembut dengan jempolnya.
Lama mereka terdiam. Saling menyesap wangi tubuh yang menguar dari tubuh masing-masing.
"Ohya, tadi Ryu datang memeriksa Taeyong", celetuk Yunho membuat Jaejoong mendongakkan kepalanya.
"Ohya? Kenapa aku tidak dibangunkan? Bagaimana kondisi putraku?", tanya beruntun Jaejoong.
"Kau masih tidur pulas, aku sengaja tidak membangunkanmu. Tapi kau tenang saja, kondisi Taeyong baik-baik saja", Yunho menenangkan Jaejoong.
"Syukurlah kalau begitu. Aku harap putraku cepat sadar. Aku sudah rindu sekali padanya", ucap Jaejpong melesakkan kepalanya kedada Yunho. Melihat itu, Yunho mendekap Jaejoong menenangkan.
"Jangan khawatir. Dia anak yang kuat. Sebentar lagi juga akan sadar. Kita berdoa saja dan menyemangati Taeyong, hmm", lirih Yunho mengusap lembut rambut Jaejoong didekapannya.
"Hmm hm nee"
Mereka saling berpelukan, menyamankan posisi mereka, mencari kehangatan.
Ckeleek
"Omo~ masih pagi sudah lovey dovey", cibir seseorang yang masuk ke ruangan Taeyong.
"Astagaa. Yak!! Kau Junsu begitu salammu padaku setelah lama kita tidak bertemu haa?", ucap Jaejoong setelah melepaskan pelukannya pada Yunho.
"Annyeong, hyung. Apa kabar?", sahut Yoochun di belakang Junsu.
"Baik baik. Kalian datang tapi tidak mengabariku", kesal Jaejoong sambil mencebilkan mulutnya. Walau sufah punya anak, kebiasaan itu tidak bisa dihilangkannya.
"Sengaja. Karena ingin memberikan surprise untukmu, hyung. Ehh, malah kita yang disurprise-in. Melihat Yunho hyung dan Changmin menemanimu di sini menbuat kita tidak percaya pada penglihatan kita tadi." Ujar Junsu setelah duduk di sofa dekat Yunho dan Jaejoong duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Edelstein
FanfictionMembenci adalah sebuah penyembuhan yang terpilih, tapi nyatanya banyak ribuan rindu yang terselip dalam benci. Merasa sia-sia dengan cinta yang sudah berjalan dengan baik, dan sekali lagi kenyataan yang tidak terhindar yang akan membawa kebahagiaan...