Akhirnya setelah sekian tahun, Jaejoong mengungkapkan fakta siapa ayah Taeyong sebenarnya. Tapi Taeyong bukannya senang seperti yang diharapkan Jaejoong, melainkan putranya malah memarahinya dan sekarang tidak mau bicara dengan siapapun.
Jaejoong memaklumi itu, mungkin Taeyong kaget atau belum bisa menerima kenyataan itu. Karena hal itu, Jaejoong kini menyalahkan dirinya, berpikir seandainya memberitahu putranya lebih awal.
.
.
.
Keesokan harinya, Taeyong masih diam tidak ingin bicara pada siapapun. Sebenarnya, Taeyong merasa bersalah karena membuat ummanya tercinta itu menangis, tapi egonya mengalahkannya, dia masih bertanya-tanya kenapa butuh belasan tahun baru mengatakan hal sepenting itu.
Cekleek
Taeyong yang sudah bangun tetap melihat jendela kamarnya, tidak menghiraukan siapa yang mebuka pintu. Sedangkan Jaejoong dan Yunho duduk berdampingan disofa menoleh melihat siapa gerangan yang memasuki ruangan.
"Morniing~~" sapa orang itu yang ternyata Kyuhyun, manager Jaejoong.
"Hai Kyuhyun-ah. Duduklah" balas Yunho.
Kyuhyun mendekati sofa melihat Jaejoong yang matanya membengkak.
"Loohh Jae kenapa matamu bengkak begitu? Jaee... Kau habis menangis?" tanya Kyuhyun panik.
Tidak ada jawaban dari Jaejoong, hanya saja air mata itu kembali menetes tanpa disadarinya. Melihat itu, Kyuhyun makin khawatir takut terjadi apa-apa. Sedangkan Yunho yang di samping Jaejoong segera memeluk menenangkan Jaejoong.
"Yak Jaee. Kenapa kau haa? Dipukul Yunho? Akan aku pukul balik dia? Kenapa kau, Jae?" tanya Kyuhyun lagi setelah mendekati Jaejoong yang menangis tanpa suara didekapan Yunho.
Yunho yang mendengar perkataan Kyuhyun membelalakkan matanya lalu menggelengkan kepalanya.
"Kau di sini dulu yaa, jaga Taeyong, waktunya dia makan, makanan ada dimeja nakas di samping bed. Aku dan Jaejoong keluar sebentar" kata Yunho yang tidak menjawab pertanyaan Kyuhyun malah pamit keluar.
Kyuhyun yang bingung hanya menganggukkan kepalanya lalu melihat Jaejoong dipapah Yunho untuk keluar ruangan.
"Hai Taeyoonggiee~ akhirnya kau sadar, lama sekali tidurnya, kita semua khawatir. Tapi syukurlah kau sadar. Ohya ayo makan, apa perlu aku suapi?" sapa Kyuhyun bersemangat setelah mendekati bed.
"Taeyongie?" kata Kyuhyun lagi melihat Taeyong tidak menjawab perkataannya melainkan hanya melamun menatap jendela yang ada di samping bed-nya.
"Heii... Taeyongiee... Kau tidak senang bertemu denganku?" kata Kyuhyun lagi karena Taeyong tidak menjawab bahkan tidak menatapnya.
"Apa ada masalah dengan kondisi Taeyongie? Apa terkena pita suaranya? Ahh itu tidak mungkin. Bukannya senang karena telah sadar, tapi kenapa murung begini? Jaejoong tadi juga menangis, sepertinya semalam juga menangis. Kenapa mereka? Aiissh.. tadi Yunho juga tidak menceritakannya. Kenapa sih mereka ini, baru sebentar aku tidak berkunjung kenapa sepertinya ada banyak kejadian yang aky lewatkan." gerutu Kyuhyun lirih karena tidak tau kenapa suasana pagi ini terasa abu-abu padahal cuaca lagi cerah.
Changmin yang baru masuk ke ruangan disambut kelakuan Kyuhyun yang berbicara dengan dirinya sendiri.
"Hyung... Kau bergumam begitu. Ada apa?" tanya Changmin setelah menepuk bahu Kyuhyun yang langsung menoleh.
"Eh kau min, mengagetkan saja"
"Hyung kenapa? Aku masuk saja sampai tidak tau"
"Ohh tidak tidak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Edelstein
FanfictionMembenci adalah sebuah penyembuhan yang terpilih, tapi nyatanya banyak ribuan rindu yang terselip dalam benci. Merasa sia-sia dengan cinta yang sudah berjalan dengan baik, dan sekali lagi kenyataan yang tidak terhindar yang akan membawa kebahagiaan...