18. Teori cinta segitiga

665 77 0
                                    

Jari lentik Taehyung mengetuk-ngetuk mejanya dengan ritme yang pelan. Pikirannya berkelana entah kemana.

Ia kembali mengingat Namjoon yang sudah tidak menghubunginya berbulan-bulan, apakah ia sesibuk itu? Dan Taehyung juga tak tahu harus bilang apa nanti tentang penyakitnya.

Taehyung tidak merasa kesepian di hidupnya, namun ia benar-benar merasa kosong seakan-akan tidak ada tempat untuk ia bercerita.

Jimin, Kak Namjoon.

Hanya dua orang itu yang membebani pikirannya, ia tak terlalu pusing memikirkan kuliah dan jalan hidupnya untuk seterusnya. Ia masih tidak tahu caranya agar memberitahu hal ini ke mereka, Taehyung benar-benar menunggu waktu yang tepat.

Tapi ia malah takut, bagaimana jika waktu yang tepat itu tak akan pernah datang?

Kelas yang ramai akan obrolan seketika menjadi hening saat adanya kehadiran Dosen Choi.

Pria itu nampak membawa dokumen yang lumayan banyak di tangannya, menaruh barang itu di meja miliknya sambil menatap satu persatu mahasiswa/i yang ada dikelasnya.

"Selamat siang semuanya. Kehadiran saya disini tak akan lama, saya hanya menaruh dokumen-dokumen ini. Dan untuk kalian semua, silahkan ke aula kampus. Kalian akan berkumpul disana dan mendapatkan penjelasan lebih lanjut." Jelas Dosen Choi sambil menatap seisi kelas.

"Kim Taehyung, dengar?" Tegur Dosen Choi.

Sementara yang mempunyai nama hanya tersenyum sambil mengangguk. Ia melamun bukan berarti tidak mendengar.

"Ya, ssaem."

Dosen Choi menghela nafas pelan, ia tahu kebiasaan buruk muridnya yang satu itu.

"Yasudah. Saya tinggal dan silahkan kalian menuju ke aula sekarang." Ucapnya lalu pergi dari kelas.

Nampak orang-orang penghuni kelas Seni berbisik-bisik satu sama lain, ada apa memangnya?

Sama seperti Taehyung, ia bingung juga. Namun ia pun beranjak dari duduknya untuk menuju aula, pikirannya suntuk sekali.

"Tunggu aku!" Teriak Hyungsik.

Sementara Taehyung hanya menoleh sambil tersenyum kecil menanggapinya.

"Iya cepat!"

Hyungsik mencebik kesal lalu merangkul bahu Taehyung sambil berjalan keluar kelas.

"Kok aku merasa aneh ya?"

Taehyung hanya menoleh sambil menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya. "Aneh apa?"

Hyungsik melepas rangkulannya sebentar nampak berpikir.

"Iya, aku rasa kita akan ada projek di kampus kita Tae." Jelas Hyungsik.

"Projek? Maksudmu seperti rumor senior-senior dulu?" Tanya Taehyung.

"Iya! Tapi aku harap kita tidak berakhir seperti itu Tae, aku benci kalau harus mengerjakan skripsi bersama anak fakultas lain."

Sementara Taehyung hanya ber oh ria.

Mereka berdua tiba di aula yang luas namun sudah sesak sekali karena banyaknya manusia disana.

Lain halnya dengan namja yang santai memojok sedang menegak sekaleng cola.

"Ada untungnya juga kau jadi anak pemilik kampus Jung. Setidaknya kita tidak berdesak-desakan seperti orang-orang itu." Ucap Jaehyun sambil menunjuk kerumunan mahasiswa/i yang saling cekcok.

Sementara Jungkook hanya diam sambil memperhatikan sekitar. Tak lama ia melihat Taehyung sedang berada ditengah kerumunan.

Ia berniat menghampiri sebelum Jimin datang duluan lalu menarik tangan Taehyung untuk lepas dari kerumunan itu.

Refuser d'y Aller [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang