36. Resmi, tapi...

444 48 5
                                    

"Cepat sekali, eoh?"

Taehyung bersungut-sungut sambil membantu Hoseok menyeret satu kopernya. Saat ini mereka tengah berada di bandara, Hoseok sudah memesan tiket pesawat untuk pulang pagi ini. Banyak yang harus ia kerjakan di Ilsan.

04.35 AM KST

"Kau ikhlas tidak sih? Jangan diseret begitu nanti koperku rusak!" Hoseok mencubit lengan Taehyung.

"Aw sakit Kak! Ish." Dia mengusap-usap lengannya yang terasa sakit. Habisnya cubitan Hoseok mirip guru-guru SMA yang mencubit dengan kecil, jadinya rasa sakitnya begitu terasa.

Tentu saja Taehyung ikhlas, mana mau juga dia bangun subuh-subuh untuk mengantar Kakaknya yang cerewet ini.

Hoseok duduk di bangku dekat wrapping koper, dia melakukan itu agar barang-barangnya tetap aman. Tidak lucu jika ia kembali ke Ilsan dengan surat-surat yang hilang karena dicuri. Sebab bandara adalah tempat yang rawan terjadi barang hilang, atau bisa juga koper miliknya tertukar dengan koper milik orang lain.

Ia merotasikan bola matanya jengah, melihat Taehyung yang masih mengeluh karena lengannya dicubit. "Sini duduk."

Taehyung duduk dengan bibir yang tertekuk kebawah. "Kau jahat sekali padaku Kak."

"Jahat apa?"

"Iya jahat! Datang ke Seoul cuma dua hari. Dasar orang sibuk."

"Juga tadi mencubitku." Tambahnya.

Hoseok tertawa lebar lalu memeluk Taehyung. Menurutnya adiknya yang satu itu tak pernah berubah, hanya umur saja bertambah. Tapi sikapnya masih seperti dulu, menggemaskan dan manja.

"Maafkan aku adikku yang manis..." Ia mencium pipi Taehyung pelan.

Taehyung juga membalas pelukan Hoseok sambil tertawa. Mereka berdua benar-benar dekat, meskipun jarang bertemu.

"Aku akan merindukanmu." Taehyung berbisik pelan, ia sedih ditinggal sendiri lagi.

Kembali Hoseok terkekeh pelan, Taehyung benar-benar manja. Walaupun Hoseok masih ingin berlama-lama disini, tapi tak bisa. Ia harus kembali dengan pekerjaannya, Namjoon membutuhkan dirinya.

"Eyy, ada apa dengan mu Tae? Aku pasti akan kembali, tenang saja." Hoseok tersenyum sambil mengusap-usap punggung Taehyung.

Tapi aku takut justru aku yang tak bisa bertemu denganmu Kak.

"Tak apa, hanya lagi manja saja." Kekehnya.

Hoseok berdecak mendengar itu, "Apa-apaan. Manja-manja saja ke pacarmu itu! Siapa, Jungkook? Nah itu. Kau kan sudah resmi sama dia."

Taehyung mendorong bahu Hoseok pelan, malu. Hoseok tertawa kecil melihat tingkah Taehyung yang malu-malu. Padahal memang sudah resmi, apa yang harus dipermalukan?

"Aku ke toilet sebentar ya Kak."

Hoseok mengangguk mengiyakan. Lagi pula jadwal penerbangannya masih setengah jam lagi.

Bukan tanpa alasan Taehyung ke toilet, kepalanya benar-benar sakit secara tiba-tiba. Ia benci keadaan seperti ini, yang mengharuskan dirinya bergantung pada obat-obatan. Dan juga benci untuk harus selalu menutupi rahasia besarnya kepada semua orang.

Setelah sampai di toilet yang ada di bandara itu, ia menegak satu pil pereda nyeri kepalanya. Taehyung sampai sudah terbiasa tidak menggunakan air untuk menelannya, setelah dirasa pusingnya mereda, ia berjalan ke arah wastafel untuk mencuci mukanya.

Taehyung menatap pantulan dirinya yang ada di cermin, tak ada yang berubah. Tetap Taehyung yang dulu, hanya bertambah lingkaran hitam saja dibawah matanya.

Refuser d'y Aller [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang