"Woah styleku sekali." Jimin bergumam pelan sambil tangannya menggerakkan mouse itu dengan lincah.
Hanya sekedar melihat beberapa pakaian yang ada di toko online. Jimin adalah tipe orang yang malas untuk belanja, selain karena lama juga karena akan membuang banyak uang. Karena ketika melihat barang pasti rasanya ingin membeli.
Dia melirik kearah digit angka yang berada dibawah layar komputernya, 01.15 AM KST. Sudah larut malam, sebaiknya ia segera tidur.
Jimin mematikan komputernya lalu langsung menjatuhkan dirinya ke ranjangnya yang empuk, bersiap untuk masuk kedalam dunia mimpi. Baru ingin menutup mata, suara dering ponsel terdengar begitu menganggu.
Memutuskan untuk mengambil ponselnya yang berada diatas nakas tempat untuk menaruh lampu tidur, berniat untuk mengangkat telepon itu.
"Tae?"
Apa yang anak itu lakukan sehingga meneleponnya tengah malam begini? Lagi pula Taehyung itu beruang tidur, tidak mungkin jam segini masih terjaga.
"Halo? Apakah anda--"
Jimin merubah posisinya menjadi duduk.
"Hei?! Siapa kau?? Kenapa ponsel Taehyung bisa ada ditanganmu?! Kemana Taehyung?!!" Jimin panik begitu mendengar suara orang asing yang jelas-jelas menelepon menggunakan handphone Taehyung.
"Tuan tenang dulu, seseorang yang tuan maksud sedang berada di rumah sakit Wooridul Spine karena tadi saya menemukan pemilik ponsel ini berada di pinggir jalan dan sudah pingsan. Saya rasa ia adalah korban tabrak lari."
Jantung Jimin rasanya ingin lepas saja saat mendengar sahabatnya sekaligus orang yang mampu memporak-porandakan hatinya itu kecelakaan.
"L-lalu sekarang keadaannya bagaimana?" Tanya Jimin dengan lemas.
"Tak perlu khawatir, beruntung saya tepat waktu membawanya. Dia ditempatkan di UGD sekarang."
"Baiklah aku akan kesana, terima kasih sudah membantu."
Tut.
Jimin segera memakai jaket kulitnya serta menggunakan topi, tak lupa menyambar kunci motornya dengan cepat.
Segera menuruni tangga dengan terburu-buru yang dilihat oleh asisten rumah tangganya, "Tuan muda mau kemana?"
Jimin menatap wanita paruh baya itu yang nampak sedang menatap khawatir kearah dirinya.
"Jimin pergi keluar sebentar Bi, tak lama." Jimin tersenyum lalu keluar dari rumahnya.
Hatinya saat ini kacau sekali, mengendarai dengan kecepatan diatas rata-rata yang membuat pengendara lain memaki kesal. Tapi untuk apa ia pedulikan, otaknya saat ini hanya memikirkan Taehyung saja.
Tunggu aku.
• • •
Setelah menempuh setengah jam perjalanan akhirnya Jimin tiba di rumah sakit yang dikatakan orang tadi, berjalan dengan tergesa-gesa sampai menabrak beberapa orang yang dilewatinya.
Sampai menemukan UGD yang dimaksud lalu terlihat seorang pria yang ia rasa lebih tua jauh diatasnya itu sedang memegang ponsel Taehyung.
Buru-buru ia menghampiri pria itu, "Benarkah anda yang menolong Taehyung?"
Pria tersebut menatap kearah Jimin lalu tersenyum kecil, "Ya, ini ponselnya."
Jimin tersenyum sambil menerima ponsel Taehyung, apa yang akan terjadi jika pria baik ini tidak menemukan Taehyung tadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Refuser d'y Aller [KV]
RomanceSaling mencintai namun tak dapat bersatu karena keegoisan masing-masing pihak. Yang satu brengsek dan pandai memainkan perasaan, sementara yang satu lagi dengan kenaifan dan semua kebohongan yang tersimpan didalam dirinya. Bukankah itu serasi? ...