12. Masa sih?

732 102 1
                                    

Decitan suara pintu terbuka terdengar, nampaknya ada seseorang yang memasuki ruangan kamar itu.

Sudah malam rupanya.

Ah, sepertinya dia terlalu lama menghabiskan waktu di luar rumah. Untung di rumahnya saat ini sepi, ralat. Setiap hari memang sepi.

Jungkook menghela nafasnya pelan sambil melempar tasnya ke lantai kamarnya. Lebih baik ia segera membersihkan diri karena ini sudah larut malam.

Semua sama, tak ada bedanya.

Batin Jungkook sedih. Setiap hari selalu seperti ini, bahkan sedari kecil ia tidak pernah merasakan yang namanya kasih sayang orang tua.

Jungkook ingat sekali, saat ulang tahunnya yang ke tujuh belas, saat itu pula ia memohon-mohon kepada orang tuanya dengan berbagai alasan agar merayakannya bersama dengannya. Terdengar kekanak-kanakan, tetapi bagi Jungkook itu adalah satu hal yang paling ia inginkan.

Namun sayang, orang tuanya lebih sibuk mementingkan pekerjaan yang Jungkook sendiri tidak tahu apa itu. Sampai mereka harus menelantarkan anaknya sendiri.

Sekedar menanyakan kabar, atau mungkin berkunjung untuk melihat apakah anak semata wayangnya itu baik-baik saja. But nope.

Jungkook terkekeh dalam diam sambil menikmati sensasi air dingin yang mengguyur tubuhnya. Rasanya tidak ada memori menyenangkan di hidupnya.

Dia bahkan tidak memikirkan untuk yang namanya 'menjalankan hubungan'. Bahkan dengan seseorang, dia tak pernah terpikirkan akan hal itu. Yang dia tahu bahwa dia ini adalah seorang gay, dimana jelas-jelas itu adalah hal yang menyimpang.

Tapi sebuah ketertarikan tidak bisa dipaksakan bukan?

Setelah selesai dengan ritualnya di kamar mandi, ia berjalan keluar dengan handuk yang hanya menutupi pinggangnya. Dada bidangnya dibiarkan terekspos dengan indahnya, membuat siapapun yang melihat tergiur ingin menyentuhnya.

Keluar dari kamar setelah selesai berganti pakaian, lalu menuju keluar rumah untuk membeli makanan.

Sudah pukul 11 malam yang dimana membuat siapapun hanya ingin berdiam diri dirumah saja, mengingat cuaca sedang sangat dingin akhir-akhir ini. Tetapi hal itu tidak dihiraukan oleh pemuda asal Busan ini.

Jungkook menatap helm yang ada di motornya, ia teringat beberapa hari yang lalu si manis itu memakainya saat diantar pulang olehnya.

"JANGAN NGEBUT-NGEBUT!"

"JUNGKOOK!"

"Dasar modus!"

Ia tersenyum tipis begitu mengingatnya, memori tentang si manis yang bersuara enam oktaf itu terputar di pikiran Jungkook saat itu juga.

Masa sih?

Batin namja itu. Masa sih, ia jatuh cinta dengan orang yang namanya Kim Taehyung itu?

Tidak mungkin.

Jungkook menepis pikiran tidak logisnya lalu segera menaiki motornya untuk membelah jalanan Seoul. Tiba-tiba ia tidak jadi lapar begitu mengingat Taehyung.

Sebenarnya ia sendiri tidak tahu mengapa sosok manis itu selalu memenuhi pikirannya akhir-akhir ini. Tetapi baru sekarang ia sadar bahwa 'mungkin' ia mengalami yang namanya jatuh cinta.

Kebisingan kendaraan yang berlalu-lalang tidak membuatnya terganggu, bahkan lampu merah didepan matanya pun tidak dilihatnya.

Ckitt

"HEI!"

Jungkook tersadar akan lamunannya lalu mengerem mendadak saat merasa motornya menabrak sesuatu. Ia melihat ke asal suara yang ternyata pengendara sepeda motor sama seperti dirinya sedang memasang wajah horornya.

Refuser d'y Aller [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang