"Kesana ya!" Taehyung menunjuk ke arah komidi putar yang sedang berputar-putar dengan kuda-kuda lucu itu.
"Tapi Tae..."
"Ayolah Jungkookie!" Tuh kan. Baru saja Jungkook ingin beralasan, tapi sudah merengek pacar manisnya ini. Ia pasrah saja kalau sudah begini, asalkan Taehyung senang sih Jungkook tak masalah.
Pada akhirnya Jungkook mengizinkan Taehyung menaiki wahana itu. Ia memperhatikan Taehyung yang tertawa seperti anak kecil, tak henti-hentinya tersenyum bahagia ketika melihat sosok itu bahagia. Tangannya tetap merekam kejadian menyenangkan itu tanpa melepas pandangannya darinya.
Taehyung tak peduli akan banyaknya orang yang memperhatikannya karena menaiki wahana bermain yang rata-rata dinaiki anak kecil, toh juga wahana ini umum. Dia menatap Jungkook dengan cengiran lebarnya saat kuda-kuda itu sudah berhenti.
"Sudah?"
Dengan sedikit lompatan Taehyung turun dari kuda itu lalu menghampiri Jungkook. "Sudah."
Jungkook menggandeng tangan Taehyung karena cuaca yang sudah mulai dingin. Hari sudah semakin gelap, tak terhitung berapa jam mereka menghabiskan waktu untuk bersenang-senang disini.
Merasa tangannya digenggam membuat Taehyung sadar bahwa itu Jungkook. Meskipun sudah resmi, tapi Taehyung tetap malu akan hal-hal kecil seperti ini.
Tidak boleh, aku harus terbiasa!
Ya, dia sudah membulatkan tekadnya! Sebagai seorang Kim Taehyung ia tidak boleh ingkar janji. Akhirnya Taehyung mengeratkan genggaman tangannya yang membuat Jungkook tersenyum dalam diam.
"Apakah kau lapar?" Tanya Jungkook.
Baru saja Taehyung ingin bilang. Ah, betapa peka pacarnya.
"Iya. Aku lapar sekali."
Jungkook mengacak-acak surai Taehyung dengan gemas. "Habisnya kau bermain terus, kupikir tenagamu unlimited. Ternyata bisa habis juga."
"Ya kan aku manusia! Dasar menyebalkan."
Dia menatap Jungkook dengan tajam berharap Jungkook takut, namun malah jatuhnya menggemaskan bagi Jungkook. Daripada ia makin membuat macan kecilnya ini semakin marah, lebih baik ia segera mencari restoran atau tempat apapun itu di sekitar sini.
Kembali Jungkook ditarik seenaknya oleh Taehyung. Dan benar saja, Taehyung merengek ingin beli cotton candy yang tercium manis dari jauh. Melihatnya saja sudah membuat Jungkook ngilu, bisa-bisa ia mati diabetes jika makan makanan seperti itu. Benar-benar tidak sehat.
"Memangnya kau kenyang makan permen?"
"Kenyang lah." Jawab Taehyung lalu memilih-milih permen kapas itu dengan mata yang berbinar.
Jungkook menurut saja lalu membayar itu semua, mereka lanjut berjalan-jalan dengan Taehyung yang mengunyah. Tak sedikit juga dalam sesi mengunyahnya itu terdapat noda-noda disekitar bibir Taehyung. Tentu saja Jungkook membersihkannya, bukan dengan bibir kok, dengan jari.
Banyak yang memperhatikan mereka karena begitu mencolok diantara banyaknya pasangan di taman itu. Yang satu tampan, yang satu manis. Saling tertawa serta melempar candaan yang membuat orang-orang iri.
Sudah berkali-kali Taehyung menawarkan permen kapasnya kepada Jungkook, tapi orang ini menolak terus-menerus. Beralasan kesehatan.
"Dasar sok sehat." Cibir Taehyung.
Jungkook menghela nafas kemudian menarik nafas bersiap untuk menceramahi Taehyung.
"Tae, makanan manis-manis itu tak baik untuk kesehatan. Sudah ada sekitar tiga ratus juta orang yang menderita diabetes karena terobsesi oleh makan-makanan manis, contohnya makananmu itu. Bagaimana kalau kau sakit nanti? Lalu yang menemaniku siapa? Yang menjadi teman hidupku siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Refuser d'y Aller [KV]
RomantizmSaling mencintai namun tak dapat bersatu karena keegoisan masing-masing pihak. Yang satu brengsek dan pandai memainkan perasaan, sementara yang satu lagi dengan kenaifan dan semua kebohongan yang tersimpan didalam dirinya. Bukankah itu serasi? ...