"Apa yang ingin kau bicarakan tentang ... Isela?" Lakhzlerion berdehem tidak nyaman.
"Apakah kau benar-benar tidak menyukai Isela? Benar-benar tidak menginginkannya?"
"Tidak. Aku malah ingin lepas darinya."
"Apa itu artinya aku boleh mendekati Isela?"
"Ya?"
"Aku menyukainya, Lakhzlerion."
Lakhzlerion tertegun.
"Sejak dulu, aku menyukainya. Lebih tepatnya, saat keluarga Earl pertama kali menginjakkan kaki di istana untuk melihat pelantikan kita sebagai Putra Mahkota dan Duke. Dari sana, aku menyukainya. Isela adalah cinta pertamaku," ungkap Damintior.
"Apakah ini alasannya kau menjauhiku setelah hari pertunanganku dengan Isela?" tebak Lakhzlerion.
"Ya! Aku kesal. Kenapa mendiang kakek harus menjodohkanmu dengan Isela? Kenapa bukan denganku? Jujur, melihat sikap acuhmu pada Isela menyakinkanku untuk kembali memperjuangkan Isela. Terlebih mendengar kau ingin lepas dari Isela semakin membuatku yakin jika akulah yang pantas untuk Isela. Bukan kau."
Satu tangan Lakhzlerion yang terkepal di sisi tubuh dan disembunyikan ke belakang. Entah kenapa ia tidak menyukai perkataan sepupunya itu. "Jadi, kakek memang sedekat itu dengan Isela?"
"Seingatku, dulu, ya. Namun, setelah pelantikan kita selesai ... kurasa tidak. Kenapa?"
Lakhzlerion menggeleng. Itu artinya, Isela hanya dekat dengan mendiang kakeknya selama satu hari. Anehnya, kenapa kakeknya memilih Isela untuk dirinya? Padahal mereka belum lama kenal.
"Jadi, bagaimana? Boleh aku mendekati Isela?"
Lakhzlerion berdehem. "Sudah ada ide?"
Damintior mengelus dagu, tampak berpikir. "Bukankah hanya Isela yang bisa membatalkan pertunangan kalian, Lakhzlerion? Kalau aku mendekati Isela dan Isela menyukaiku ... tidak menutup kemungkinan Isela akan membatalkan pertunangan kalian, kan?"
Ide Damintior sangat menggiurkan. Dalam surat wasiat mendiang kakeknya memang hanya Isela yang memiliki hak untuk membatalkan pertunangan mereka. Alih-alih merasa senang, entah kenapa Lakhzlerion merasa sebaliknya. Ada apa dengannya? Bukankah itu adalah keinginannya sekarang?
Lepas dari Isela. Tapi kenapa Lakhzlerion malah tidak suka?
"Apakah Isela akan menyukaimu?" tanya Lakhzlerion dingin.
"Tidak ada yang bisa menolak pesonaku. Lagi pula, Isela menerima perjodohan itu kerena tidak bisa menolak kakek. Artinya Isela tidak mencintaimu, kan?"
Isela mencintaiku! Aku bahkan mendengarnya langsung!
Ingin rasanya Lakhzlerion meneriakan kalimat itu. Tapi, kenapa? "Ya, terserah kau saja."
"Kau pun harus membantuku, Lakhzlerion."
"Ya?"
"Gunakan Denada untuk membuat Isela cemburu. Siapa tahu karena tidak tahan melihatmu selalu dengan Denada, Isela memutuskan untuk membatalkan pertunangan kalian. Itu mungkin, kan?"
"Denada adalah sahabat---"
"Dia mencintaimu. Kau pasti menyadarinya, Lakhzlerion."
Lakhzlerion terdiam.
"Kau dengan Denada. Aku dengan Isela. Dengan begitu kita semua akan bahagia."
Bahagia.
Satu kata itu menarik Lakhzlerion ke masa kini. Satu kata yang tidak Lakhzlerion mengerti sampai sekarang. Apa itu bahagia? Seperti apa itu bahagia? Kesal sendiri, Lakhzlerion latihan pedang dengan garang. Suara tepuk tangan menyadarkannya. Ia pun segera mengakhiri latihan pedangnya dan melap keringat di wajahnya sebelum menghampiri Denada dengan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mr. VIVO
FantasyMy Mr. VIolinist's Vampire Obssession *** Lakhzlerion Zdlefiore adalah Putra Mahkota dari Kekaisaran Zerion. Ia terpaksa bertunangan dengan Isela Dielle dari keluarga bangsawan Earl atas wasiat dari mendiang sang kakek. Lakhzlerion dianggap sebagai...