14. Membingungkan

367 52 16
                                        

Didedikasikan untuk dvantyp

Yang cewek mood swing, yang cowok masih aja denial

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang cewek mood swing, yang cowok masih aja denial. Dahlah, dahlah😭😂

Langsung disimak aja, yaaa😍

♥♥







"Isela ...." Lakhzlerion bergerak gesit mengambil alih Isela dari tangan guru akademi sihir yang mengobatinya hingga darah Isela tidak lagi menyembur keluar dari mulut. Wajah Isela pucat pasi, begitupun dengan bibirnya. Matanya terpejam dengan kening yang berkerut dalam.

"Mama ... sakit ...."

Tolong jemput aku. Bawa aku pergi dari dunia yang gila dan kejam ini....

Tidak ada ekspresi berarti di wajah Lakhzlerion. Saat ia akan mengangkat tubuh Isela, sebuah tangan yang memegang bahu Isela, menghentikan niatnya sesaat. Mata merahnya menatap tajam Si pelaku.

"Biarkan aku yang membawa Isela, Lakhzlerion."

"Ingat pada batasan Anda, Tuan Duke ..." Tatapan Lakhzlerion semakin menajam saat sepupunya sendiri ... mencoba mengambil Isela darinya.

"Jika Anda lupa, saya ini masih Putra Mahkota Kekaisaran Zerion, calon kaisar di masa depan ... junjungan Anda. Dan, yang sedang Anda sentuh sekarang ..." Lakhzlerion menatap bengis tangan Damintior yang menyentuh Isela sebelum menggertakkan gigi geram.

"Masih berstatus tunangan saya. Jangan sampai saya menghukum Anda karena telah bersikap lancang pada tunangan saya di depan mata saya sendiri."

Damintior terkejut dan refleks menarik tangannya dari bahu Isela. Ia tak pernah menyangka Lakhzlerion akan bicara begitu lantang di depan umum dan mengakui Isela sebagai tunangannya dengan nada kepemilikan yang khas.

Lakhzlerion mengangkat tubuh mungil Isela dengan mudah dan menggendongnya ala bridal. Kaki panjangnya melangkah lebar menuju unit kesehatan sekolah Zerion sambil menatap lurus tanpa riak.

Ia hanya berusaha keras untuk menyembunyikan kekhawatirkannya terhadap Isela.

Karena berada di dekat Isela, Lakhzlerion tidak bisa mendengar suara hati Damintior atau pun yang lain. Namun dari ekspresi mereka, Lakhzlerion bisa menyimpulkan jika baik Damintior ataupun yang lainnya tampak terkejut dan tak menyangka ia akan bicara searogan itu.

Tapi apakah ia peduli? Tidak sama sekali.

Isela tengah terluka, harus dirinya yang berada di samping perempuan bermata kelabu itu. Tidak boleh yang lain.

Denada menatap punggung Lakhzlerion yang semakin mengecil dalam pandangannya dengan ekspresi rumit.

Bukankah lelaki itu membenci Isela dan selalu mengabaikan keberadaannya? Namun kenapa malah mengakui esensi Isela di hadapan semua orang?

My Mr. VIVOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang