7. Di balik Pohon

430 78 18
                                    

"Apakah yang kulihat tadi benar? Lady Isela yang terkenal jahat itu beramal?"

"Sepertinya Lady Isela memiliki kepribadian ganda. Tapi aku bersyukur. Uang amal dari Lady Isela bisa kugunakan untuk membayar hutang."

"Beramal atas nama Putra Mahkota, apakah Lady Isela gila? Padahal ia selalu diabaikan."

"Apakah citra buruk Lady Isela selama ini adalah kabar burung semata?"

"Sepertinya Lady Isela benar-benar mencintai Putra Mahkota."

"Akhirnya aku bisa memberikan anakku makanan yang enak dengan uang amal dari Lady Isela. Aku sudah salah, ternyata dia orang baik. Kuharap Putra Mahkota bisa menerimanya."

"Ternyata cinta bisa mengubah orang jahat menjadi baik."

"Aku tidak percaya jika Lady Isela berubah menjadi sebaik itu dalam waktu singkat. Dia pasti sedang dirasuki roh baik."

"Apakah Lady Isela memang sebaik itu?"

....

Lakhzlerion menoleh, menatap orang-orang yang berlalu lalang. Namun telinganya mendengar isi hati mereka dengan jelas.

Inti pergulatan batin mereka sama;

Isela yang mendadak baik karena beramal atas nama Lakhzlerion.

Lakhzlerion perhatikan baik-baik wajah para rakyatnya. Ada kebahagiaan juga kebingungan. Bahagia menerima amal dan bingung dengan sikap Isela yang mendadak menjadi tuan putri baik hati. Matanya berpendar mencari sosok yang digunjingkan karena terlalu banyak suara-suara yang masuk ke telinganya dan membuatnya pening.

Ia butuh hening.

Dan hanya bersama Isela saja ia bisa mendapatkannya.

"Yang Mulia .... Anda baik-baik saja?" Kepala pasar tampak khawatir sambil sesekali melirik sang pewaris.

Lakhzlerion menggeleng pelan. Berusaha terlihat baik walau pening kian menjadi karena suara yang masuk semakin banyak. Terdengar saling tumpah-tindih, bersahutan dan runyam. Ia harus segera menemukan Isela dan mengantarnya pulang. Tidak lucu juga jika ia pingsan tanpa sebab di pasar yang ramai ini, kan?

Ia akan semakin dianggap aneh.

Itu tidak boleh terjadi. Cukup mata merahnya saja yang dianggap aneh oleh semua, dirinya jangan.

"Untuk lebih lanjut, datanglah ke istana. Saya permisi."

"Baik, Yang Mulia."

Lakhzlerion pun menjelajahi pasar sambil mencari keberadaan Isela. Sesekali ia memijit pelipisnya untuk mengurangi pening. Semua kesulitan ini .... Isela penyebabnya. Seharusnya perempuan itu tidak perlu mendadak menjadi baik. Seharusnya perempuan itu terus saja bertingkah jahat. Dengan begitu, batin para rakyatnya tidak akan kacau balau begini karena ulahnya.

Meski kini dalam hati, Lakhzlerion meragukan jika Isela adalah perempuan jahat.

Pecinta makanan, wajah mungil nan cantik, mata kelabu yang jernih .... Rasanya tidak mungkin jika perempuan sepolos dan selugu itu adalah orang jahat.

My Mr. VIVOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang