8. IsLa

645 88 24
                                    

Lakhzlerion .... tidak bisa berhenti.

Hal baru yang baru pertama kali ia rasakan membuatnya tidak bisa mengendalikan diri.

Saat merasa Isela kehabisan napas, Lakhzlerion menarik diri sedikit tanpa berniat menjauh. Kening keduanya menyatu disertai embusan napas yang memburu.

Mereka bersitatap lama saat napas keduanya mulai kembali teratur. Dalam pandangan Lakhzlerion, Isela sangat cantik. Membuat Lakhzlerion ingin sekali bertindak semakin jauh.

"Saya ingin mencium Anda lagi."

Pipi Isela memanas. "Hanya cium, ya. Yang panas ditunda sampai kita menikah."

"Hmm."

Lakhzlerion kembali mencium Isela. Kali ini lebih halus dan lembut. Tidak terburu-buru seakan ingin merasakan setiap rasa yang ada dengan benar.

Saat tangan Lakhzlerion ingin menyentuh yang di bawah sana, Isela menahannya dan berbisik di depan bibirnya, "Nanti."

Lakhzlerion menurut. Kedua tangannya memegang kedua sisi kepala Isela dan menciumnya lagi. Saat Isela kehabisan napas, ia beralih ke perpotongan lehernya yang indah. Hidungnya mengendus dan bibirnya mengecupi. Entah kenapa ... ia suka sekali berada di sana.

"Akh ...!" Isela terkejut saat merasakan sesuatu menancap ke dalam lehernya. Ia meringis saat merasakan perih. Seperti bukan gigi, lalu apa? "Lakhzlerion ...."

Lakhzlerion menarik diri dengan enggan. Ia menatap bekas gigitannya di leher Isela yang mengeluarkan sedikit darah dengan tatapan sulit diartikan. Itu bukan bekas gigitan gigi, itu seperti bekas gigitan taring. Tapi mana mungkin, ia tidak memiliki taring.

Ia usap bekas gigitan itu perlahan. Ia merasa ada yang berbeda dengan dirinya. Ia merasa sesuatu muncul di mulutnya. Itulah yang menggigit leher Isela dan menghisap darahnya. Tapi apa?

Namun terlepas dari itu, ada kepuasan tersendiri. Ia merasa dahaganya telah hilang setelah sekian lama kehausan.

Lakhzlerion menjilat bibirnya sendiri untuk menghapus sedikit darah Isela. Darah Isela sangat manis membuatnya ketagihan, pikirnya konyol.

Isela meringis saat Lakhzlerion mengecup hati-hati bekas gigitan di lehernya. Lelaki itu pun merapikan kembali gaun Isela yang berantakan karena ulahnya sebelum menatap wajah cantik itu dalam.

"Lakhzlerion ...?" Isela merasa salah tingkah ditatap seintens itu oleh tunangannya yang tampan.

Lakhzlerion mengusap pipi Isela lembut. Ia pun mengajak tunangannya itu pulang dengan suara yang tak kalah lembut.

Entah setan apa yang merasukinya.

"Ayo pulang."

♥♥

Isela tidak bisa berhenti tersenyum. Wajahnya selalu merona mengingat kejadian manis di balik pohon. Jangan tanya bagaimana keadaan jantungnya. Yang pernah jatuh cinta pasti tahu bagaimana rasanya berduaan dengan orang yang dicinta.

Serasa dunia milik berdua? Ya, kan?

"Isela."

"Ya?"

"Ada yang ingin kutanyakan."

Isela tersenyum lebar. Akhirnya, Lakhzlerion bicara padanya dengan bahasa dan nada suara yang akrab. Apa mungkin karena kejadian di balik pohon? Mereka nyaris bercinta, pikirnya sedikit mesum. "Silakan."

"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Tentu."

Lakhzlerion mengerjap. "Kapan?"

My Mr. VIVOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang