Happy reading 🍭
"Kak Adzriel"
Adzril yang merasa dirinya di panggil memberhentikan jalannya dan menengok kebelakang.Deg
Pandangan Adzriel terpaku ke satu perempuan, debaran jantungnya menggila seketika, dan tubuhnya panas dingin, namun di balik itu semua dia tetap memasang wajah cool.
"Kak Adzriel maaf ini dompetnya tadi jatuh di jalan sebenernya yang nemuin kak Shanum tapi dia katanya malu" jelas Aisha polos dan Adzriel yang mendengarkan langsung tertawa, sedangkan Shanum wajahnya merah padam menahan malu, kenapa adiknya ini sangat jujur sekali.
"Ooh gitu thanks ya, nama lu siapa kayaknya gw pernah liat?"
Tanya Adzriel kepada Aisha, tanpa mau memandang Shanum takut debaran jantungnya semakin menggila."Nama aku Aisha, ini kakak aku namanya Shanum kita pernah ketemu di acara tahlilan temen bisnis papah aku yang kak Adzriel sama umi dan om Abrisam nganterin aku sama kak Shanum pulang" Aisha menjelaskan secara detail dan Adzriel baru ingat.
"Kok kalian bisa disini?"
"Aku baru pindah sama kak Shanum rumahnya yang cat putih"
"Bentar yang putih no 25 itu?"
"Yoi"
"Aisha yang sopan" tegur Shanum berbisik dan Aisha mengangguk.
"Kita tetanggan dong, rumah gw yang warna merah itu" ucap Adzriel seraya menunjuk rumah berwarna merah di samping rumah Shanum dan Aisha.
"Oalah yaudah kak aku duluan ya mau ke supermarket assalammualaikum" pamit Aisha
"Aku juga assalamualaikum" ucap Shanum menambahkan.
"Wa'alaikumussalam, kayaknya gw harus kasih tau umi" gumam Adzriel lalu ia berjalan menuju rumahnya dengan perasaan senang dan melupakan pesan uminya.
Sesampainya di depan rumah, Adzriel
Langsung menyelonong masuk tanpa salam atau permisi."Umiii" pekik Adzriel tanpa melihat sikon. Umi Salwa menahan malu di depan Bu Gendis karna ulah anaknya.
"Adzriel" panggil umi Salwa geram dan yang di panggil menoleh.
"Mampus gw ada Bu Gendis lagi, langit bisakah kau turunkan hujan dengan petir aku ingin berlari dan menangis tanpa terlihat" batin Adzriel ya gak sedikit lebay sih hehe.
"Eh ada Bu Gendis tumben kesini ada perlu apa ya?" Tanya Adzriel basa basi.
"Saya mau nganterin sertifikat rumah di samping yang warna putih tapi orangnya nggak ada jadi saya titipin ke umi kamu" jelas Bu Gendis membuat Adzriel mengangguk paham.
"Adzriel kok tangan kamu kosong pesanan umi mana?" Tanya umi Salwa dengan ekspresi datar.
"Astaghfirullahalazim maaf umi Adzriel lupa kalau gitu Adzriel kerumah sakit dulu, eh maksudnya ke supermen" jawab Adzriel kelabakan.
"Supermen?" Tanya umi Salwa dan Bu Gendis bersamaan.
"Astaghfirullah typo itu maksudnya supermarket gitu aja loh ndadak di bahas" jelas Adzriel dengan gaya bahasa menggunakan logat Jawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT SHANUM (End)
Spiritual(proses revisi) Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan Shanum, gadis Sholehah yang amat di benci oleh keluarganya kecuali Aisha (adiknya), ia mengira sebab ia tak disukai adalah pakaiannya yang amat tertutup namun ternyata, semua itu berasal dari...