Assalammualaikum
Gimana kabarnya sehat semua kan?
Oke nggak mau banyak basa basi kitab langsung cuzz aja.
Happy reading 🍭
Di pagi yang cerah, tepatnya pada hari Ahad Shanum sekeluarga sedang berkemas-kemas untuk kepulangan Aisha karena kata dokter kondisi nya sudah semakin membaik.
"Aisha barang barang kamu biar papah aja yang bawain ya," tawar Albara seraya mengutak-atik handphonenya.
"Oke pah," jawab Aisha dengan tangan sudah terlepas dari infus.
"Pah mah boleh kita bicara sebentar?" Tanya Shanum sedikit berbisik agar Aisha dan Mahren tidak mendengar. Albara menjawab dengan anggukan kepala begitu juga Lilia.
"Mahren temenin Aisha bentar ya, mamah sama papah juga Shanum mau keluar sebentar," pamit Lilia.
"Oke."
Mereka bertiga pun berjalan keluar menuju taman rumah sakit yang tidak terlalu besar namun mampu memanjakan mata.
"Jadi kamu mau bicara apa Shanum?" Tanya Albara membuka pembicaraan.
"Maaf sebelumnya tapi aku sama Aisha bakal pulang kemana ya?" Shanum sekarang gugup entah kenapa ia merasa pertanyaan itu membuat kedua orang di hadapannya ini tersinggung.
"Kamu sama Aisha akan tinggal di rumah kita sayang, mau ya?" Albara dan Lilia memutuskan untuk membawa kedua anaknya itu kembali kerumah, mereka melakukan ini karena ingin menebus kesalahan kesalahan di masa lalu dan mengganti dengan lembaran yang baru.
"Emmm.." Shanum nampak bingung sekarang, ucapan Lilia untuk membawa nya ke rumah membuat otaknya memutar kembali kejadian di mana Albara mengusirnya atas kesalahan yang tak pernah ia lakukan. Di satu sisi Shanum ingin mengiyakan tapi disisi lain hati kecilnya berkata tidak, mungkin dia sudah memaafkan tapi luka nya? Hal yang normal bukan jika kita masih sakit hati meskipun telah memberi orang itu maaf?
"Bagaimana Shanum?" Tanya Albara sedikit memohon, terlihat dari binar matanya yang menginginkan Shanum berkata iya.
"Maaf mah pah tapi aku butuh waktu untuk bisa kembali kerumah itu, tapi jangan salah paham aku sudah memaafkan kalian hanya saja aku ingin mer-"
Suttt
Jari telunjuk Lilia memotong ucapan Shanum.
"Mamah paham Shanum, memang tidak mudah untuk menerima kembali orang yang telah membuang kita, tapi satu hal yang perlu kamu tahu pintu rumah selalu terbuka lebar untuk mu juga Aisha," ucap Lilia lembut, ia memang sudah tau kalau Shanum akan menolak tapi apa salahnya mencoba?
"Tapi butuh waktunya jangan lama lama ya Shanum," peringat Albara dengan bibir yang di majukan membuat kesan lucu bagi siapa saja yang melihat apalagi Lilia.
"Pastii." Shanum lega sekarang, ternyata orang tuanya telah berubah total mulai dari Albara yang dulu kerap kali mengacuhkan istri dan anaknya kini malah bertingkah seperti anak kecil ya meskipun bikin gemas, Lilia juga yang terkenal akan sifat pemarahnya kini menjadi perempuan bijaksana, bertutur kata lembut, dan mulai menutup aurat dengan sempurna meskipun memerlukan proses.
"Terimakasih mah pah sudah berubah demi aku, Aisha juga kak Mahren, dan terimakasih tuhan karena sudah memberikan hidayah untuk keluargaku," batin Shanum.
"Shanum kita ke dalam lagi yuk, kalo lama lama disini yang ada 2 cewe rempong itu pada nanya nanyain lagi," ajak Albara sedikit mengatai Aisha dan Mahren membuat Shanum juga Lilia tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT SHANUM (End)
Spiritual(proses revisi) Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan Shanum, gadis Sholehah yang amat di benci oleh keluarganya kecuali Aisha (adiknya), ia mengira sebab ia tak disukai adalah pakaiannya yang amat tertutup namun ternyata, semua itu berasal dari...