Mata Gulf mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam koreana matanya, hal pertama yang dia lihat dia ada di kamarnya, tapi bagaimana bisa, bukankah tadi dia ada di atap?.
"Mungkin tadi hanya mimpi." Gumam Gulf mengusap peluh di dahinya.
"Eumh.. Kuehnya sangat enak, tapi katakan pada penjual itu bahwa krimnya kurang manis, mungkin harus di tambah sedikit gula."
Gulf tersentak mendengar suara asing yang masuk ke dalam indra pendengaran nya.
"Siapa kau?." Tanya Gulf panik.
"Tidak ada pertanyaan lain selain 'kau siapa?.' sangat membosankan."
Seorang laki-laki duduk di atas sofa menikmati kueh yang Gulf ingat adalah pemberian phi Jenny.
Dengan wajah ceria laki-laki itu memasukan sendok demi sendok kueh itu ke dalam mulutnya.
Dia langsung teringat kejadian di atap tadi, bukankah dia laki-laki yang ikut melompat bersamanya, jadi kejadian tadi itu bukan mimpi, apakah dia sudah berubah menjadi hantu sekarang.
Dengan wajah panik Gulf menatap sekujur tubuhnya, dia terlihat masih normal apakah dia tidak mati?.
"Tubuh mu tidak mati, tapi sepertinya otakmu lah yang sudah mati, mencoba bunuh diri huh? Yang benar saja apa kau gila." Cibir laki-laki itu kesal.
Gulf menatap heran laki-laki itu, bagaimana dia bisa mengetahui isi dalam fikirannya
"Jangan terlalu banyak berfikir, cepat bangun dan makan kueh ulang tahunmu."
Laki-laki itu bangun dari sofa, sepotong kueh ulang tahun ada di tangannya dia berjalan mendekat ke arah Gulf.
"Aku Mew dan cepatlah ambil kuenya tanganku pegal." Titah laki-laki bernama Mew yang langsung menaruh kuenya di atas pangkuan Gulf.
"Siapa kau?." Tanya Gulf agak ragu.
Setelah kejadian tadi Gulf tidak yakin jika laki-laki itu adalah manusia.
"Siapa? Aku?." Tanya Mew menunjuk dirinya sendiri.
"Eum.. Dai tentu saja kau, siapa lagi di ruangan ini jika bukan kau."
"Kita tidak hanya berdua asal kau tau." Mew kembali duduk di sofa lalu menyilangkan kakinya dengan jumawa.
"Tidak hanya berdua?." Gulf mengerutkan alisnya bingung.
Dia langsung melihat sekeliling, tidak ada siapapun di ruangan ini selain dirinya dan juga laki-laki asing itu.
'Apa dia sudah gila? Tidak ada siapapun di sini.' Batin Gulf, dia masih menatap sekitar dengan raut wajah takut.
Asal kalian tau, Gulf tidak suka hal yang berbau horor, pembunuhan hantu atau apapun yang berbau mistis Gulf tidak suka.
"Apa kau tidak percaya?." Tanya Mew, dan Gulf mengubah raut wajahnya dan menggeleng cepat.
"Tidak.. Aku tidak percaya." Ucap Gulf
"Ehmm baiklah, ayo kita bermain." Mew tersenyum misterius.
Mew melesat ke arahnya sebuah tangan menutup mata Gulf dengan, tiba-tiba sebuah cahaya muncul di antara celah jari Mew.
Setelah beberapa saat Mew langsung melepaskan tangannya dan Gulf langsung membuka matanya secara perlahan.
wajah Gulf langsung memucat melihat apa yang ada di depannya, keringat dingin menetes dari kening hingga dagunya, tubuhnya gemetar bahkan matanya matanya masih terpaku pada sosok yang ada di depannya.
"Akhh Hantu.. Tidak..."
Gulf beringsut menjauh dari hantu wanita berwajah hancur yang berjarak satu jengkal dari wajahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ASHES [TAMAT]
Fantasy[YUK FOLLOW SEBELUM BACA] warning !! BXB Gay Boys Love 18+ Cerita ini terinspirasi dari drama Goblin, Dom At your servis, Hwayughi, love writer. ...... Ketika kehidupan adalah alasan untuk mati