Hari

3.2K 311 159
                                    

Hai, Readers~

Jumpa lagi dengan Author disini

Gimana hari kalian?

Author harap menyenangkan

Yey, Author membawakan chapter niehhhhhhhhhh

Pada seneng kan~ UwU

Boboiboy milik Monsta

Dah sana baca

"Suka suka diku dong": berbicara

'Etdalah...': membatin/berpikir

Enjoy

#

Seperti hari – hari biasa pada umumnya, Gempa terbangun dari mimpi anehnya. Iya, mimpi aneh dimana dalam mimpinya adeknya paling terakhir adalah alien yang menyamar jadi manusia dan ingin memakan mereka, sungguh nggak masuk akal.

'Absurd bener mimpiku'

Okeh, balik lagi ke topik pembicaraan yang mana muka Gempa ada bekas air terjunnya...ups? Gempa sudah terbiasa menjadi yang pertama untuk bangun, mungkin tidak untuk hari ini.

"Loh Atok? Sudah bangun?" ucapnya sambil menyiapkan teko air dan beberapa perlengkapan untuk membuat sarapan.

"Halah, Atok kan tiap hari bangun pagi"

'Eh? Ku kira semakin tua umur semakin ingin rebahannya... ternyata nggak toh' ya begitulah pemikiran ngawur Gempa yang masih korep belom cuci muka.

"Bangunkan saudaramu sana, biar Atok yang mulai"

Gempa beranjak membangunkan kembarannya yang lain. Kini dia depan kamar Ice yang di bagi dengan Solar.

"Awwwwwwwwww~"

Siapa sih yang nggak bakal gemez disuguhi pemandangan greget di depannya. Mau tahu? Jadi tuh gini, itu loh si Gledek ama si Bensin bobok dengan muka polozz sambil pelukan kek teletubies~ awwww masa sih kalian yang baca nggak greget?~

"Astaga, nikmat apa yang telah ku dustakan padamu ya Tuhan..." mengusap air matanya sangking terharu, Gempa memfoto keduanya dan akan mengabadikan foto ini disebuah buku yang diam – diam menyimpan foto imoet bin ucul dari seluruh saudaranya.

Gempa menghela nafas lega saat melihat kondisi Solar membaik.

"Kak, ngapain?"

Ingin rasanya Gempa berteriak lalu memukul Ice menggunakan teplon sakti yang selalu ada entah darimana, tapi ia urungkan karena adegan didepannya terlalu indah dan ia masih merasa bersalah atas kejadian kemaren

"Ice, jangan membuatku terkena serangan jantung!"

"Habis Kak Gempa sih berdiri disitu sambil cengar – cengir nggak jelas. Ku kira kakak udah kerasukan virusnya si Trio Sengklek"

"Yang perlu dipertanyakan itu kok tumben kamu udah bangun?"

"Tidur terus salah, bangun pagi salah, mau kakak apa sih?"

"Udah jawab aja mang, sebelum kesabaran saya kadaluarsa"

"Sabar kak masih pagi. Aku udah bangun daritadi karena kepingin lihat adegan ini" Ice harus mengakui kalau Halilintar dan Solar seperti ini lebih keliatan kakak beradiknya.

"Jadi kamu setuju kalau ini sangat indah?" Gempa malah terhura.

"Udah kak, aku mau kebawah nggak mau jadi nyamuk disini" Ice memilih untuk meninggalkan Gempa dan tidak menjawab pertanyaan yang terkesan menjebak itu. Mengapa? Karena dia juga pengen digituin dong. Sedang si Gempa sendiri bingung harus bagaimana dirinya membangunkan si Gledek tanpa harus membangunkan si Surya.

Terdampar ke Dimensi LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang