Rahasia

3.9K 328 170
                                    

REEEEEEAAAAAAADDDDDEEEEEERRRRRSSSSSSSSS!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Ya opo kabare rekkkkkk!

Ada yang kangen sama nih fanfiction kah? Atau nggak? (T^T)

Please, jangan gebukin Author kerana upnya lama *auto mengungsi ke tempat yang aman*

Dahlah....

Halo, Readers yang Author banggakan!

Bagaimana kabar kalian?

Author harap kalian baik – baik saja~

Yoi, Author membawakan chapter baru nih~

Ya udahlah daripada tambah panjang intro yang kurang berfaedah ini

Kuy kita baca~

"Waduh": Berbicara

'Asem....': Membatin atau berfikir

#

"Sebenarnya Atok tidak ingin mengatakan ini pada kalian. Tapi melihat pertikaian kalian, sepertinya Atok harus memberitahukan kalian lebih cepat. Kalian tahu dengan kondisi tubuh Ice yang tidak bisa menormalkan suhu tubuhnya sendirikan? Mudah letih, lelah, dan mengantuk. Dokter pernah mendiagnosis kalau otak Thorn tidak akan berkembang. Otak Thorn mengalami masalah dalam pertumbuhan watak. Dokter mengatakan bahwa Thorn akan berpikir layaknya anak – anak selama dia hidup. Kedua orang tua kalian tidak tinggal diam. Mereka mencari cara agar Thorn bisa hidup layaknya anak biasanya. Setelah melakukan terapi dua tahun di negara jauh sana otak Thorn mengalami perkembangan pesat bahkan dokter harus mengatakan itu sebagai suatu keajaiban."

Tok Aba terseyum bahagia saat diagnosis dokter berkata bahwa Thorn akan tumbuh seperti anak pada umumnya ya alias normal. Namun wajahnya kembali muram. Awalnya ketiga kakak tidak percaya bahwa mereka hampir kehilangan adik pada saat mereka masih kecil. Untung saja itu bisa diatasi. Nah sekarang ke masalah Solar.

"Solar mengalami cacat mata. Mata Solar mengalami kelainan dimana ia tidak bisa melihat dengan normal. Kata Dokter matanya tidak bisa menerima sinar dengan baik, membuatnya melihat setengah dengan apa yang kita lihat"

"Maksudnya gimana Tok?"

Taufan tidak mengerti, menurutnya cacat itu baik – baik saja.

"Bisa dikatakan Solar itu setengah buta, Taufan. Solar hanya bisa melihat benda berjarak 1 meter darinya. Selebihnya dia tidak bisa melihat. Kacamata visor yang sering dipakainya itu membantunya untuk melihat. Sampai saat ini dokter tidak bisa menyembuhkannya"

Semuanya terdiam tanpa suara. Taufan teringat dengan aksi jahilnya bersama dengan Thorn dan Blaze mengambil kacamata Solar. Saat itu mereka tertawa melihat sang adik mencoba mencari keberadaan mereka dan kacamatanya.

'Ya Tuhan, apa yang pada saat itu aku lakukan?'

Taufan merasa bersalah, menertawai penderitaan adiknya sendiri.

'Kakak macam apa aku ini?'

"Tapi Tok, Solar masih bisa melakukan kegiatan yang kami lakukan. Layaknya orang normal!" Halilintar masih tak percaya dengan rahasia yang diungkapakan oleh kakeknya.

"Tuhan itu maha adil, Halilintar. Ia yang memberikan kekurangan dan Ia juga yang memberikan kelebihan. Dokter pernah mengetes suatu hal pada Solar dan dia menemukan bahwa Solar punya daya ingat yang sangat luar biasa, jauh dikatakan normal. Solar mempunyai kelebihan dimana ia bisa mengingat sesuatu dengan sangat jelas bahkan saat ingatan itu sudah menjadi puluhan tahun lamanya. Kata dokter itu Hyper-hyper apa dah tuh"

Terdampar ke Dimensi LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang