Antara

1.2K 167 54
                                    

Holaaaaaaaaaaaaaaaa, minna-sannnnn!

Keknya dah termasuk lama deh Nee nggak nongol dibook ini

Coy.... terakhir bulan Agustus 2023 plisss

Huwaaaaaaaaaaaaaaaa maafkan diri ini TvT

I'm sowwy everyone, gegara sekarang hidup Nee tambah sibuk jadinya perarusan nulis and up jadi agak berantakan

But no worries, selama Bob masih eksis selama itu pula Nee menulis fanfic untuk Boboiboy.

Please enjoy~

Boboiboy milik Monsta

"Antara kau yang bodoh atau dia": Berbicara

'Pantas saja dia tak muncul': Berpikir/membatin

Enjoy~

#

'Apakah ini perbuatan diriku?' menyalahkan diri itu adalah bagian dari sosok yang serba perfect bernama Solar.

Kedua kakaknya itu tak menjawab pertanyaannya. Seakan mereka tengah menilai dirinya yang sudah ber-cap buruk dimata mereka.

Ada bayang - bayang yang memberatkan keluarganya hingga untuk sekedar mempercayai dirinya saja sangatlah susah.

Si bungsu menggigit bibir dalamnya, sebuah kebiasaan yang dia lakukan saat merasa frustasi. Kepalanya dibuat kepayang karena harus membangun kembali kepercayaan yang seharusnya ada setelah 10 tahun lamanya.

"Tak apa. Tak usah dijawab." ada jeda dalam ucapan si bungsu sebelum melanjutkan tak menggubris bahwa dirinyalah yang merasa sakit hati sekarang, "Gimana Kak dah bawa apa yang kuminta tadi kan?" Kalau nadanya terkesan tengah dikhianati maka anggap saja itu angin lalu.

"Udah dong!" Nada bicara Taufan sengaja diceriakan, sedikitnya mengerti dengan suasana hati sang adik.

"Baguslah" si bungsu melihat kedua kakaknya bertindak menggantikan keriwehannya saat menangani Ice.

Setelah adrenalin menghilang barulah Solar merasa tubuhnya berat. Kalau bukan segera dia duduk mungkin atensi kedua kakaknya akan mengarah kepadanya dan si bontot ini tak ingin dituduh caper saat ada saudaranya yang lain yang membutuhkan perhatian lebih.

Pintu dibuka kembali, kali ini si sulung masuk dengan menaikkan alisnya saat melihat ketiga adiknya bergerumun layaknya tengah mendiskusikan sesuatu.

"Ada apa?"

"Ice—"

Langkah Halilintar bergegas, menengok sebentar Ice yang tertidur pada sofa yang kemudian matanya jatuh pada Solar.

'Apa sihhhh?! Aku bukan biang keroknya!'

Dan untungnya kali ini kakaknya tak meneriaki layaknya pada saat itu, tapi tetap saja tatapannya menakutkan.

"Jelaskan"

👆

Penjelasannya sebenarnya singkat, hanya saja dipaksa duduk dengan gaya jepun itu membuat lutut Solar sakit, mana lagi kalau dah berdiri bakal kesemutan kan jelek gituloh kalau nanti dia dilihat jalannya aneh (jangan berfikir yang aneh - aneh. Genre cerita ini tuh brotherhood!)

Si bungsu melihat si sulung menyuruh saudaranya yang lainnya untuk membawa yang terkapar kedalam kamar sebelum seluruh perhatiannya mengarah kepadanya.

Hati siapa yang tidak dag dig dug ser saat ditatap dengan mata kakaknya yang terkenal membuat mati tikus itu. Untung bagi Solar, yang menatapnya ini bukan iris ruby melainkan iris cokelat. Kalau benar - benar iris ruby, Solar berani bertaruh si kakak bisa mengeluarkan sengatan listrik dari matanya dan membuatnya terkapar saat itu juga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terdampar ke Dimensi LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang