Nostalgic

2K 317 21
                                    

Heeyyoooo!!!
.
.
.
.
.

Jam kini menunjukkan pukul 11 malam, namun sosok yang diharapkan tak kunjung datang.

"Telponnya masuk, tapi tidak diangkat" ujar pria tinggi yang merupakan ayah dari Park Jisung, yaitu Park Chanyeol. Di sebrangnya terdapat sang istri, Park Baekhyun yang sedang sibuk berkutat dengan pikirannya.

"Mungkin handphonenya jatuh? Ck, anakmu ini membuatku pusing! Dan lagi kenapa semua sahabatnya juga sama?! Jeno, Jaemin dan Haechan sama-sama tak bisa dihubungi" tuturnya panjang lebar sembari mengusap wajahnya frustrasi.
Mereka terlihat sangat panik, pasalnya sang putra tak pernah pulang selarut ini. Meskipun Jisung sudah duduk di kelas dua Sekolah Menengah Atas dan sebentar lagi akan menginjak usia 16 tahun, namun orangtuanya bersikap sangat protektif dan memperlakukan sang putra seperti anak usia 7 tahun. Selain karena Jisung merupakan anak tunggal, juga karena untuk mendapatkan Jisung pun mengorbankan penantian yang sangat panjang dan rumit.

"Tak ada cara lain, ayo kita ke rumah keluarga Na sekarang.
Oh, dan mungkin lain kali kita harus memiliki kontak orangtua temannya Jisung" ajak sang kepala keluarga dengan tergesa-gesa sambil menggenggam erat kunci mobil dan bergegas menuju garasi.

Sesampainya di kediaman keluarga Na, Chanyeol dan Baekhyun malah dibuat bingung dengan empat orang di depan pagar rumah tersebut. Kedatangan mereka membuat orang-orang itu mengalihkan fokusnya, yang tadinya sibuk membahas sesuatu jadi serempak menatap dua orang di dalam mobil.

Setelah turun dari mobil, mereka langsung menanyakan tentang keberadaan Jisung pada empat orang tersebut. "Maaf mengganggu, Tuan Na. Tapi apakah ada putra kami di sini?" tanya Baekhyun pada seorang pria berperawakan sedikit lebih pendek darinya, yang ia sangka adalah ayahnya Na Jaemin.

Kekehan kecil keluar dari sosok yang Baekhyun tanyai tadi. "Maaf sebelumnya, tapi aku bukanlah Tuan Na. Aku Moon Taeil, ayahnya Moon Jaemin. Kalian pasti orangtua dari Park Jisung, benar?" pria bernama Taeil ini terlihat sangat berwibawa dan ramah.

"Kami juga sedang bingung mencari putra kami. Jeno dan Mark bilang akan mengunjungi Jaemin, tapi nyatanya bahkan Jaemin pun ikut menghilang" terang seseorang lelaki dengan rahang tegas menatap nyalang ke arah sang pemilik rumah.

"Taeyong-ssi, sudah kubilang Jeno dan Mark datang kemari hanya untuk mengajak Jaemin pergi entah kemana! Kau seperti sedang menyalahkan putraku?!"

"Aku tidak menyalahkan putramu, tapi kau yang tidak bertanya kemana mereka pergi, kelinci cerewet!"

"Heh! Kau lebih cerewet daripada aku!"

"Ah, dasar-"

"Bisakah kalian tidak bertengkar? kumohon." Taeyong dan Doyoung terus saja adu mulut, hingga sang suami dari Taeyong memohon agar mereka mau berhenti bertengkar. Baekhyun dan Chanyeol hanya bisa tersenyum kikuk di depan empat orang tersebut. "J-jadi.... Bagaimana?" tanya Baekhyun pada orang-orang itu. "Apanya?" ketika Taeil akan menjawab, namun Jaehyun membuka suara lebih cepat dari Taeil dan malah bertanya demikian.

"Anak-anak kita semua. Bukankah kau juga kemari untuk itu?" Doyoung menjawab sambil menatap aneh pada Jaehyun, dan hanya dibalas dengan "Ah iya, lupa". Ada apa dengan manusia lesung pipit itu?

"Sebagai orangtua, aku pun sangat khawatir terhadap anakku. Tapi sebaiknya kita tunggu hingga esok hari. Jika dalam kurun waktu 24 jam masih tidak ada kabar, maka kita harus melapor ke polisi" akhirnya Taeil mengeluarkan pendapatnya setelah tadi disela oleh Jaehyun.

Tak ada cara lain, mau tak mau mereka semua setuju dengan usulan Taeil. Jikalau melapor sekarang pun, polisi hanya akan menganggap anak-anak mereka sedang pergi ke club atau ke rumah kosong sembari menyalakan kamera layaknya seorang youtuber viral.

"Baiklah, tuan Moon. Kita saling menginfokan saja nanti. Ini kartu namaku, tertera nomorku di sana. Tolong hubungi jika Jaemin mengabarimu" Chanyeol memberikan selembar kecil kartu nama yang selalu ia bawa kemana-mana, setidaknya lima lembar setiap berpergian. Ia sadar bahwa dirinya merupakan orang penting perusahaan, dan ia tidak mau repot mendiktekan nomor pribadinya jika ada seseorang yang meminta.

"Iya, kami akan mengabari"

Setelah sedikit berbincang, Chanyeol dan Baekhyun izin pamit pulang dan menyisakan empat orang tadi. "Jadi Jaemin itu bermarga Moon? Tapi tak jarang kudengar Jisung memanggil dia Nana" rasa penasaran Baekhyun terhadap sosok teman dari putranya tiba-tiba saja muncul. "Mungkin sebab perceraian? Mungkin Na itu marga ayah kandungnya" Jawaban Chanyeol tak memberikan kepastian, namun terdengar masuk akal bagi Baekhyun.

Jalanan di dekat pantai begitu sepi dan dingin, namun Chanyeol seperti sengaja mengurangi kecepatan mobilnya. Baekhyun menekan power window di sampingnya agar kaca menutup seluruhnya. "Hei, ingat saat kencan dulu? Kita sering menghabiskan waktu di pantai ini" tutur Chanyeol sambil tersenyum, ingatannya menerawang jauh ke 25 tahun yang lalu, saat mereka masih senang berkencan di bawah remang bulan juga bintang serta ditemani desiran ombak di pantai yang sepi. Ucapannya menggiring Baekhyun untuk ikut serta mernostalgia mesra dengannya. Ah, ini mengingatkan Chanyeol pada seseorang yang ia cinta sebelum Baekhyun. Mungkinkah seseorang itu masih mengingatnya seperti Chanyeol mengingat dia?

___________________________

Eyyoooow

I'm back!
ฅ'ω'ฅ
Terimakasih udah setia nunggu aku updaaate! Huhuhu

I'm back!ฅ'ω'ฅTerimakasih udah setia nunggu aku updaaate! Huhuhu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini visualisasi jalan yg tokoh-tokoh ini sering lewatin. Mulai dari pulang sekolah, jalan ke minimarket, dll. Pokoknya jalan ini tuh akses mereka buat kemana-mana.

Wuffyoouuu all! See u!

My Mythological Love [SungLe] HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang