Ignorance

1.5K 170 35
                                    

Hehe baru nongol
Kelamaan kosong, takut diisi kedai Mixue
.
.
.
.
.

Deru ombak terdengar samar. Yang ada di kepalanya saat ini hanyalah Chenle, segala rencana yang duyung itu buat dan tatapan khasnya yang penuh amarah meski bibirnya tersenyum sekalipun.

"Bagaimana, Park Jisung?"

"Akan aku pertimbangkan lagi dan membicarakan ini pada teman-temanku, Chenle" jiwab Jisung dengan nada pasrah setelah diintimidasi oleh lawan bicaranya selama lebih dari setengah jam.

Senyum Chenle merekah semakin lebar sehingga menampakkan deretan gigi yang tersusun rapi. Namun ada hal yang sedikit asing bagi Jisung.

"Duyung memiliki taring?" Jisung bertanya sembari menempatkan tangannya di pipi si duyung yang masih tersenyum. Ibu jarinya iseng menarik sisi bibir pucat Chenle agar sesuatu yang lelaki itu maksud bisa terlihat lebih jelas.

Chenle menghempaskan tangan jahil itu dari wajahnya. Duyung itu terlihat sedikit kesal dan mengerucutkan bibirnya sambil menatap Jisung yang sedang terkekeh seolah tak bersalah.

"Kalau kau mau tau, duyung juga memangsa manusia" ucapan Chenle berhasil membuat Jisung bungkam dari kekehannya dan menatap ragu.

"Bukannya itu siren?"

"Siren dan duyung itu memangsa manusia, Ji. Mereka akan menjebak mangsanya dengan nyanyian yang indah. Setelah mangsanya terjebak, mereka akan membuat sang mangsa mati tenggelam" tatapan jahil Chenle yang dibuat-buat seperti seseorang yang sedang berburu mangsa berhasil membuat Jisung kalut dan gemetar.

"L-lalu—"

"Lalu mereka mencabik-cabik tubuh manusia malang itu hingga hanya tengkorak yang tersisa!" Dengan segenap tenaganya, Chenle mendorong Jisung hingga terlentang di atas dermaga. Duyung jahil itu segera menindih Jisung sembari menggelitik pelan perut seseorang di bawahnya. Seseorang itu refleks berteriak.

"Aaaaa- Chenle! Kau membuatku takut!"

"Hahahaha! Aku tidak akan memakanmu, Ji" Chenle menghentikan kejahilannya setelah melihat wajah Jisung yang memerah karena takut lalu terkikik geli setelahnya.

"Tapi aku tak bercanda soal duyung yang memakan manusia" sesaat setelah saling kembali ke posisi, Chenle melanjutkan ceritanya dengan lebih serius.

"Jadi duyung dan siren sesama pemakan manusia ya?"

"Iya. Bedanya, siren memangsa segala jenis manusia. Sedangkan duyung hanya memangsa manusia yang jahat, sombong dan tamak. Para duyung tidak suka melihat manusia yang mengambil sesuatu dari laut dengan serakah. Ketika kami bernyanyi, orang yang jahat akan terhipnotis lalu mati tenggelam" jelas si duyung, panjang lebar. Menyisakan Jisung yang tertegun mengingat hari di mana ia hampir mati tenggelam untuk pertama kalinya. Ia sadar bahwa saat itu ia terhipnotis oleh nyanyian Chenle. Alisnya mengernyit bingung.

"Memang standar manusia jahat bagi duyung itu yang bagaimana? Apakah aku terlalu jahat saat itu, sampai-sampai aku bisa terhipnotis olehmu?" Kini, giliran Chenle yang tertegun. Jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya sebab duyung itu tak tahu apa yang harus ia katakan pada kawannya.

"Err... itu- saat itu—"

"Jisung-ah? Kenapa kamu ada di pantai selarut ini, nak?" Tiba-tiba seorang pria datang mendorong sebuah kursi roda yang kalian bisa tebak itu siapa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Mythological Love [SungLe] HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang