Can You Hear My Voice?

10.6K 1.3K 291
                                    

"NoMinJi! Lihat ini!" teriak Haechan sambil berlari tergesa-gesa dari luar kelas.

"Aaw!"
"Haechan, hati-hati!"
"Chan! Bisa tidak kau perhatikan jalanmu barang sedikit?!"
"Hampir saja aku tersedak! Ckckck!"
Begitulah protes orang-orang yang tidak sengaja Haechan senggol.

"Mianhaaaaeeee!!!" teriak pemuda tengil itu.

"Ada apa sih, sampai tergesa-gesa begitu?" tanya Jeno.

"Lihat video ini! Ini adalah salah satu penampakan Manusia Duyung!" antusiasnya.

"Yaampun, aku kira ada hal penting. Ternyata hanya tentang Manusia Duyung" Jaemin tak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini.

"TENTU SAJA INI PENTING, NANAAA!"
"Apanya yang penting?" tanya Jisung

"Uangnya yang penting!"

"Hey, perjanjiannya kan kalau salah satu dari kami bertemu Manusia Duyung, bukan mempercayai Manusia Duyung" oceh Jeno

"Iya kan siapa tau kalian percaya, lalu kalian mencari tahu dan selanjutnya bertemu dengan mereka.. Hehehe"

"Aish, jinjja"

_____

"Ohiya, katanya Manusia Duyung itu bisa membunuh?" tanya Jaemin sambil menyapu.

"Hu'um! Mereka akan bernyanyi untuk memikat mangsanya. Tapi, yang terpikat hanyalah manusia yang jahat dan tamak.. Kalau manusia baik sih tidak akan terpikat" jelas Heachan.

"Tampang mereka pasti menyeramkan" celetuk Jeno dengan penghapus white board di genggamannya.

"Tidak kok! Mereka cantik tau!"

"Bagaimana kau bisa tau?"

"MEREKA ITU S-" Hechan menggantungkan kalimatnya, salah ucap.
"S-sungguh-sungguh cantik jika kau baca di dalam komik!"

"Mereka suka muncul di pesisir pantai ketika sunyi dan matahari mulai tenggelam" tambahnya.

"jisung! Ayo latihan" tiba-tiba seorang pemuda masuk ke kelas yang hanya tinggal berisi empat orang yang sedang piket itu.

"Oke, Mark hyung. Aku menyusul"

"Baiklah, aku tunggu di lapang. Haechan, kau pulang duluan saja ya. Jangan menungguku" titah pemuda bernama Mark yang juga merupakan ketua club voli itu.

"Heeeeeee.. Waeeeee???" Haechan merengek.

"Hari ini club voli akan latihan sampai jam 5 sore, dan jika kau menunggu, ibumu akan marah padaku"

"Hueee.. Yasudah kalau begitu" pasrah Haechan dengan drama dramanya.

_____

"Mereka suka muncul di pesisir pantai ketika sunyi dan matahari mulai tenggelam"

Di sepanjang jalan menyusuri pantai, Jisung memikirkan perkataan Haechan di kelas.

"Mana mungkin ada hal seperti itu di dunia ini kan?" gumamnya pelan.

"Pemandangannya indah sekali" Pemuda itu berhenti sejenak untuk menikmati cipataan Tuhan yang indah itu.

Kaki jenjangnya mulai melangkah ke arah bibir pantai.

"Benar-benar tidak ada kan? Haha, sudah kubilang Manusia Duyung itu hanya mitos" Dirinya bermonolog ria.

Jisung terus melirik kesana kemari guna memastikan bahwa tidak ada hal aneh yang terjadi.

Tidak terasa, sudah sekitar setengah jam ia berdiri memantau.

"Kan, apa aku bilang! Tidak ada, tau!"

"Huft.. Uangku aman..

Tapi..

AH SIALAN! WAKTUKU TERBUANG SIA-SIA HANYA UNTUK HAL KEKANAKAN INI!
HAECHAN SIAL-"

"oraesdongan naneun ulgo isseoyo
geudae maeumi boiji anhaseo
geudae ape naega yeogi seoissneunde
wae geudaeneun nal boji anhnayo"

Jisung terdiam

Ia berusaha mencerna apa yang terjadi.

"nae moksori deullini
itorok jeolsilhan nae maeum moreuni
neul gaseum apa maeil ireohge
nae mame dama dugo
ireohge salgo isseo kkeutnae"

Pemuda itu berbalik menghadap ke pantai.
Netranya ia edarkan kesana kemari berharap menemukan sosok manusia

Manusia biasa.

Tak lama, netra mungil kecoklatan miliknya mengangkap pemandangan yang membuat jantungnya menenang.

Ia melihat sosok pemuda bersurai ungu telanjang dada sedang bernyanyi memunggunginya.

Ia terus memandang pemuda itu sambil mendengarkan suara lembut yang belum pernah ia dengar sebelumnya.

"Nan amu maldo moshago sara
michin deut bulleodo daedabi eopsneun neo
ireohge meolliseo jigeumdo yeogiseo sara"

Merasa sedang diperhatikan, pemuda itu berbalik dan menampakkan wajahnya.

Hidung bangir dengan kulit putih murni.
Rahang yang terbentuk dengan lembut serta pernak-pernik seperti mutiara tertata indah di tubuhnya serta surai ungunya.

Byuurr

Sosok lelaki cantik itu tiba-tiba menceburkan dirinya kedalam air.

"Tidak mungkin.."

"Ia.. Manusia Duyung"

Seolah masih tak percaya dengan apa yang ia lihat, Jisung terduduk di atas pasir dan di bawah langit malam.

Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul setengah delapan malam.
Jisung beranjak dari duduknya dan berjalan lunglai menuju rumahnya.

_____

"WAHAHAHA!!! JISUNGIE, SEKARANG KAU PERCAYA PADAKU?! BAHKAN KAU BERTEMU DENGAN MANUSIA DUYUNG! TRAKTIR AKUUU"

"Haechan, kau berisik sekali.. Aku masih shock"

Sesampainya di rumah, Jisung menelepon Haechan dan menceritakan semua yang ia lihat di pantai.

"Yasudah, istirahat sana! Jangan lupa, besok traktir aku ya! Byeee"
Lalu Haechan menutup teleponnya.

"Ah, sepertinya aku stress"

Jisung benar-benar pusing sekarang.
Sesuatu hal yang ia anggap tidak logis hadir didepan matanya.

Dengan ekor putih yang terlihat sangat indah.

"Aku jadi penasaran.. "



_____

Thankyou for your vote and comment!

My Mythological Love [SungLe] HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang