31 - I Hate You but, I Love You

3 3 0
                                    

🌕───────────────────────🌕
፝֯֟ ⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟፝֯֟⏝፝֯֟

TUGAS : KRISAR
NAMA : Ningsih
JUDUL : I Hate You but, I Love You
AKUN WP : kafiyu
TEMA : KAKAK LAKNAT

────────S T A R T────────

"Buruan ambilin!"

"Dibilang gak mau ya gak mau!"

Brak!

Aku terperanjat ketika Kak Sandi melempar bola basket ke arahku. Namun, tidak sampai mengenaiku yang duduk di hadapannya, lebih tepatnya di sofa. Bola itu mengenai almari berisi piala-piala milikku dan miliknya yang terletak di belakang sofa.

Ya, aku dan Kak Sandi duduk di sofa. Aku masih sibuk memainkan ponsel, sedangkan Kak Sandi tengah bersantai sehabis latihan basket. Laki-laki itu masih mengenakan kaos hitam bertuliskan "Basketball" dan celana training hitam seatas lutut. Dari tadi dia menyuruhku untuk mengambilkan air putih tapi, aku tidak mau. Sehingga dia marah.

Selalu begitu, marah-marah jika kemauannya tidak dikabulkan.

"Ambilin gak!" sentaknya, matanya melotot, rahangnya mengeras, tak lupa dengan tangan yang siap akan melemparkan tas selempang ala-ala tukang parkir miliknya.

"Bisa ambil sendiri 'kan?" tanyaku yang membuatnya tambah emosi. "Percuma ganteng, hobinya nyuruh-nyuruh orang!"

Brak!

"Sisil!" Dia berdiri, melangkah mendekatiku.

"Arghhh ... iya-iya!" Lantas, aku berdiri dan mengayunkan kaki menuju dapur. Aku akui, Kak Sandi sangat menakutkan jika marah, apalagi jika sampai memukul.

Pernah, dulu dia bertengkar dengan temannya hanya karena masalah sepele. Katanya sih, pacar Kak Sandi selingkuh dengan sahabatnya sendiri, membuat Kak Sandi marah besar. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, tangan kekar Kak Sandi tidak henti-hentinya memukul sahabatnya. Lalu apa yang aku lakukan? Aku langsung menghampiri Kak Sandi, memeluknya agar emosinya redam.

Aku menyayanginya, begitupun dengan Kak Sandi. Kami saling menyayangi tapi, kami sering bertengkar. Jujur, aku tidak suka dengan sifat Kak Sandi yang suka marah-marah hanya karena aku tidak mau disuruh. Laknat memang!

Sesampainya di dapur, aku langsung mengambilkan air putih untuk Kak Sandi. Kembali ke ruang TV dan memberikannya ke Kak Sandi.

"Ini," ucapku, menyodorkan gelas berisi air putih.

" Thanks." Kak Sandi meraih gelas dari tanganku. Dia langsung meneguk air putih sampai habis tak tersisa.

"Buset, lo kehausan atau habis kerasukan, Kak?" tanyaku sambil mendaratkan bokong di sofa.

"Gue lupa gak bawa minum tadi. Ditambah ada sparing sama anak sebelah." Aku tertawa keras mendengarnya. "Malah ketawa." Dia menatapku.

"Mau apa lo? Mau marah?!" sentakku, juga ikut menatapnya.

"Pede!" ucapnya sambil berdiri, tangan kanannya menjinjing tas. Dia hendak ke kamar.

"Nanti malam, bantuin gue buat PR ya?"

"Hm. Di kamar gue, kalau jam delapan belum masuk kamar, gue kunci!" ancamnya sebagai peraturan.

"Iya!" jawabku. Kemudian dia mengambil bola basket tadi dan masuk ke dalam kamarnya.

Krisar Member KFSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang