11 - Kitsune dan Manusia

16 6 0
                                    

🌕───────────────────────🌕
፝֯֟ ⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟፝֯֟⏝፝֯֟

Nama: Dian
Judul: Kitsune dan manusia
Tema: Mahkluk Mitologi
AKUN WP: tiramyzucoffee

✨────────S T A R T────────✨

Dewa memantulkan bola berwarna oren itu dengan gerakan cepat, lalu tangannya membawa benda berbentuk bulat itu tinggi-tinggi sejurus kemudian melemparnya dan tepat sasaran. Laki-laki berambut hitam legam itu mengulang kegiatannya di lapangan basket indoor sampai senja nampak sudah menghampirinya.

Dewa meneguk minuman isotoniknya hingga tersisa setengah, mengelap keringat di sekitar leher dan pelipisnya sembari berjalan keluar dari ruangan besar itu.

Di tengah perjalanannya menuju parkiran, Dewa menghentikan langkahnya tatkala indera pendengarannya menangkap seseorang memanggilnya. Dia bergeming, terlalu malas untuk membalikkan tubuhnya yang terasa lelah.

“Tumben, lo jam segini masih di kampus, Kak?” Thea menyahut saat perempuan itu sudah berdiri di samping Dewa. Ya, yang memanggil laki-laki itu adalah perempuan yang menjelma menjadi adik kandung Dewa.

Dewa  melirik adiknya, dia melanjutkan kembali langkahnya tanpa mengindahkan pertanyaan Thea. “Lo sendiri, udah sore masih di sini? Abis ngapain?”

Thea menggaruk tengkuknya mendapat pertanyaan yang terkesan mengintimidasi. “Eh, itu ... abis download drakor di perpus. Sekalian pinjem buku mitologi.”

Keduanya berhenti melangkah saat sudah sampai di parkiran. “Ck, mitologi lagi? Lo tuh jurusan akuntansi, bukan sastra budaya! Ngapain baca-baca buku itu, nggak ada gunanya!” Dewa mendengus jengah.

“Ya terserah gue dong! Mau baca buku apa,” kesal Thea dengan bola matanya yang memutar malas. “Hobi-hobi gue, kok jadi lo yang sewot. Lagipula gue juga nggak baca semua mahluk mitologi, gue cuman lagi suka baca Kitsune sama Gumiho aja.”

Dewa memakai helmnya tanpa memperdulikan perkataan sang adik. “Terserah lo! Bosen gue denger bacotan lo tentang rubah berekor sembilan itu terus,” katanya sembari menghidupkan mesin motornya. “Gue duluan. Dan lo juga cepet balik, jangan gentayangan lagi!”

Dewa berlalu begitu saja tanpa memperdulikan Thea yang menatap laki-laki itu dengan mata mendelik. “Dipikir gue setan apa!”

...

Dewa melajukan motornya ke pantai yang terletak di sudut kota kelahirannya. Laki-laki itu melepas helm lalu turun saat sudah memarkirkan kendaraan besinya. Dewa melangkah kakinya menuju bibir pantai, di sini tidak ada siapa-siapa selain dirinya. Karena, tempat ini memang jarang diketahui oleh orang-orang.

Dewa duduk dengan tangan yang menumpu badannya, netranya menatap lurus ke depan di mana matahari sudah tenggelam sempurna. Laki-laki itu mengehembuskan napasnya panjang.

Dewa memejamkan matanya menikmati terpaan angin yang menyentuh kulit wajahnya. Tapi tak lama, dia membuka matanya saat bahunya tiba-tiba ditepuk dengan cukup keras.

“Hai, kamu sedang apa di sini?”

Pertanyaan dari mulut seseorang, membuat Dewa menolehkan wajahnya ke samping. Dia sedikit terkejut saat mendapati wajah perempuan yang tengah menatapnya dengan tersenyum manis.

Krisar Member KFSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang