124. Lukisan Antik

0 0 0
                                    

𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜

TUGAS : Krisar
NAMA : Nissa
JUDUL : Lukisan Antik
AKUN WP : Ankia_Z17

𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜

╔═════🎼•ೋ° °ೋ•🎼═════╗

Mataku berkedip-kedip, berusaha mengusir kantuk yang masih melekat di kedua belah mataku. Kalau saja urin tidak mendesak untuk keluar, aku tidak akan terpaksa membangunkan diri . Hawa dingin langsung menyergap begitu aku rela bangkit dan melepas selimut yang merengkuh tubuhku.  Sebenarnya, aku tidak mau keluar kamar apalagi untuk ke kamar mandi. Ditambah lagi, saat ini sunyi senyap, tidak ada suara yang biasa kudengar dari ruangan lain ataupun dari bapak-bapak yang sering mengopi di warung depan rumah.

Aku tidak tahan. Semakin kuat aku menahannya, urin nakal ini memberi perlawanan yang sama kuatnya. Akan tetapi, kali ini urin kalah dengan rasa takutku.

Berhadapan denganku, Jam dinding analog yang menunjukan pukul tiga pagi. Jarumnya tidak berhenti berdetak, setiap detik berpindah tempat, dan setiap detik semakin mengganggu pikiranku. Jam tiga pagi, itu jam keramat. Kata orang, makhluk halus, lelembut, setan, atau apalah sebutannya, akan aktif berkeliaran di sekitar kita. Itu sering kudengar dari bermacam-macam cerita youtube, yang mengatakan bahwa di jam tiga pagi seperti saat ini aku terbangun, para narasumber cerita sering mengalami gangguan.

Ah, aku tidak tahan! Persetan dengan setan, lelembut, atau apalah itu namanya. Selimut kulempar sembarangan, sementara aku berlari cepat ke kamar mandi yang terletak di area dapur untuk segera membuang urin mengesalkan ini. Usai membuang urin, lega sekali rasanya. Tubuhku sekarang terasa ringan. Andai saja tidak ada gravitasi di bumi, pasti aku melayang bebas tanpa bisa dikontrol. Nah, dengan begini, aku bisa tidur nyenyak lagi.

Selepas keluar kamar mandi, aku terpaku. Gelap. Aku tidak menyadari bahwa tidak ada lampu yang menyala selain lampu kamar mandi. Seingatku, lampu di mana oun di rumahku ini sengaja tidak kumatikan. Biar aman dan tidak ada drama hantu muncul, pikirku, mengingat diriku ini penakut.

Ingatanku tentang jam yang menunjukan pukul tiga, menarik kembali rasa takutku. sekali lagi aku menelan ludahku. aku baru ingat, jika seluruh keluargaku salain aku, sedang berada di luar kota. Dengan kata lain, aku sendirian di rumah. Apa mungkin aku hanya sendirian? Mengingat perkataan paranormal yang sering kulihat di youtube, aku kurang yakin.

Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, mengedarkan pandangan ke segala arah, memastikan jika barangkali di dekatku tiba-tiba muncul sesosok terbungkus kain putih yang meloncat ria, atau sosok berjubah putih dengan rambut panjangnya menutupi wajahnya tengah duduk manis di atas lemari penyimpan gerabah. Bukankah itu seram?

Syukurlah, tidak ada. Udara mengandung karbondioksida berhembus keluar melalui hidung, lega. Namun, tetap saja aku masih merasa was-was. Memang tidak ada seorang pun selain diriku atau sosok yang bukan manusia, tetapi sebuah lukisan antik di samping lemari penyimpanan gwrabah selalu berhasil meningkatkan kadar ketakutanku setiap melihatnya. Aih, saat begini harusnya aku pura-pura tidak tahu kalau benda itu.

Lampu kamar mandi mendadak mati. Astaga, bisa-bisanya lampu malah mati sekarang. Tidak ada lagi penerangan. Semuanya menjadi lebih gelap dibanding sebelumnya. Buluk kuduk merinding. Hawa horor begitu cepat merambat ke seluruh tubuh. Aku harus cepat kembali ke kamar. Sebisa mungkin, aku tidak melihat benda itu.

Pandanganku lurus ke depan, sesekali mataku memicing, berusaha mencari pintu dapue ini. Aneh. Aku sama sekali tidak bisa menemukan pintu keluarnya. Terlalu gelap. Aku memutuskan untuk melangkah pelan dan tanganku terjulur ke depan, meraba-raba sesuatu yang ada di dekatku.

Krisar Member KFSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang