133. April butuh pelukan, bukan kekerasan.

5 1 0
                                    

𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜

TUGAS: Krisar
NAMA: yaya dytami
JUDUL: April butuh pelukan, bukan kekerasan.
AKUN WP : ayaa14al

𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜

╔═════🎼•ೋ° °ೋ•🎼═════╗

Isi cerpen:

Hujan turun dengan deras, membawa angin kencang menerpa tubuh seorang remaja perempuan yang kini tengah duduk sendirian. Di tengah lamunannya datanglah seorang Pria dewasa bersama anaknya, bisa dilihat pria tersebut melindungi anaknya dari derasnya hujan.

"Ayah impian semua orang" batin perempuan tadi berkata, ia tersenyum menatap ke arah ayah dan anak ini. Sungguh membuat hati merasa tenang saat melihat mereka.

Waktu terus berlalu dan sekarang hujan sudah berhenti. Remaja tadi langsung saja beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan pulang. Ia berjalan dengan tergesa-gesa, di karenakan hari sudah mulai malam. Ia takut di marahi oleh kedua orangtuanya atau bahkan lebih dari itu.

Tidak butuh waktu lama, ia sudah sampai di depan pintu rumahnya. Hatinya berdegup sangat kencang, sekujur tubuhnya berkeringat dingin, dan wajahnya cukup pucat. Selintas ingatan tentang kejadian masalalu kembali terulang, dengan cepat ia menepas pikiran dan memberanikan  diri untuk masuk kedalam rumah.

Ia berjalan masuk secara perlahan, hingga akhirnya langkah kaki itu terhenti karena mendapatkan teriakan dari seseorang yang sangat ia takuti.

"VELISYA APRILLIA, DARIMANA SAJA KAMU" teriak seorang pria berwajah sangar, tak lupa dengan badannya yang kekar.

Remaja tadi merasakan bahwa tubuhnya kini menengang, mendengar namanya yang di panggil begitu keras membuat ia merasa sangat takut.

"Maaf yah, April tadi kehujanan. Jadi, April memutuskan untuk berteduh sebentar" ucap April, iya itu adalah namanya. Velisya Aprillia dan April adalah nama panggilannya.

"Banyak alasan kamu." ucap Ayah April dengan penuh penekanan. Tak lupa dengan tangganya yang menggepal keras menampakan urat uratnya.

"Tapi yah, apa yang April bilang itu benar, bukan cuman alasan. Tadikan April udah minta jemput ayah, cuman  ayah gabisa jadi April terpaksa jalan kaki dan berakhir kehujanan" tutur April dengan nada yang pelan, tak lupa kepalanya yang menunduk, ia tidak berani menatap wajah ayahnya.

"Ohhh, jadi kamu nyalahin saya? Iya?!" tanya sang ayah dengan raut wajah yang kelihatan sangat amat marah.

"Bukan begitu yah, mak-"

"PLAKK" ucapan April seketika berhenti saat merasakan sebuah tangan menampar keras pipinya, sudah ia duga akhirnya akan seperti ini, bekas tamparan tersebut terasa sangat panas dan perih.

"DIAM KAMU, DASAR ANAK TIDAK TAU DI UNTUNG!. BISA BISANYA KAMU MENYALAHKAN SAYA"

DEGG...

Ucapan ayah April berhasil menembus masuk ke hati April dan kini meretakkan hati mungil miliknya, sektika air mata April mulai berjatuhan ia tak mampu merasakan rasa sakit dari tampranan dan perkataan yang papanya berikan.

Ayah April benar benar di kuasai oleh amarahnya, ia ingin memukul April sekali lagi. Namun sebuah tangan menahannya, saat ia menoleh bisa di lihat wajah tenang seorang perempuan yang sudah berusia yang tak bukan adalah ibu April.

"Sudah mas, jangan buang buang tenaga kamu hanya demi anak seperti dia. Ayo kita pergi tidur saja dan biarkan dia sendiri" ucap Ibu April dengan tenaga sambil menatap ke arah April yang kini tengah menangis. April awalnya berpikiran bahwa ibunya akan menasehati ayahnya dan membela dirinya. Akan tetapi April salah, sama seperti biasa ibunya akan memilih diam jika melihat April di beri kekerasan.

Krisar Member KFSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang