116. Lukisanku yang Hancur

8 1 0
                                    

𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜

TUGAS : Krisar
NAMA : Aishamaria HR
JUDUL : Lukisanku yang hancur
AKUN WP : hjrvaaa___

𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜

╔═════🎼•ೋ° °ೋ•🎼═════╗

Senja sedang berjalan-jalan bersama orang tuanya kesuatu pameran lukisan. Dia nampak riang menatap setiap lukisan yang terpampang jelas di dinding ruangan, hingga sebuah lukisan membuat gadis kecil berusia 4 tahun itu tertarik dan menghampirinya.

Kedua orang tua Senja menatap kearah putrinya yang nampak antusias menghampiri lukisan dipojok sana, lantas dengan cepat mengikutinya.

"Mah, pah, coba lihat lukisan ini sangat abstrak sekali." tunjuk Senja.

Dian mensejajarkan tumbuhnya dengan putrinya, "Lukisan abstrak seperti ini punya harga jual yang tinggi nak, karena perpaduan warna serta coretan yang tidak beraturan mampu membuat daya tarik sendiri." jelasnya.

"Begitu, kalau gitu Senja mau beli lukisan seperti ini boleh?" pintanya pada kedua orang tuanya.

Deon mengusap puncak kepala putrinya, "Boleh,  nanti didepan kita beli. Sekarang mending kita keliling lagi melihat lukisan yang lain," ajaknya.

Kelurga kecil itu kembali melanjutkan jalan-jalan mereka mengelilingi tempat pameran. Senja tak henti-hentinya bertanya mengenai apa yang dia lihat dan dengan penuh kesabaran Dian maupun Deon menjawab pertanyaan putrinya, yang masih dalam tahap bertumbuh dan cenderung kritis dalam berpikir.

•••
Setelah dari pameran kemarin, Senja dibelikan oleh papahnya lukisan serta alat untuk melukis lengkap dengan kanvas juga perlengkapannya.

Tentu gadis kecil itu sangat senang ketika dibelikan apa yang dia minta oleh sang ayah dan dengan riang mencoret-coret kanvas dengan kuas juga cat.

Hingga dia tidak sadar bahwa mamahnya tengah tergesa-gesa ingin pergi, "Senja, ayo ikut mamah pergi." ajaknya.

"Tapi Senja lagi ngelukis mah," katanya yang masih belum puas bermain cat.

"Nanti dilanjutkan, sekarang kamu ikut mamah." ucap Dian merapikan alat-alat melukis anaknya.

Gadis kecil itu akhirnya pasrah dan mengikuti kemana ibunya pergi.

'20 menit kemudian...'
Mereka berdua sampai dirumah sebuah rumah kontrakan yang nampak asing dimata Senja.

"Mah, ngapain kita disini?" tanya Senja bingung.

"Senja tunggu disini, jangan kemana-mana ya. Mamah mau kesana bentar," ucap Dian menyuruh anaknya agar diam saja diatas motor.

Senja mengangguk paham dan menatap kepergiaan mamahnya. Dia melihat mamahnya mengetuk rumah kontrakan itu, hingga keluarlah wanita dengan pakaian piama pendek.

"Maaf cari siapa ya?" tanya wanita itu sopan.

"Saya cari pak Deon, ada bu?" tanya Dian balik.

"Ada, bentar. Saya panggilkan mas Deon-nya," wanita itu masuk kedalam memanggil orang yang Dian maksud.

Senja yang mendengar nama papahnya disebut, lantas bingung. Buat apa papahnya disini? Bukannya dia bisa pulang kerumah dan berkumpul bersama mamahnya.

Tak lama keluarlah pria yang tadi Dian sebut namanya dan benar saja, pria itu adalah Deon suaminya sendiri. Deon nampak terkejut melihat kehadiran istrinya.

Krisar Member KFSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang