01

48 8 3
                                    

Hari senin pagi, Kaizar dikejutkan dengan suara ponsel yang berbunyi nyaring. Dengan mata setengah terbuka Kaizar melihat siapa yang berani mengganggu tidur nyenyaknya. Ah ternyata Hasybi temannya, dengan kesal Kaizar mengangkat teleponnya.

"Anjing ganggu banget lo"

"Heh kok ngegas, gue udah baik ya bangunin lo. Hari senin bro upacara, buruan mandi ntar kita telat"

"Ck masih ngantuk gue"

"Buruan Kaizaaaar"

"Iya iya emang ini jam berapa sih?"

"Udah jam setengah tujuh Kai, lo kalo ngomong lagi gue tinggal ya"

"Iya babi gue mandi dulu"

"WOY NAMA GUE HASYBI BUKAN BA--"

Ucapan Hasybi terpotong karena Kaizar sudah lebih dulu menutup sambungan teleponnya. Dengan malas Kaizar melangkah menuju kamar mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah.

✨✨✨

Langkah Kaizar terhenti di anak tangga terakhir, netranya melihat ke arah meja makan. Ah rupanya mereka sudah selesai sarapan tanpa menunggu Kaizar. Memang Kaizar yang salah karena ia bangun terlambat, tetapi mengapa tidak ada yang membangunkannya?

Pakai alarm kan bisa?

Ya memang bisa, tapi sekali saja Kaizar ingin merasakan rasanya dibangunkan oleh mama. Apa tidak boleh?

"Udah selesai sarapannya?" tanya Kaizar setelah ia sampai di meja makan.

"Yang kamu liat gimana?" jawab mamanya.

"Makanya lo jangan telat, jadi ga ikut sarapan kan" kali ini kakaknya Kalingga yang bicara.

Kaizar tersenyum seraya menghela nafas "ya udah gak apa-apa biar Kai sarapan sendiri aja" tangannya terulur untuk menarik kursi lalu ia duduk.

"Bang Lingga ayo berangkat ntar adek telat" Kalya adik perempuannya itu menarik tangan Lingga, mengajaknya agar cepat berangkat.

"Lho dek tunggu gue sarapan bentar, biar lo bareng gue aja"

"Gak mau! Kalo nunggu lo bisa bisa gue telat terus dihukum. Lagian biasanya juga gue bareng bang Lingga"

By the way, papa sudah berangkat kerja dari tadi.

"Ah iya sorry dek gue cuma nawarin buat bareng aja" ini bukan kali pertama Kaizar mengajak adiknya untuk berangkat sekolah bersama. Walaupun mereka beda sekolah tapi satu arah.

Kaizar hanya ingin merasakan bagaimana rasanya dekat dengan adiknya, karena ia sangat jarang mengobrol dengan Kalya.

"Udah udah abang sama adek cepetan berangkat, kamu makan aja gak usah banyak omong. Kalo udah selesai piringnya kamu cuci sendiri" ucap mama menengahi.

Tidak menjawab, Kaizar memilih melanjutkan sarapannya yang tertunda. Baru saja tangannya akan menyuap nasi goreng, di luar, teman-temannya sudah datang untuk berangkat sekolah bersama.

"KAIZAR AYO SEKOLAH!"

"Duh baru juga gue mau nyuap, suara Dean kek toa anjir" kesal Kaizar.

"Tuh temen-temen kamu udah datang, sana berangkat sekolah! Jangan bikin mereka nunggu" tangannya mengambil piring berisi nasi goreng yang masih penuh.

"Tapi ma, Kai kan belum sarapan"

"Salah kamu sendiri, makanya bangun lebih pagi. Udah sana  kasian mereka kelamaan nunggu kamu"

Dengan berat hati Kaizar harus melewati sarapannya. Sejujurnya saat ini Kaizar merasa sangat lapar, karena semalam Kai tidak ikut makan malam. Papanya membeli makanan hanya empat porsi katanya sih kelupaan.

Gak tau deh?

"Lama banget Kai" ujar Dean yang sejak tadi memanggil manggil Kaizar.

"Sorry, bentar gue keluarin motor dulu"

Sebelum berangkat sekolah teman-temannya memang selalu mampir ke rumah Kaizar. Karena rumah Kaizar lebih dekat dengan gerbang komplek, setelah itu mereka akan berangkat ke sekolah bersama.

✨✨✨

Upacara selesai, para siswa membubarkan diri menuju kelasnya masing-masing. Termasuk Kaizar dan teman-temannya. Tadi mereka hampir saja terlambat, gerbang sudah ditutup. Tapi untungnya Dean bisa membujuk Pak Eko -satpam sekolah- agar mau membukakan gerbangnya.

"Lo pada duluan aja ke kelas, gue mau ke kantin dulu" ucap Kaizar pada teman-temannya.

"Kebiasaan lo, jangan lama lama pelajaran pertama matematika" kata Hasybi mengingatkan.

"Eh gue nitip dong Kai" kata Dean.

"Nitip apaan?"

"Pop ice mangga ya Kai, haus nih gue abis upacara"

Tangannya melayang ke arah kepala Dean dan

Takkkkkk

"KOK MALAH JITAK GUE SIH ANJIR"

"Ya lo kira-kira dong kalo nitip, pop ice susah bawanya kalo ketauan gue yang kena marah"

"Lagian lo mau ngapain ke kantin Kai?" tanya Kavin yang sedari tadi hanya diam.

"Beli roti, laper gue belum sarapan"

"Kok belum sarapan si anjing, gak dapet jat--"

"Tadi gue bangun telat jadi ga sempet sarapan. Udah sana lo semua ke kelas nanti gue nyusul" Kaizar tau apa yang akan diucapkan Kavin, itulah mengapa ia memotong ucapannya. Bagaimana pun Kaizar tak ingin teman-temannya tau tentang keadaannya.

Setelah itu kakinya melangkah menuju kantin, sementara ketiga temannya menuju kelas masing-masing.

✨✨✨








niaa♡
tbc

Kaizar || Park Jeongwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang