05

28 4 0
                                    

Matahari yang menyorot ke dalam kamar membuat anak tengah Danadyaksa itu terbangun dari tidur nyenyaknya pada pukul sembilan pagi ini. Padahal semalam ia sudah berencana akan bangun siang karena sekolah diliburkan, guru-guru sedang mengadakan rapat.

Kaizar bangkit, tangannya mengucek mata beberapa kali tanda ia masih mengantuk. Kemudian ia berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh wajah dan menggosok giginya. Mandinya nanti saja karena ia merasa lapar.

Ketika keluar kamar ia tidak melihat siapa pun. Langkahnya menuju dapur tetapi ia tidak melihat makanan di meja makan.

Terlalu malas untuk membuat sarapan sendiri, ia memutuskan pergi ke rumah tante Arumi -adik dari mamanya- yang berjarak tiga rumah dari tempat tinggalnya.

"Widih lagi mode rajin ya bang?" dilihatnya seorang laki laki sedang mencuci mobil di pekarangan rumah.

"Kai! Ngagetin aja lo, orang mah dateng ya salam dulu kek" tegur orang itu.

"Hehe iya sorry. Assalamualaikum bang Arkan"

"Waalaikumsalam. Tumben kesini, ga sekolah Kai?" Tanya Arkan.

"Numpang sarapan bang hehe ga ada siapa siapa di rumah gue laper. Btw sekolah gue libur"

"Dih kesini kalau numpang makan doang! Biasanya lo ke rumah Kavin" kata Arkan bercanda.

"Yaelah bang lu kan sepupu gue juga, lagian kalau ke rumah Kavin jauh gue udah laper banget" Kaizar merajuk seraya memegang perutnya.

"Gue kira sepupu lo cuma Kavin, soalnya lo jarang kesini sih padahal deket" Arkan tak menghiraukan Kaizar yang merajuk dan pura-pura marah.

Kaizar mendekat ke arah sepupunya lalu memeluknya tidak peduli Arkan basah dan tangannya penuh busa "Ih ih ih ini lo ceritanya cemburu ya? Aduh bang Arkan jangan cemburu gitu dong, lo kan abang kesayangan gue"

"ANJIR GUE GAK CEMBURU YA!! GAK USAH PELUK PEL---"

"Assalam---- ASTAGFIRULLAH KAK ARKAN LAGI NGAPAIN?" ucapan Arkan terpotong oleh seorang gadis yang tiba-tiba datang.

Matanya membola lebar, Arkan terkejut lalu melepaskan pelukan sepupunya "Sha... eh i-ini gak kaya yang lo pikirin kok----"

"--- Hm ada apa Sha kesini?" tangannya menggaruk tengkuk tak gatal, Arkan merasa kikuk.

"Hahaha kak Arkan kenapa sih? Santai aja kali, gue gak mikir macem macem kok---"

"--- gue mau ketemu tante ngasihin ini" gadis itu menunjukkan berkas yang ada ditangannya.

"Laporan penjualan?" tanya Arkan.

"Yaps, tante minta diprint makanya gue anterin kesini"

"Oh gitu, lagi libur? Kok gak ke butik?"

"Gue shift siang kak, udah ah gue ke dalem dulu sana lanjutin pelukannya" ucapnya meledek.

Merasa kesal, Arkan menyipratkan air ke arah gadis itu "KAK ARKAN! Gue tau gue belum mandi tapi jangan disiram juga, kalau kena berkas lo yang tanggung jawab!"

"Dih ngaku lo belum mandi" tawa Arkan meledak.

"Yaelah gue gak ngaku pun keliatan, gue gembel kayak gini berarti belum mandi, udah ah bye!"

"Gembel dari mana dah, cantik gitu" gumam Kaizar yang sedari tadi hanya diam menyaksikan kakak sepupunya mengobrol dengan seorang gadis.

"Apa? Apa? Siapa yang cantik?" sial ternyata Arkan mendengar.

"H-hah i-itu emak gue cantik" jawab Kaizar seraya melengos masuk ke dalam rumah tante Arumi, ia kepalang malu.

Arkan yang mendengar jawaban adik sepupunya itu hanya tertawa lalu melanjutkan kegiatan mencuci mobilnya.

Kaizar || Park Jeongwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang