06

34 4 0
                                    

Kaizar tidak tahu apa yang terjadi padanya. Mengapa tiba-tiba ia memanggil Devan dan ingin menggantikan Devan untuk menjemput seorang gadis yang bahkan belum ia kenal. Jangankan kenal, Kaizar saja baru melihatnya tadi pagi. Ia juga baru mengetahui namanya belum ada satu jam.

Apa benar dirinya menyukai Quinnsha?

Tidak, tidak mungkin. Kaizar menyangkalnya. Ia hanya penasaran, bagaimana bisa ada gadis cantik di kompleknya dan ia tidak tahu?

Kaizar itu cukup banyak mengenal warga di kompleknya. Dari mulai anak kecil sampai orang dewasa.

Motor yang dikendarai Kaizar sudah hampir sampai di butik milik tantenya. Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang dan ia merasa gugup.

"Kenapa gue jadi deg degan sih?" monolog Kaizar dibalik helmnya.

Kepalanya menggeleng cepat. Kaizar tidak mungkin menyukai Quinnsha. Ia hanya berpikir takut nantinya Quinnsha merasa tidak nyaman karena yang menjemputnya bukan Devan. Kaizar juga mulai berpikir alasan apa jika nanti Quinnsha bertanya kemana Devandra.

Ah sudahlah itu akan dipikirkan nanti. Matanya menangkap sosok gadis yang sedang berdiri sendirian di depan butik yang sudah gelap dan sepi.

"Quinnsha? E-eh maksudnya kak Quinnsha?" tanya Kaizar sesaat motornya berhenti di depan gadis cantik itu.

"I-iya saya Quinnsha, tapi maaf mas saya gak pesen ojol ini lagi nunggu temen" jawabnya terlihat gugup.

Jiaakkhh dikira ojol

"E-eh gu---- "

"TUNGGU!" ucap Quinnsha agak keras, ia mundur beberapa langkah matanya menatap ke arah motor yang dipakai Kaizar kemudian memicing ke arah si pengendara.

"INI MOTOR TEMEN GUE! LO BEGAL YA? TEMEN GUE DIMANA? JANGAN MACEM MACEM KALAU GAK GUE BAKAL TELEPON POLISI" kata Quinnsha lantang yang sebenarnya ia ketakutan pasalnya ini sudah pukul setengah sebelas malam dan disini sepi sekali.

"E-eh b-bukan gue bukan begal---"

Tangannya membuka kaca helm agar wajahnya terlihat oleh gadis yang ada di depannya itu "--- gue Kaizar temennya Devan, sorry bikin lo takut"

Bahunya merosot, Quinnsha menghela nafas lega "Kok Devan gak bilang ke gue sih, maaf juga ya udah nuduh lo. Emang Devan kemana deh?"

"Hmm.. anu i-itu Devan tadi lagi boker, takutnya lo nunggu kelamaan jadi gue aja yang jemput" Kaizar merutuki kebodohannya, alasan macam apa itu. Ah ia benar-benar malu.

Gadis cantik itu hanya ber oh ria, setalahnya ia menerima uluran helm dari Kaizar lalu memakainya. Kemudian mereka berdua pergi dari sana.

"Kak, emang suka dijemput sama Devan ya?" tanya Kaizar membuka percakapan.

"HAH? GAK KEDENGERAN" jawab Quinnsha sedikit berteriak karena memang kencangnya angin yang berhembus membuat ia tidak bisa mendengar jelas apa yang Kaizar ucapkan.

"SUKA DIJEMPUT DEVAN?" Kaizar mengulang pertanyaannya.

"OH KADANG KADANG SIH KALAU DEVAN NAWARIN AJA, KALAU NGGAK GUE NAIK OJOL"

"KALAU NAIK OJOL EMANG GAK TAKUT? TADI GUE LIAT TEMPATNYA SEREM DEH KALAU MALEM"

"YA TAKUT, TAPI MAU GIMANA LAGI"

"LAIN KALI JANGAN MINTA JEMPUT DEVAN YA"

"LOH KENAPA? DEVAN UDAH PUNYA CEWE YA?" tanya Quinnsha bingung.

"BUKAN"

"TERUS?"

"Biar gue aja yang jemput lo"

"HAH APA? GAK KEDENGERAN IH LO MAH NGOMONGNYA PELAN PELAN"

Iya memang Kaizar sengaja memelankan suaranya ia takut jika Quinnsha mendengarnya gadis itu akan merasa tidak nyaman. Bukannya Kaizar cupu, hanya saja mereka baru kenal.

"EH RUMAH LO YANG MANA?" Kaizar sedikit menoleh ke belakang sementara Quinnsha baru menyadari kalau mereka sudah berada di komplek.

"Eh itu, nomor 23" tangannya menunjuk rumah bercat warna ungu pastel.

Kaizar menghentikan motornya tepat di depan rumah berwarna ungu tersebut. Quinnsha turun dari motor lalu melepas helmnya kemudian memberikannya pada Kaizar.

"Makasih ya udah repor repot jemput gue, lo hati hati pulangnya"

Kaizar terkekeh "Yaelah pake hati hati segala, rumah gue deket kok di blok A"

"Hah? Eh bentar gue baru inget lo yang tadi pagi pelukan sama kak Arkan, kan?"

Kaizar menggerutu dalam hati "kenapa harus yang lagi pelukan sih yang diingetnya"

"Hehe iya. Gue Kaizar sepupunya bang Arkan"

"Oh gue baru tau. Karena setau gue sepupunya kak Arkan tuh Kavin, Kak Lingga sama Kalya"

"Bang Lingga abang gue itu hehe"

Quinnsha memang baru mengetahui bahwa laki laki yang ada di depannya ini adik dari Kalingga, karena setaunya Kalingga hanya memiliki satu adik.

Setelah itu Quinnsha kembali berterima kasih pada Kaizar lalu ia masuk ke dalam rumahnya. Begitu juga dengan Kaizar, ia pergi dari sana menuju rumah Devan untuk mengembalikan motornya.

✨✨✨








niaa♡
tbc

Kaizar || Park Jeongwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang