Langit sore itu sangat indah, berwarna jingga tanda sang surya akan beristirahat lalu digantikan oleh sang purnama. Seorang gadis sedang berdiri sendirian menunggu jemputan yang akan membawanya pulang.
"Permisi, dengan kak Quinnsha?" Tanya seorang lelaki paruh baya.
"Iya saya pak," jawabnya.
Quinnsha, gadis itu segera memakai helmnya lalu menaiki motor.
Minggu ini Quinnsha mendapat giliran shift pagi, oleh karena itu ia pulang pada sore hari. Devandra bilang ia akan menjemputnya sepulang dari kampus, tapi Quinnsha menolak karena tidak ingin merepotkan temannya itu, ia lebih memilih pulang dengan ojek online.
"Lho pak, kok lewat sini? Rumah saya gak kesini pak," ucap Quinnsha panik pasalnya bapak ojol membawanya ke jalan asing yang tidak pernah ia lewati.
"Maaf neng, ada perbaikan jalan disana jadi harus muter. Gak apa-apa ya?"
"Oh gitu, saya kaget maaf ya pak," sang lawan bicara hanya mengangguk memaklumi.
Jalanan lumayan macet karena ini jam pulang kantor, netranya melihat ke sekeliling jalan yang dipenuhi kendaraan hingga ia menemukan seseorang yang sedang termenung di bangku taman.
Quinnsha mengenalinya.
"Pak, saya turun disini aja." Ucapnya.
"Lho neng, tapi ini masih jauh ke rumah nengnya."
"Gak apa-apa pak, saya mau mampir dulu."
"Oh iya atuh neng, sebentar bapak ke pinggirin dulu motornya."
Setelah motor berhenti, gadis itu segera turun dan memberikan sejumlah uang pada bapak ojol, "ini pak ongkosnya, ambil aja kembaliannya ya pak, makasih."
Di seberang sana seseorang itu berada hingga Quinnsha harus menyeberang terlebih dahulu untuk menghampirinya.
"Kaizar?" panggilnya setelah sampai di dekat bangku taman.
Kaizar, seseorang itu mengangkat kepalanya dan sedikit terkejut saat tau siapa yang memanggilnya.
"Lo ngapain disini? Mana sendirian, mau maghrib, di bawah pohon lagi," ucap Quinnsha.
"H-hah? Hmm anu itu kak lagi ngadem hehe," jawab Kaizar dengan cengiran yang menampilkan deretan giginya.
"Ngadem apaan deh jam segini? Yang ada lo kesurupan mau maghrib di bawah pohon gini."
"Eh, lo pulang kerja ya kak? Naik apa?" Tanya Kaizar mengalihkan pembicaraan.
"Iya nih pulang kerja, tadi naik ojol tapi motor bapaknya tiba-tiba mogok jadi gue mau ganti driver, terus gue liat lo disini jadi gue samperin dulu deh," jawabnya berbohong.
Kaizar hanya mengangguk.
"Hmm Zar, mau nemenin gue makan gak? Daripada disini serem udah sepi juga," ajak yang lebih tua.
Kaizar melihat ke sekeliling, benar sudah sepi langit juga semakin gelap tidak ada salahnya jika ia menemani Quinnsha, "Ayo deh kak, tapi gue nemenin doang ya, ga bawa duit."
"Yaelah gue traktir, Zar. Kan gue yang ngajak,"
"Duh jadi enak, yaudah ayo mau makan dimana?"
"Gak tahu nih, lo ada rekomendasi gak?"
"Mie ayam deket sekolah gue mau gak?"
"Emangnya masih ada jam segini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaizar || Park Jeongwoo
FanfictionTentang Kaizar Danadyaksa yang diperlakukan lain oleh kedua orang tuanya. Dibedakan seperti anak tiri, yang membuat ia bertanya-tanya apa alasan kedua orang tuanya seperti itu. Bahkan tak jarang Kaizar merasa putus asa dan berniat mengakhiri hidupny...