Saat ini adik kakak Danadyaksa sudah berada di rumah Kavin. Sang adik dengan telaten mengobati luka sang kakak, sementara yang lebih tua hanya diam sambil sesekali meringis.
Tadi saat mereka berdua tiba Kavin yang melihat sepupunya terluka segera mengambil kotak p3k, ia terlihat panik. Bagaimana pun Kalingga itu saudaranya.
"Bang kali ini masalahnya apa?" tanya Kaizar.
"Dia nantangin gue Kai, dia bilang gue cuma modal tampang tapi berantem gak bisa. Gue gak terima lah enak aja! Anak kemarin sore lagaknya so keras. Ya udah gue ajak dia one by one"
"Serius cuma karna itu doang? Bang harusnya lo gak usah tanggapin apa kata dia" Kaizar tak habis pikir, kakaknya ini memang kadang kekanakan. Masalah kecil saja dibuat besar.
Seperti sekarang hanya karena dikatai 'cuma modal tampang tapi gak bisa berantem' sudah sangat emosi. Padahal jika didiamkan saja nanti juga capek sendiri.
Sulung Danadyaksa menepis tangan sang adik yang sedang mengobatinya "Gak usah nasehatin gue deh lo! Gue tau apa yang harus gue lakuin"
"Gak gitu maksud gue bang. Terserah kalo lo mau berantem, tapi harusnya lo bisa kontrol emosi lo! Tadi lo kerterlaluan sampe dia sekarat gitu"
"Gue cuma mau buktiin kalo gue ga cuma modal tampang doang" kata Kalingga ngotot.
"Terus lawan lo tadi datang sendiri? Gak sama temen-temennya?" yang ditanya hanya mengangguk.
"Dan lo dateng sama geng lo? Katanya by one tapi lo bawa geng, lo licik bang"
"Gue licik apanya? Gue suruh mereka diem kok ga ikut nyerang"
Menghela nafas panjang "Tetep aja bang! Kalo semisal tadi lo yang kalah, lo bisa ditolong sama geng lo. Sedangkan dia? Tadi aja kalo gue sama bang Yoga telat datang dia udah lewat dan mungkin temen-temennya gak bakal tau dia mati disana"
Terdiam. Apa yang diucapkan Kaizar membuat ia diam. Benar, kalau semisal ia yang kalah ia masih bisa diselamatkan oleh temannya. Kalingga jadi merasa sedikit bersalah. Iya sedikit, karena Kalingga tetaplah Kalingga.
"Stop! Lo jangan salahin gue terus dong! Kalo dia ga nantangin, gue juga ga bakal berantem sama dia" ya Kalingga si keras kepala dan merasa paling benar.
"Oke oke terserah! Tapi lo mikir gak sih bang dengan lo kaya gini lo bakal kena masalah?"
Kalingga balik bertanya "Bukannya tiap gue berantem bakal kena masalah?"
"Tapi bukan lo doang yang kena masalah, adik lo juga bakal kena---"
Hening.
"--- maksud gue Kala"
Karena gue tau lo ga akan khawatir sama gue.
"Kenapa Kala?"
Aduh Kaizar ingin berkata 'GOBLOK BANGET LO'
"Pertama, dia adik lo dan lo selalu bawa dia kemana mana, bahkan kadang lo ajak kumpul sama geng lo gak menutup kemungkinan musuh lo juga bakal tau. Kedua, dia cewe musuh lo bakal anggap Kala kelemahan lo! Gitu aja gak paham"
Lagi lagi Kalingga hanya terdiam. Kali ini ia akui ucapan adiknya itu benar, selama ini ia tidak pernah memikirkan orang orang disekitarnya terlebih adik kesayangannya Kalya.
"Kenapa diem? Baru sadar ya?"
Tidak ada jawaban dari Kalingga. Ia segera membereskan kotak p3k dan meletakannya kembali di tempatnya. Kemudian ia berpamitan pulang pada Kavin yang sedari tadi berada di kamarnya memberi adik kakak Danadyaksa waktu. Sementara Dean, Devan dan Hasybi sudah pulang sejak sebelum Kalingga datang.
Setelah berpamitan ia menghampiri Kalingga yang masih duduk di sofa, kemudian berkata "sorry ya bang kalo kesannya gue nasehatin lo, gue cuma mau ngingetin lo. Malam ini lo nginep aja disini, ga usah aktifin hp karna Kala pasti nyariin lo, gue bakal bilang ke papa kalo lo nginep di rumah bang Yoga. Gue balik dulu"
✨✨✨
niaa♡
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaizar || Park Jeongwoo
FanfictionTentang Kaizar Danadyaksa yang diperlakukan lain oleh kedua orang tuanya. Dibedakan seperti anak tiri, yang membuat ia bertanya-tanya apa alasan kedua orang tuanya seperti itu. Bahkan tak jarang Kaizar merasa putus asa dan berniat mengakhiri hidupny...