Perpustakaan (2)

238 55 4
                                    

Istirahat pertama. Seperti biasanya Fenly sudah berada di perpustakaan.

"Bu, hari ini ada novel baru?" tanya Fenly berdiri di depan rak khusus novel dan komik.

"Hmm... kemarin sih ada dua novel baru datang," jawab Bu Susi.

Bu Susi sibuk mencatat daftar buku. Fenly jadi tak tega merepotkannya.

"Baik, Bu. Nanti saya cari sendiri."

Fenly langsung mencari di rak-rak. Satu buku ia tarik dari dalam rak dan ada tangan lain yang ikut menarik.

"Fenly!"

"Anneth!"

Anneth tersenyum kecil. "Kamu duluan saja yang pinjam," ucapnya.

"Nggak, kamu saja dulu," balas Fenly menyerahkan novel ke Anneth.

Aksi tarik-menarik tak terelakan. Akhirnya novel itu di ambil oleh seseorang.

"Yaudah, buat gue saja," ujar sang pengambil.

Fenly mengepalkan tangan kesal. Ia langsung membalikan badan.

"Balikin novel i--."

Perkataan Fenly terhenti. Ternyata seseorang itu adalah sahabatnya sendiri, Ricky.

"Ricky! Ngapain lo di sini!" seru Fenly menunjuk ke arahnya.

Ricky mengangkat alis sebelah. "Ya inikan perpustakaan sekolah. Bebas dong gue mau ke sini atau nggak."

Ucapan Ricky membuat Fenly tertohok. Ia pun menundukkan kepala malu.

"Nih, Annteh novelnya buat lo saja," ucap Ricky memberikan novel kepada Anneth.

Anneth menerima dengan senyuman tipis. Ricky pun menepuk bahu Fenly pelan.

"Semangat ya buat pedekate ya," bisik Ricky jail.

Fenly mengangkat kepala ke atas. Sosok Ricky sudah menghilang di balik pintu. Muka Fenly sudah memerah sempurna.

"Fen! Ayok kita baca bareng-bareng saja." ajak Anneth menarik tangan Fenly.

"O-oke," jawab Fenly kikuk.

Debaran jantung di dada kiri Fenly berdetak kencang. Perasaan suka kepada gadis di depannya semakin menggerogoti hati.

Fenly dan Anneth sudah duduk di tempat biasa mereka membaca. Anneth membuka lembaran pertama novel pertama. Judul novel kali ini adalah 'Mengejar Cinta'.

"Iih... gemas banget sih aku sama cowok ya. Kalau emang suka ya tinggal bilang saja." Ekspresi Anneth begitu lucu.

"Yaa... mungkin cowok ya lagi cari waktu yang cocok," sahut Fenly menimpali. Ia tak tahan untuk mencubit kedua pipi Anneth gemas.

Anneth terdiam. Sensasi sengatan listrik kecil menyentuh sampai ke jantung. Semburat tipis merah muncul pipi.

"Lepasin Fenly. Nanti pipi aku tambah gede." Anneth merengek.

Hal itu semakin membuat Fenly gemas. Ia mencubit pipi Anneth, lalu memperbaiki poni.

"Aciieee... bukan ya belajar malah pacaran di perpustakaan," ledek Ricky di balik rak.

Wajah kedua sejoli itu memerah.

"Aduh, sakit Yuki. Lepasin dong!" ringis Ricky kesakitan.

Pasalnya kuping kanan Ricky dijewer oleh Yuki. Yuki kesal melihat Ricky malah mengganggu kedua insan di depan.

"Hahaha... rasain lo," ejek Fenly. Anneth cuma tertawa kecil.

_#_#_

Bel istirahat berbunyi menandakan jam pelajaran baru akan di mulai. Fenly dan Anneth sudah di keluar perpustakaan.

"Neth," panggil Fenly menggaruk tengkuk tak gatal.

"Apa Fen?" Anneth membalikan badan. Rambut panjang ya tergurai lebar. Pancaran cahaya menerangi sosok Anneth.

"Bidadari...," gumam Fenly tidak sadar.

"Kamu bilang apa tadi Fen?" tanya Anneth bingung.

"Eehh nggak kok." Fenly gugup.

Anneth tertawa kecil. "Kamu lucu kalau lagi salah tingkah," godanya.

Muka Fenly memerah sempurna. Fenly merutuki dirinya karena tingkah bodohnya.

Anneth memegang tangan Fenly lembut. Dia menatap Fenly intens. "Tadi kamu mau bilang apa?" tanya Anneth penasaran.

Fenly menghela napas pelan. Dia bingung harus memulai darimana.

"Aku... ingin ajak kamu main ke taman besok," ucap Fenly akhirnya.

"Oke. Mumpung besok libur sekolah juga." Anneth tersenyum tipis.

Fenly terpana. Sudah beberapa kali dia terpukau akan kecantikan bidadari di depan mata.

Rasa suka mungkin berubah menjadi cinta. "Besok aku jemput kamu ya," ucap Fenly berani.

"Siap! Yuk masuk kelas!" Anneth mengajak.

Anneth berjalan terlebih dahulu. Fenly merasa harinya esok akan menyenangkan. Dia pun menyusul Anneth.

_____BERSAMBUNG____

Cerita 3 CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang