Populer

580 91 12
                                    

Ricky telah sampai di parkiran sekolah. Kali ini Ricky memilih membawa kendaraan mobil merek keluaran terbaru. Warna merah bercampur hitam menjadi pilihan tepat.

Baru melangkahkan kaki di lorong sekolah saja sudah membuat kehebohan. Ricky memasang senyum tipis, setiap di sapa atau ada yang memanggil namanya.

Sopan dan ramah, salah satu sifat yang membuat dirinya disukai baik siswi maupun siswa. Ricky tak pernah melakukan hal buruk selama di sekolah, kecuali jika sudah berkumpul dengan kedua sahabat kecilnya.

"Ricky!"

"Sapa aku dong!"

"Bagi nomor WA-nya dong, Kak."

"Aku fans terberatmu Ricky."

"Kenapa sih ganteng terus setiap hari?!"

"Halalin aku dong."

Berbagai macam teriakan telah menjadi makanan Ricky sehari-hari. Padahal Ricky tidak mau membuat dirinya terlalu di ekpos, namun para fans Ricky selalu menjadikan dirinya topik pembicaraan hangat.

"Haha ... kalian lucu banget sih," ucap Ricky tersenyum lebar.

"Aaa ... meleleh rasanya."

Ricky telah sampai di depan kelasnya. Kelas XI IPA 1, menjadi kelas favorit dan berkumpulan orang-orang pintar dan terkenal di sekolah.

"Pagi Rick," sapa seorang siswa berkulit hitam manis.

"Pagi Lang. Tumben lo sudah datang duluan," balas Ricky sambil menaruh tas dan duduk di bangkunya.

"Hehehe ... gue lupa kerjain PR Fisika. Makanya gue sempatin datang duluan biar ngerjain di kelas."

Jawaban Gilang membuat Ricky geleng-geleng kepala. Ricky tak habis pikir dengan seorang Gilang yang notabene ya terkenal akan kemampuan dance.

Gilang Dika. Anak tunggal dari keluarga kaya raya. Memiliki warna kulit hitam manis, lesung pipi dan senyum manis menawan.

Gilang sangat menyukai hal berbau dance. Dia sudah memenangkan beberapa kompetisi dalam bidang dance serta rapper di tingkat nasional sekolah.

"Emang lo sudah kerjain PR?" tanya Gilang kembali fokus mengerjakan tugas.

"Gue mah anak rajin," jawab Ricky percaya diri.

Gilang berdecak kesal. Dia salah telah menanyakan hal itu kepada teman sebangkunya.

__#_#__

Fenly memasuki kelas XI IPA 1. Ya, dia juga pasti masuk ke dalam kelas itu. Dia melihat salah satu sahabat sibuk dengan smartphone.

"Rick," panggil Fenly.

"Penly, sahabat bobrok gue," balas Ricky langsung berdiri, lalu memeluk sekilas tubuh Fenly.

"Yee ... nama gue Fenly bukan Penly," sahut Fenly menoyor pelan kepala Ricky.

"Hahaha ... gapapa sih biar seru," balas Ricky merangkul pundak sahabat kecilnya.

Fenly duduk di sebelah kiri Ricky. Dia melirik ke arah bangku kosong. Gelengan kepala menandakan bahwa si penghuni bangku itu telat bangun lagi.

Sebuah kamus berukuran tebal Fenly taruh di atas meja. Fenly akan melanjutkan bacaan ringan.

Tiba-tiba datanglah seorang siswi berparas cantik. Siswi itu berjalan melewati Ricky dan Fenly. Harum parfum rasa Vanila siswi tersebut membuat sebagian siswa di kelas mabuk kepalang terkecuali satu orang.

Siswi bernama Yuki Kato duduk di belakang Ricky. Yuki merapikan sedikit tatanan rambutnya. Dia mengeluarkan cermin kecil dari dalam tas.

"Duh, untung nggak berantakan banget," keluh Yuki selesai merapikan rambut.

"Yuk, minta bedak dong," bisik seorang siswi di sebelah kanan Yuki.

"Ah lu mah Nin, minta mulu. Modal ngapa!" kesal Yuki, tetapi dia tetap memberikan bedak keluaran terbaru.

"Makasih, Yuki Kato paling cantik sekelas," puji Nindy, salah satu sahabat Yuki di kelas.

Fenly merasa ternganggu dengan kelakukan dua sahabat itu. Dia menaruh kamus kasar sengaja.

"Berisik amat ya ni kelas," sindir Fenly.

Yuki dan Nindy menatap jengah kelakuan Fenly. Sudah menjadi hal biasa kalau seorang Fenly sedang belajar dalam keadaan kelas berisik sedikitpun.

"Santai kali Fen," ucap Nindy mendengus kesal.

"Hmm," gumam Fenly acuh.

"Dasar anak pintar," ledek Yuki menyeringai kecil.

Fenly tersinggung. Baru saja Fenly akan beranjak bangun, Ricky sudah terlebih dahulu menghentikan aksinya.

Ricky mengelus pelan bahu Fenly mentransfer kesabaran. Gitu-gitu Ricky bisa menjinakan kalau Fenly sudah dalam mode ngegas ataupun emosi.

"Thanks, Rick," ucap Fenly. Dia kembali membaca kamus.

__#_#__

Fajri tiba di sekolah. Namun, gerbang sekolah sudah ditutup oleh satpam. Fajri menatap gerbang sekolah kesal.

"Aelah, padahal tinggal semenit lagi," keluh Fajri.

Tin! Tin!

Suara klakson mobil membuat Fajri mengalihkan pandangan. Pintu kaca mobil terbuka, sebuah kepala keluar dari kaca.

"Woyy! Minggir kek!" omel gadis berambut hitam gelombang.

"Dih! Santuy kali!" sahut Fajri tak kalah emosi.

"Cepat minggir atau gue tabrak lo!" ancam gadis itu.

Fajri berdecak kesal. Lebih baik mengalah daripada harus melanjutkan keributan dengan cewek stres.

Mobil warna kuning mirip Bumble Bee berjalan pelan menuju gerbang sekolah. Pintu gerbang terbuka dan mobil kuning melaju masuk ke sekolah.

Saat Fajri mengikuti mobil itu. Pak Satpam malah menghalangi.

"Kamu mau kemana?" tanya Pak Joko, si satpam sekolah.

"Ya masuk lah Pak," jawab Fajri kesal.

"Nggak boleh! Kamu sudah telat datang!" tegas Pak Joko.

"Lah? Tapi tadi tuh mobil boleh masuk, jelas-jelas dia juga telat kaya saya," sahut Fajri tak terima.

Pak Joko tak menghiraukan ucapan Fajri. Tatapan tajam seakan mau menabrak motor Fajri.

Fajri tersenyum miring. Kaca helm dia turunkan sampai wajahnya tak terlihat. Dalam sekali gas, motor Fajri berhasil masuk ke dalam sekolah meninggalkan Pak Joko yang keringat dingin.

.
.
.
.

______Bersambung_____

Cerita 3 CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang