Langit cerah menandakan takkan turun hujan untuk beberapa jam ke depan. Suara kicauan burung bertengger rapi di ranting-ranting pohon.
Waktu telah menunjukkan pukul delapan pagi. Seperti biasa salah satu kafe di area Jakarta Selatan bernama 'Kafe Sydney' akan segera di buka.
Namun, kali ini berbeda kafe SydHan masih bertuliskan tutup di papan depan pintu. Beberapa pegawai di dalam tengah sibuk menyiapkan sesuatu spesial permintaan langsung dari sang pemilik kafe.
Bitha, Dilla dan pelayan lainnya mengubah seluruh isi kafe sesuai yang diarahkan Farhan. Mereka menyusun bangku dan meja sedemikian rupa.
"Bith, sebenarnya mau ada acara apa sih di kafe?" tanya Dilla, pegawai senior di kafe.
"Nggak tahu, Kak. Bitha juga bingung," jawab Bitha, pegawai junior.
Berbagai ukiran seperti balon dan hiasan kecil di setiap sudut ruangan di pasang. Banyak warna menghiasi kafe Sydney yang terlihat begitu indah.
"Selamat pagi," sapa Farhan keluar dari ruangan miliknya.
"Pagi, Pak," balas para pegawai memberikan hormat kecil.
"Terima kasih atas bantuan kalian semua pagi ini. Saya akan mengadakan sesuatu hal spesial di kafe ini. Bisa dibilang moment penting dalam hidup saya."
Farhan menatapi satu persatu pegawai kafe. Senyum lebar selalu menghiasi bibir Farhan membuat hati pegawai khusus wanita merasa tersanjung.
"Baik, Pak. Kami akan berkerja sebaik mungkin!" seru para pegawai kompak.
"Semangat!"
Farhan berteriak semangat dan dia berjanji akan memberikan hadiah bagi para karyawan. Mereka pun senang dengan perkataan Farhan, sang Bos.
Farhan memeriksa setiap inchi desain kafe. Dia melirik kecil ke arah jam tangan, orang spesial itu akan datang.
"Sebentar lagi," ucap Farhan.
_#_#_
Suara lonceng berbunyi. Seorang Wanita berparas cantik memasuki kafe.
"Selamat datang, Kak Shella," ucap Bitha ramah menyambut kehadiran orang spesial.
"Pagi juga, Bitha," balas Shella tersenyum manis. Wajah cantik Shella semakin terlihat bersinar.
Bitha ikut tersenyum. Dia sedikit iri dan nasip Wanita di depannya. Bitha menarik pelan lengan Shella agar keluar kafe.
"Loh, kok malah keluar," heran Shella.
"Kak, sebelum itu tolong tutup mata ya," ujar Bitha.
Shella semakin bingung. Bitha sudah menutup kedua mata Shella menggunakan kain hitam.
"Tenang ya, Kak Shella... hehe," ucap Bitha tertawa kecil.
Bitha mempersilahkan Shella masuk ke dalam, lalu menuntun ke tempat yang telah disiapkan. Shella hanya diam dan pasrah, namun dalam hati ada rasa penasaran.
Setelah Bitha dan Shella masuk, Dilla memberikan kode kepada Adam. Adam menganggukan kepala kecil.
"Dam, target datang," ujar Dilla.
"Bos, target sudah masuk!" lapor Adam.
"Oke!" sahut Farhan.
_#_#_
Farhan berjalan pelan mendekati sosok wanita yang akhir-akhir ini telah mencuri hatinya. Dia sudah siap mental, hati serta fisik.
Menghela napas pelan. Rasa grogi dan gugup menjadi satu. Farhan mulai duduk di depan Shella.
"Hai," sapa Farhan lembut.
"Farhan? Ini maksud ya apa sih?" tanya Shella kesal.
Shella sudah duduk manis berhadapan dengan Farhan. Namun, kondisi Shella masih dengan mata tertutup kain hitam.
"Lepasin saja kain ya," ujar Farhan.
Shella pun melepas perlahan kain hitam. Netra Shella belum terbiasa akibat tertutup.
"Farhan! Kamu pasti kan yang suruh Bitha lakukan ini!" Shella mengomeli Farhan.
"Hehe... maaf ya, Shella," jawab Farhan.
Farhan meraih tangan Shella di atas meja. Dia memandangi wajah Shella tanpa henti. Kedua pipi Shella bersemu merah.
"Kamu ih... nyebelin tau." Shella cemberut.
"Kamu lucu deh kalau lagi cemberut gitu," goda Farhan.
Shella diam. Tiba-tiba dia melihat seluruh isi kafe berubah pesat. Banyak hiasan balon berbentuk hati dan kertas berwarna-warni di setiap sudut kafe.
"Ini ada acara apa ya?" tanya Shella bingung.
"Shella...," ucap Farhan lembut.
Shella menatap wajah Farhan lebih dekat. "Iya, Han?"
Genggaman tangan Farhan semakin erat. Shella merasa ada sengatan listrik langsung mengenai jantung. Debaran jantung berdetak kencang.
"Aku ingin bicara sesuatu kepadamu. Mungkin ini terlalu cepat dan mengejutkan untukmu. Saat aku memandangi dari dalam kafe, sebuah perasaan tiba-tiba muncul begitu saja.
Setiap mengenalmu, perasaan ini semakin berkembang. Cara kita berbicara dan saling bertukar pendapat membuat hati ini semakin ingin memilikimu.
Maukah... Shella menjadi kekasih Farhan?"
Farhan mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah dari balik saku celana. Kotak kecil berwarna merah sudah ditaruh di atas meja.
Perlahan kotak kecil merah terbuka dan sebuah kalung berinisial huruf S serta bentuk hati begitu indah. Shella terpukau dengan kalung itu.
Farhan telah mengucapkan isi hatinya. Kini dia hanya menunggu jawaban dari bibir Shella.
Shella tersenyum tipis. Dia melihat kedua bola mata Farhan begitu dalam dan...
"Han... maaf ya, aku...
Aku..."
Deg!
_____BERSAMBUNG____
![](https://img.wattpad.com/cover/284557308-288-k242256.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita 3 Cinta
FanfictionFenly, Fajri dan Ricky, ketiga sahabat yang tak terpisahkan sejak kecil. Mereka selalu bersama bahkan sampai sekolah pun sama. "Gue, sebenarnya sudah suka sama lo sejak lama." "Kamu ... mau nggak jadi pacarku?" "Gue gatau bagaimana perasaan suka in...