Yuki... maaf jika selama ini aku hanya menjadi pengagum rahasiamu. Hari ini, detik ini... Ricky mau mengungkapkan sesuatu kepada Yuki.
Maukah Yuki menjadi kekasih hatiku?"
Ricky mengeluarkan sebuah kotak berbentuk hati. Dia membuka dan sebuah cincin perak bertuliskan huruf RY di sana.
Yuki menutupi wajah dengan kedua tangannya. Dia tak menyangka bahwa hari ini Ricky menyatakan cinta padanya.
Gadis keturunan darah Indonesia-Jepang ini menatap dalam netra Ricky. Yuki pun mulai mengatakan sebuah kalimat.
"Ricky... terima kasih, tetapi maaf-,"
.
.
.
.Ricky menunggu jawaban dari Gadis cantik di depannya. Ia terus berdoa di dalam hati agar pernyataan cintanya terbalas.
"Ricky... terima kasih, tetapi maaf-,"
Perkataan Yuki belum selesai, namun membuat harapan Ricky seakan tak seindah yang dibayangkan. Ia menghela napas panjang, lalu membuang perlahan-lahan sampai ia merasa tenang.
"Yuki, kalau kamu menolak cintaku tak apa. Asal kita masih tetap menjadi teman sedia kala. Aku hanya berharap itu saja.
Maaf ya telah membuang waktumu untuk mendengarkan pernyataan cinta dari Ricky ini.
Terima kasih banyak."
Setelah mengatakan hal itu, Ricky melepaskan genggaman tangan Yuki. Sepertinya ia butuh ruang dan waktu untuk menenangkan diri.
"Rick!" seru Yuki tak melepaskan genggaman tangan.
"Aku belum selesai bicara lo. Maaf tapi... aku nggak bisa menolak cintamu."
Kedua pipi Yuki sudah merah merona. Ricky terdiam membisu. Apakah ia salah dengar atau tidak?!
"Ini serius kamu terima aku?!" seru Ricky menyakinkan.
Yuki menganggukan kepala kecil. Kedua sudut bibir Ricky terangkat ke atas membentuk sebuah senyuman.
"Terima kasih Yuki. Aku sudah hampir putus asa kalau kamu menolak tahu."
Ricky menarik tubuh Yuki ke dalam pelukan hangat. Yuki pun membalas pelukan dari cowok yang kini berstatus menjadi kekasih.
Pemuda kekar itu melepas pelukan. Ricky meraih jemari Yuki, ia pasangan sebuah cincin bertuliskan RY ke jari manis Yuki.
"Cantik, sama seperti pemiliknya," ucap Ricky tak menghilangkan senyuman yang menambah kadar ketampanannya.
Malam ini menjadi hari bahagia bagi Ricky dan Yuki yang sudah berpacaran. Kedua insan ini takkan melupakan kenangan terindah mereka.
"Ciee yang baru jadian, selamat ya."
Tiba-tiba keluar beberapa orang dari belakang Yuki dan Ricky. Yuki dibuat heran dengan kehadiran mereka yang sangat Yuki kenali.
"Asik. Dapat jatah pajak jadian nih besok," goda Fajri.
"Yoi Ji. Gue harus dapat makanan enak pokoknya," sahut Fenly, lalu bertos ala mereka.
Nindy, sahabat Yuki berjalan mendekat. Ia langsung memeluk erat tubuh meluapkan rasa bahagia. Akhirnya sahabat satu yang jutek ini sudah memiliki kekasih.
"Jadi, kapan nih kita bisa double date?" tanya Nindy mengedipkan mata ke arah sang pacar.
Shandy, nama kekasih Nindy ikut hadir malam ini. Nindy mengajak sang kekasih agar ikut merayakan kebahagiaan sahabatnya itu.
"Gue tunggu ya bro," ucap Shandy meninju pelan bahu kanan Ricky.
"Siap Bang!" Ricky membalas.
Suasana malam di salah satu tempat pilihan Ricky menjadi tempat berkumpulnya para sahabat dan kekasih. Yuki dan Nindy saling bergosip ria. Ketiga sahabat kecil ini memilih untuk bernyanyi menggunakan gitar bersama ditemani Shandy yang ternyata memiliki suara merdu.
__#_#__
K
eesokan harinya berita Ricky dan Yuki, kedua siswa terkenal di sekolah sudah tersebar. Entah darimana kabar itu berasal.
Di tempat parkiran khusus mobil. Sebuah mobil BMW baru saja tiba. Ricky keluar dari mobil, lalu berlari kecil ke arah pintu sebelah. Ia membuka pintu mobil dan keluarlah Yuki yang terlihat cantik.
"Ini bunga mawar merah buat pacar aku yang cantik," ucap Ricky memberikan setangkai bunga dari balik saku celana seragam sekolah.
"Iihh, kamu mah pagi-pagi sudah buat aku malu," balas Yuki menutupi wajah. Ada rona tipis merah muncul di kedua pipi.
"Cie yang malu," goda Ricky mencolek pipi Yuki.
Yuki semakin dibuat salah tingkah. Ricky pun menarik lembut tangan Yuki, lalu berjalan berdua menuju kelas.
Seluruh siswa/i di sekolah nampak antusias melihat kemesraan pasangan baru yang terkenal di depan mata. Ada yang membagikan momen kebahagiaan dengan di foto secara diam-diam. Ucapan selamat tak pernah berhenti sepanjang jalan.
Tak lama Yuki dan Ricky telah sampai di depan kelas. Namun, salah satu siswa menghadang jalan mereka.
"Stop!" seru siswa berkulit hitam manis.
"Apa sih lo Lang?!"
Bukan Ricky yang membentak melainkan Fenly. Pasalnya Fenly juga baru sampai dan berdiri di sebelah Ricky.
"Wih! Kalau Fenly sudah kaya gini sih susah buat ditenangin."
Kali ini Fajri tiba bersama Nindy. Entah kenapa mereka bisa berkumpul bersama tanpa janjian terlebih dahulu.
Gilang yang awalnya mau memarahi Ricky, akhirnya membatalkan niatnya. Ia tak bisa melawan lima orang sekaligus.
"Sorry, gue mau ke toilet!" seru Gilang melarikan diri. Ia tidak sengaja menabrak Fenly sampai terjatuh.
"Anjir! Awas ya lo Lang. Bakal habis sama gue!"
Fenly kesal. Ia dibantu berdiri oleh Fajri dan Ricky. Tatapan mirip hewan Elang tak lepas dari pandangan Fenly mengarah ke Gilang.
"Hahaha... kasian tahu Gilang dari kemarin dikerjain terus," ujar Nindy tertawa.
"Biarin saja, sekali-sekali harus digituin. Iya nggak Beb?" Ricky tersenyum manis ke arah Yuki.
"Aku mah ikut kamu saja, Beb," balas Yuki malu.
"Aduh! Gerah ya di sini. Berasa dunia milik berdua yang lain cuma ngontrak!" seru Fajri.
Fenly, Fajri lalu Nindy memutuskan untuk masuk ke dalam kelas meninggalkan pasangan bucin di depan. Yuki dan Ricky saling tatap-tatapan, keduanya tertawa kecil.
Pelajaran pertama pun di mulai. Seluruh siswa/i memasuki kelas dan duduk manis di bangku masing-masing.
_____BERSAMBUNG____
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita 3 Cinta
ФанфикFenly, Fajri dan Ricky, ketiga sahabat yang tak terpisahkan sejak kecil. Mereka selalu bersama bahkan sampai sekolah pun sama. "Gue, sebenarnya sudah suka sama lo sejak lama." "Kamu ... mau nggak jadi pacarku?" "Gue gatau bagaimana perasaan suka in...