Fajri, Ricky, Gilang, Fiki, Joe dan Raka bermain basket bersama di lapangan setelah pulang sekolah. Lalu di mana Fenly berada? Oh tentu saja, dia tengah pergi ke toko buku bersama gebetan ya yaitu Anneth.
"Ji, ambil nih!" seru Ricky mengoperkan bola basket ke Fajri.
Fajri berhasil mendapatkan bola bakset. Dia melakukan dribble dengan lihai, melewati Gilang dan Joe. Dan-- bola basket di lempar ke arah ring.
Priitt!
"Yes!" Fajri mengacungkan tangan ke atas. Tim Fajri berhasil memenangkan pertandingan setelah Fajri memasuki bola basket ke ring dalam hitungan detik, setelah bunyi peluit menandakan bahwa permainan selesai.
"Loe keren bro," rangkul Gilang.
"Emang si idola basket nggak pernah gagal deh." Ricky melakukan tos ala mereka.
Ricky, Gilang dan Fajri melakukan selebrasi bergoyang ala Tiktok. Lagu yang di putar adalah 'Yamate Kudasi'. Mereka sangat lincah serta kompak.
Tim Fiki tak mau kalah. Mereka melakukan goyangan 'Tante Linda' buatan Fiki di Tiktok.
"Hahaha ... keren kalian semua," puji Yuki di pinggir lapangan. Dia bertugas sebagai wasit utama ditemani Nindy sebagai dokumentasi dadakan.
"Iya dong. Kita gitu," ucap Fiki percaya diri.
"Yoi!" seru Joe dan Raka kompak.
Yuki memberikan botol-botol minuman ke enam cowok keren di depannya. Nindy mematikan kamera, lalu ikut bergabung bersama duduk di bawah pohon dekat lapangan basket.
Fajri tersenyum tipis. Saat dia melihat ke arah seberang, sosok gadis tomboy dan galak berjalan menuju ke arah parkiran.
"Guys! Gue ke toilet dulu ya," pamit Fajri sambil berdiri, lalu membersihkan celana.
"Oke, Ji," jawab Raka dan Joe kompak lagi.
_#_#_
"Dewi!"
"Dewi!"
Siswi berambut ikal bergelombang itu tak menggubris panggilan si cowok rese. Dewi berjalan lebih cepat menuju parkiran mobil.
Sebuah tangan memegang pundak Dewi erat. Dewi mengeram kesal, dia menarik tangan tersebut, lalu membuat si cowok rese terjatuh.
"Awwh!" ringis Fajri.
"Lemah banget lo!" sindir Dewi.
Baru ingin melangkahkan kaki, Fajri menangan kaki kiri Dewi. "Apa sih?!"
"Bantuin gue dulu kek. Sakit nih pinggang gue!" seru Fajri.
Dewi memutar bola mata malas. Dia menarik tangan Fajri kencang dan Fajri pun berhasil berdiri walau masih terasa sakit.
"Wi!"
"Lo mau diam apa mau gue tonjok!" ancam Dewi.
Fajri menggidik baru ngeri. Cewek di depannya ini mirip seperti preman pasar.
"Gue mau--"
"Lama loe!" kesal Dewi.
Fajri tak mau menyerah. Dia berlari cepat sampai menghalangi jalan Dewi. Dewi mengepalkan kedua tangan kesal.
Satu buah pukulan hampir mengenai pipi Fajri. Pukulan Dewi berhasil ditahan oleh Fajri.
Fajri menyeringai kecil. Dengan sekali tarikan, badan Dewi berada di dalam dekapannya.
"Woy! Lepasin nggak! Badan loe bau keringat!"
Dewi berusaha melepaskan dekapan Fajri. Semakin memberontak semakin erat pelukannya. Dewi menyerah.
"Oke! Lo mau bicara apa?! Gue kasih lima menit!" bentak Dewi menahan amarah.
Fajri menatap Dewi penuh intens. "Nah gitu dong, jadi cewek harusnya nurut kayak gini," ucapnya sambil memainkan ujung rambut Dewi.
Muka Dewi sudah memerah antara marah dan malu. Baru kali ini ada lelaki yang mengelus rambutnya selain mendiang Kakek.
Hembusan napas dan bau keringat maskulin Fajri terekam di hidung. Dewi cukup terbuai dengan semau itu, lalu dia tepis cepat.
"Besok gue mau ajakin lo nonton bioskop setelah pulang sekolah." Fajri menatap intens kedua bola mata indah Dewi.
"Dan nggak ada penolakan!" seru Fajri melihat Dewi akan protes.
Dewi tak menjawab. Dia bimbang antara mau menuruti perkataan si cowok rese atau menolaknya.
"Gimana?" tanya Fajri lembut.
"Oke! Loe menang kali ini!"
Dewi berhasil melepaskan dekapan Fajri. Ada rasa tak ingin, tetapi dia masih memiliki harga diri tinggi.
"Nah gitu! Aww!"
Fajri meringis kesakitan. Kaki kanannya baru saja diinjak oleh Dewi.
"Mampus!"
Dewi pun berjalan menuju mobil, lalu masuk ke dalam cepat. Mobil Dewi sudah tidak ada dipandangan Fajri.
"Gue bakal buat lo jatuh cinta," ucap Fajri menyeringai kecil.
.
.
.
.
.___BERSAMBUNG___
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita 3 Cinta
FanfictionFenly, Fajri dan Ricky, ketiga sahabat yang tak terpisahkan sejak kecil. Mereka selalu bersama bahkan sampai sekolah pun sama. "Gue, sebenarnya sudah suka sama lo sejak lama." "Kamu ... mau nggak jadi pacarku?" "Gue gatau bagaimana perasaan suka in...