4. it's you

2.6K 267 26
                                    

Here we are under the moonlight

(Di sinilah kita, di bawah cahaya bulan)

I'm the one without the dry eye

(Mataku selalu berkaca-kaca)

Cause you look amazing

(Karena kau terlihat luar biasa)

•••

08.49 p.m.

Semburat cahaya bulan menyirami punggung tegap Jungkook yang berkilauan. Menjatuhkan siluetnya di atas tubuh semulus porselen milik Jimin. Pemuda blonde itu berbaring di atas kursi panjang balkon, dengan guncangan hebat ketika euforia kenikmatan Jungkook sajikan di bawah sana.

Jemari mungil meremas pahanya sendiri. Menahan kakinya agar tetap mengangkang, mempersilakan pinggul Jungkook menyentaknya kuat. Napas yang terengah terdengar saling susul-menyusul. Diselingi jeritan kuat Jimin memanggil nama sang dominan.

Hingga tak lama kabut putih kembali membayangi mata mereka yang terpejam erat. Dada Jimin membusung seiring cairan hangat memenuhi senggama. Diikuti cairannya sendiri yang keluar bersamaan dengan terlepasnya seluruh beban dari benak. Menyerahkan diri sepenuhnya untuk kenikmatan duniawi.

"Mmh... Jungkook..."

Jimin melepas pahanya sendiri. Mengalungkan kedua tangan pada leher Jungkook, lalu menariknya agar bibir mereka bertemu. Suara kecipak terdengar nyaring. Saliva menyatu, lidah saling lilit untuk melampiaskan rasa nikmat dari pelepasan. Puncak mereka yang kedua kalinya bahkan sebelum tengah malam menjelang.

"Jiminhh..." Jungkook mengerang di tengah ciuman. Menyesap bibir kenyal dan mengulumnya di antara gigi. Sebelah tangan membelai perut Jimin, bahagia cairannya kembali memenuhi tubuh si blonde.

Tubuh besar menegapkan diri. Menahan berat tubuh, lalu matanya menaut fokus pada pupil Jimin yang berkilauan. Menjarah kecantikan pemuda di bawah kungkungan, seolah ingin menggenggamnya untuk seorang diri.

Dada Jungkook kembang kempis. Mengatur napas perlahan sembari menahan panas pada kedua pelupuk mata. Jimin mengernyit. Silau bulan membuatnya tak bisa melihat wajah Jungkook dengan jelas. Hanya saja, pria besar itu terlihat semakin menawan.

Hingga tak sadar setitik air mata menetes ke pipi Jimin. Pemuda blonde itu terjengit. Mengikuti naluri untuk segera menangkup pipi Jungkook di atasnya, lalu mengusap kelopak mata si pria besar untuk menyeka cairan yang menggunung di sana. Menghentikan tangis yang bisa berlanjut.

"Jungkook... Kenapa kau menangis?" cicit Jimin menyalurkan kekhawatiran. Tanpa sadar dirinya sendiri telah keluar dari belenggu apatisme. Kembali terenyuh atas air mata seseorang setelah bertahun-tahun hatinya membeku.

Jungkook terkekeh samar. Mengeluarkan kejantanannya lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan itu. Jimin merasa tubuhnya kosong. Namun kecupan singkat terbubuh di kening, mengundang ribuan kupu-kupu untuk terbang di dalam perutnya.

"Jimin... Kau akan menjadi alasan dari satu-satunya kesalahan yang tak akan pernah kusesali..."

Jimin tercenung. Kedua alisnya terangkat, menatap bingung ke dalam mata Jungkook. Memproses arti ucapan Jungkook yang tak kian ia mengerti. Hingga tubuh besar itu merendah, merebahkan diri di atas tubuh mungil Jimin. Menenggelamkan wajah di cekung leher pemuda blonde, dan menghujaninya dengan kecupan-kecupan lembut.

cingulomania | KookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang