•
•
•
I can see your shadow laying in the moonlight
(Aku bisa melihat bayanganmu berbaring di bawah sinar rembulan)
I can feel your heartbeat playing on my right side
(Aku bisa mendengar detak jantungmu di sampingku)
•••
Gama Fletcher memiliki seratus lebih gedung atelier -atau bisa disebut pabrik atau bengkel kerja- di dunia. Lima puluhnya tersebar di Prancis, dan gedung atelier pusat ada di Paris. Tempat para lead desainer seperti Jimin bekerja.
Di atelier-lah sebuah brand fashion akan memproduksi produk mereka. Mulai dari konveksi koleksi massal seperti ready-to-wear, sampai ke yang mewah dan hanya bisa dibuat secara custom perorangan, yaitu haute couture.
Lantai satu atelier biasanya terbagi dua. Depan dan belakang. Bagian belakang merupakan tempat para karyawan bekerja sesuai dengan bagian mereka masing-masing. Dan bagian depan merupakan showroom utama untuk memajang sebagian produk.
Lantai dua digunakan khusus untuk para desainer profesional dan couturier yang memiliki ruang kerja pribadi. Tapi bisa juga mereka bekerja sama di tengah-tengah lantai dua.
Dan lantai tiga merupakan tempat untuk para manager. Juga tempat evaluasi produk koleksi massal sebelum didistribusikan ke seluruh dunia. Lantai tiga merupakan lantai paling senyap, sebab orang-orang di lantai ini tidak bekerja dengan alat jahit atau kerincingan jutaan payet, juga tidak dipusingkan dengan ukuran kain yang meleng.
Letuk sepatu pantofel hitam menggema di lorong gedung. Jimin merapikan rambut pirangnya sesekali ketika berkaca ke dinding marmer. Ia hendak menemui Manon untuk bertanya di mana haute couture Jessie berada.
"Sayang."
Jimin menoleh ke belakang. Geli menyerang perutnya ketika mendapati Jungkook tengah mengekor dengan langkah seperti anak-anak.
"Kenapa, Jung?"
"Aku mau lihat-lihat saja."
Iya, lihat-lihat sejauh apa Manon sudah memanipulasi Jimin. Pinggul Jimin dirangkul posesif. Sebagai bentuk perwujudan gairah di dalam benak Jungkook untuk menjaga sang kekasih.
Jimin tidak protes. Tak lama, keduanya sampai di pusat lantai dua yang berisikan banyak manekin berjejer. Lemari kaca raksasa dengan tinggi sampai menyentuh plafon juga mengelilingi ruangan yang tampak terang.
Jungkook langsung melepas rangkulan ketika Jiminnya bergerak gesit dan tenggelam ke tengah manekin. Seharusnya, sih, haute couture Jessie berada di sekitar sini. Kalau tidak ada juga, ruangan Manon-lah jawaban terakhirnya.
Jungkook memaku pandangan tajam ke rambut pirang Jimin yang menyembul di antara manekin. Manik obsidian bergulir mengikuti ke mana helaian pirang itu melangkah. Jungkook tengah menjaga Jimin tanpa mau repot-repot masuk ke jejeran baju setengah jadi.
"Eh, Madame?" Jimin memekik ketika Manon ada di sana dengan beberapa orang.
"Iya, Jimin?"
Mata Jimin berbinar-binar seketika begitu ia menangkap haute couture yang pernah digambarnya dengan Jessie sudah terbalut nyata di sebuah manekin. Meski belum sempurna, detail yang ia gambar sangat persis.
KAMU SEDANG MEMBACA
cingulomania | Kookmin
Fanfiction"Jungkook, jangan pakai perasaanmu. Kita hanya partner one night love." Kisah ringan tentang ketika keinginan kuat untuk mendekap seseorang melingkupi hati yang telah lama mandiri. Cingulomania. "Akan kupastikan diriku adalah partner one night-mu ya...