19| Mulai luluh?

364 17 2
                                    

"Memilikimu seutuhnya mungkin memang menjadi tujuan terbesarku. Tapi ada yang lebih penting dari hal itu, Ditha, yaitu membuatmu bahagia sekaligus merasakan bagaimana menyenangkannya dicintai dengan tulus. Maka, tugas utamaku sekarang adalah memperlakukanmu dengan sebaik mungkin dan membuatmu lupa terhadap luka yang kemarin. Soal bagaimana akhirnya nanti, aku akan serahkan sepenuhnya sama Tuhan dan takdir."

•••

Ditha, kamu hari ini lagi sibuk nggak?

Aku sedikit terkejut melihat notifikasi pesan dari Juna. Pasalnya, dua hari setelah kejadian di taman belakang sekolah ia seperti menghilang. Biasanya, ia akan mengirimiku pesan tidak jelas atau sesekali ia akan update status perihal aktivitasnya di WhatsApp. Tetapi dua hari kemarin, ia benar-benar menghilang tidak seperti biasanya. Aku sempat berpikir mungkin ia sudah menyerah dan akan memilih untuk menghilang selamanya dari hidupku. Namun ternyata, dugaanku salah.

Gak terlalu. Kenapa?

Boleh nggak kita ketemu sebentar?

Buat?

Rahasia dong!
Yah dibaca doang :(
Nggak boleh, ya?

Harus jelas mau ngapain.

Kalo alasannya karena kangen. Kamu mau penuhin permintaanku ini?

Apaan, sih!

Gak mau, ya?
Aku gak masalah kalo kamu gamau, tapi aku maksa kamu harus bisa. Karena gamau sama gabisa beda, kan? Hehe

Aku belum membalasnya lagi. Pikiranku penuh dengan pertimbangan antara memenuhi kemauannya atau lebih baik kuabaikan saja? Tapi kalau dipikir-pikir, selama ini ia sudah baik padaku. Bukankah tidak akan ada salahnya juga bila aku memenuhi permintaannya ini? Tapi bagaimana kalau kejadian ini malah menimbulkan harap lebih baginya? Ah, iya! Uang es kelapa muda yang waktu itu belum aku ganti. Astaga. Kenapa aku bisa melupakannya?

Ketemu dimana?
Jangan geer dulu. Aku mau ketemu karena mau ganti uang es kelapa yang waktu itu.

Nah, kan! Jadi kita wajib ketemu, karena aku lagi butuh banget.

Iya. Maaf aku lupa.

Nanti sore sekitar jam 4 aku jemput ke rumah, ya. Kamu tinggal share loc aja.

📍 Lokasi

Rumahku yang catnya warna putih, pagar hitam besi.

Selepas mengirim pesan itu, aku langsung bergegas untuk siap-siap, karena sekarang jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga siang. Aku belum mandi bahkan menyetrika pakaianku. Jadi, mau tak mau aku harus siap-siap lebih awal.

Pukul empat kurang sepuluh menit.

Aku segera memilih sling bag yang akan cocok untuk dipadukan dengan pakaianku yang serba berwarna cream. Setelah itu, aku kemudian bergegas melepas charger ponsel kala mendengar dering notifikasi pesan muncul.

Aku udah di depan rumah kamu. Kalo kamu masih siap-siap, santai aja, ya. Jangan keburu-buru cuman karena aku udah sampai.

Surat Cinta untuk Diriku SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang