04

839 90 1
                                    

F A U Z A N
R A H A R D I A N

Pendidikan setinggi apapun itu tidak akan mampu membeli sikap sopan santun dan etika seseorang.
Jika sudah diajari dari kecil maka akan selamanya dirinya kurang ajar pada orang lain dan berniat buruk pada orang.

Jika sudah diajari dari kecil maka akan selamanya dirinya kurang ajar pada orang lain dan berniat buruk pada orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kringg..kringg...

Bunyi bel pulang sekolah suda berbunyi, demikian seisi pembelajaran dan pengajaran di sekolah juga tamat, para siswa dan siswi juga berbondong-bondong untuk segera pulang ke rumah mereka.

Namun tidak untuk Fauzan dan tiga curut kesayangannya itu.

"Zan lo langsung pulang? Udah lama kita ga ke markas. Kangen gue buat latihan senjata." Kata Satria dan di setujui oleh kedua sahabatnya itu lagi.

"Yaudah kita ke markas dulu, gue juga lagi ada urusan di sana." Kata Fauzan lalu diangguki oleh mereka bertiga.

"Setelah ini lo akan hancur Fauzan." Batin antara ketiga sahabat Fauzan☺️

(***)

Sesampainya mereka di markas,

"Selamat datang pak bos!!" Teriak anak-anak gangster dibawa taklukan Fauzan

"Hm, kalian ngapain aja?" Tanya Fauzan saat melihat anggota nya santai tidak melakukan apapun

"I..itu.." ucapan salah satu mereka dipotong oleh Fauzan dengan nada dinginnya

"Bukannya ini waktu kalian untuk latian bela diri?" Tanya Satria

"Iya benar." Jawab salah satu dari mereka

"Terus kenapa ga latihan dan kenapa kalian malah santai saja?" Tanya Syam dengan kerutan di dahinya

"Bukannya pak bos bilang untuk tidak ada latihan senjata, bela diri, dan memanah lagi? Jadi kami hanya mengikut." Kata salah satu lagi dari mereka dengan nada gugupnya

"Kapan gue bilang kayak gitu? Dari mana kalian mendengarnya?" Kata Fauzan dengan nada datarnya menatap anggotanya dengan dingin

"Kami di beritahu oleh Gio, pak bos. Katanya seperti apa yang Haidar bilang tadi." Kata beberapa dari mereka secara bersamaan

"Panggil anak itu suruh dia ke ruangan gue, dan kalian latihan lah seperti biasa." Kata Fauzan memerintahkan mereka dan diberi anggukan saja oleh mereka

"Abang ikut Fauzan." Kata Alarick dan diberi anggukan singkat oleh Fauzan

Singkat cerita, disini lah Fauzan, Alarick di ruangan milik Fauzan dan dihadapan mereka saat ini ada Haidar dengan senyum manisnya tanpa merasa bersalah.

"Apa yang lo sampaikan pada mereka yang lain?" Tanya Fauzan dengan nada tak bersahabat

"Apa yang gue bilang, gue ga bilang apa-apa?" Tanya Haidar lagi dengan nada bertanya nya seperti tidak tau apa-apa

Merasa kesal, Fauzan langsung saja menunjukkan sebuah rekaman cctv yang ada di markas tersebut

"Gue ga suka orang berkhianat apa lagi orang yang ga kenal dengan arti tidak tau diri seperti kau. Kau bawa kemana uang markas uh?" Kata Fauzan sambil memainkan pistol ditangannya

"Zan, maaf bukan gue suka-suka buat ambil uang markas tapi gue terpaksa atas keadaan yang mendesak." Kata Haidar menatap Fauzan dengan tatapan memohon

"Mendesak eh? Mendesak karna lo demen narkoba iya? Lo ga inget syarat masuk di geng gue itu ga ada yang namanya alkohol apalagi narkoba?" Tanya Fauzan santai sementara Alarick hanya diam dan menatap jengah ke arah Fauzan

"Kenapa ga dibunuh aja, bacot! Berisik!" Batin Alarick

"Sekarang gue tanya lo, lo mau mati secara layak atau secara tidak wajar?" Tanya Fauzan lagi.

"Secara la-"ucapannya terpotong

Dorr..Dorr

Dengan dua kali tembakan di kepala dan tepat di jantung Haidar membuatkan orang itu langsung saja jatuh dari berdirinya tadi

"Jason, Ken masuk ruangan." Ucap Fauzan di monitor yang bisa berhubung keluar ruangan

Ceklek

"Pak bos?" Tanya mereka

"Kubur dia secara layak." Kata Fauzan seadanya pada kedua anggotanya dan langsung saja diiyakan oleh keduanya yang langsung menggotong mayat Haidar keluar ruangan

Ceklek

"Know, know udah mati aja tu orang? Dia kenapa Zan?" Tanya Syam yang baru masuk ke ruangan tersebut bersama Satria

"Seperti biasa." Bukannya Fauzan yang menjawab melainkan Alarick

"Narkoba apa alkohol? Atau yang lain?" Tanya Satria kepo

"Narkoba, uang markas tinggal sedikit. Berkhianat melaporkan semua apa yang di lakukan di markas pada geng Horoflick." Ucap Syam membaca kertas yang tadinya di tulis Fauzan

"Kenapa ga ngomong aja Zan? Bisu lo?" Tanya Syam

"Cape gue ngomong terus." Kata Fauzan lalu berdiri dari duduknya

"Lah adek mau kemana?" Tanya Alarick

"Liat waktu, udah mau waktu solat ashar ni." Kata Fauzan dan diberi anggukan oleh mereka bertiga.

Mengapa mereka cuma mengangguk? Syam itu beragama Hindu, Satria beragama Budha, Alarick beragama Kristian, sementara Fauzan beragama Islam. Indahnya toleransi ya kawan-kawan huhuhu

"Yaudah gue kau ke mesjid dulu. Lo pada masih mau stay disini?" Tanya Fauzan

"Gue pulang, mami minta anterin ke butik" kata Satria

"Gue pulang mau bobo." Kata Syam

"Pulang." Kata Alarick singkat

"Lo ke mesjid hati-hati kalau ada apa-apa langsung call." Kata Satria membuatkan Fauzan menatap Satria jengah

"Gue mau solat bukan mau perang dodol." Kata Fauzan membuat Syam dan Alarick menggelengkan kepala mereka

"Yaudah gue pergi dulu." Kata Fauzan yang langsung pergi dari markas

(***)

Setelah selesai mengerjakan solat Ashar,

"Kak Fauzan, hari ini kita mengaji?" Tanya salah satu anak lelaki kecil dan disampingnya ada beberapa teman-temannya lagi

"Yaudah ayo kaka ajarin ngaji." Kata Fauzan dengan tersenyum manis menatap mereka

"Ayo!!!" Kata mereka semangat

"Kebahagian gue sederhana, melihat anak kecil bahagia aja gue turut bahagia. Gue bahkan ngerasa jika saja mereka itu gue pasti seru." Batin Fauzan

Maaf dikit huhuhu
Voment juga ya
(09/01/2022)


FAUZAN RAHARDIAN||•CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang