Prolog

1.6K 229 9
                                    

Gadis itu bernama Jennie Kim.

Untuk alasan sepele kali ini ia tidak suka melihat hujan turun. Lebih tepatnya badai. Jam masih menunjukkan pukul lima sore lewat namun hari sudah nampak gelap dimana-mana. Melingkupi seisi kota seoul dengan awan hitam pembawa air yang mengguyurnya begitu deras.
Suaranya terasa di liputi teror seakan membuat kesan horror. Juga dinginnya udara terasa mulai menyusup ke balik jas hujan yang ia kenakan.

Namun seolah tak peduli, Gadis itu--jennie kim masih nampak berdiri diam di depan tangga kampusnya. Memandangi jalanan basah dan pohon yang bertiup-tiup seakan mau tumbang itu dengan pandangan menerawang.

Kemudian dengan wajah datarnya yang tak pernah berubah, jennie perlahan mulai menjulurkan tangannya ke depan. Merasakan tetesan demi tetesan air yang jatuh. Dingin. Hujan kali ini terasa berbeda dari hujan sebelum-sebelumnya yang ia sukai ketika tengah berada di atas ranjangnya. Sama sekali tidak ada kehangatan. Membuatnya untuk pertama kali merasa benci karena sendirian. Kesepian ini mulai mengganggu pendiriannya yang sudah ia lakukan selama ini.

Hingga tak lama samar-samar jennie mendengar suara mesin mobil di depan sana membuatnya sontak menjatuhkan pandangan padanya.
Dan benar saja sebuah mobil kecil nampak baru saja berhenti. Lalu tak berselang lama seseorang berperawakan tinggi keluar dari dalam sana sambil terburu-buru membuka payungnya. Lantas berjalan ke arah gedung kampus dimana jennie tengah berdiri sekarang.

Ketika tatapan orang itu lurus kedepan disaat itu lah pandangan mereka berdua nampak saling beradu di tengah-tengah air hujan yang turun. Menampakkan wajahnya di balik payung yang ternyata adalah seorang pemuda.

Mereka terus saling berpandangan dengan pikiran yang kosong. Namun sang gadis mulai teringat akan wajah pemuda itu. Lelaki yang seingatnya cukup terkenal di kampus ini hanya karena dia memiliki wajah yang tampan. Sementara sang pemuda nampak sama sekali tidak peduli pada si gadis berjas hujan. Tak mengenalnya. Bahkan ia pun menolak untuk sekedar mengagumi gadis itu yang ia lihat memiliki mata yang sangat indah sebab hatinya sudah menjadi milik pacarnya. Baginya pantang jika ia melirik wanita lain.

Pemuda itu adalah orang yang setia. Dia juga sangat mencintai pasangannya. Kini pun ia datang ke kampus lagi di tengah badai yang melanda begini karena pacarnya yang menelfon minta di jemput.

"Vincent"

Terdengar suara gadis memanggil di belakang jennie. Sementara jennie sendiri masih berdiam diri sambil masih melihat ke arah pemuda itu yang kini mulai tersenyum ke arah suara tadi.

Tak berapa lama sosok itu pun akhirnya muncul yang langsung di hampiri oleh pemuda itu. Ia lantas menyampirkan jaket yang ia bawa ke tubuh pacarnya membuat gadis itu tersenyum sesaat.

"Gomawo. Ayo cepat pulang Vin, Tubuhku rasanya capek sekali. Mau tidur. " keluhnya kemudian.

"Ayo ku antar pulang. "

Lalu sepasang kekasih itu mulai berjalan meninggalkan area kampus tanpa mau peduli pada apapun di sekitarnya. Sementara jennie memperhatikan punggung mereka berdua dengan wajah yang datar.

Lalu setelah mobil itu pergi, jennie jadi merasa kepikiran. Melihat mereka rasanya ia ingin memiliki pasangan juga padahal selama ini ia selalu mantap dengan kesendiriannya. Dulu baginya setiap lelaki yang datang padanya cuma ingin memanfaatkannya. Ingin mempermainkannya saja. Sebagian juga karena penasaran saja padanya bukan karena cinta.

Namun melihat pemuda itu jennie sadar kalau ada lelaki yang benar-benar tulus mencintai pasangannya.
Entah kenapa sesaat ia iri melihat mereka. Rasanya ingin di perhatikan juga seperti itu.

Entahlah di cuaca badai begini jennie ingin memiliki seseorang yang juga mengkhawatirkannya seperti pemuda itu. Dalam keadaan tertentu rasanya ia juga ingin mempunyai pacar. Contohnya seperti saat ini. Menggelikan sekali.

Namun yah masih dalam angan-angannya ia ingin bertemu dengan Bos CEO seperti di drama-drama. Itulah yang membuat jennie yakin dalam kesendiriannya bahwa suatu hari nanti dia akan bertemu dengan seseorang semacam itu. Karena itu bagi jennie sekarang tidak ada waktunya memikirkan pacaran. Yang perlu ia lakukan cuma harus belajar dan giat mencari uang tambahan untuk sekolah kedokterannya. Lalu lulus dengan nilai memuaskan.

Yah benar sekali.

Semangatnya terasa muncul kembali lalu tanpa mau membuang waktu lagi jennie pun mulai berlari-lari untuk pulang.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Taehyung tapi biasa di kenal sebagai Vincent

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kim Taehyung tapi biasa di kenal sebagai Vincent.

Tokoh utama yang menceritakan kehidupan pemuda itu.

Cerita ini adalah miliknya.

Jennie kim si gadis malaikat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie kim si gadis malaikat.

JANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang