Hari demi hari telah berlalu. Musim juga sudah banyak berganti. Namun kehidupan kuliah ku ya gitu-gitu saja. Mungkin anak di luar sana menganggap kuliah itu keren tapi bagiku kuliah tidak sekeren itu. Biasa saja. Aku belajar kadang-kadang kalau lagi mau atau mood sedang bagus. Menulis juga karena dosen bilang akan mengecek catatan kami. Jadi ya intinya semua karena suka-sukaku. meski aku kebanyakan mainnya Tapi jangan salah walaupun begitu aku urutan nomor sembilan loh nilai paling tinggi di kelas. Berarti aku cukup pintar kan?Hahaha....
Ngomong-ngomong im Nayeon si ulzang sekolah masihlah pacarku hingga sekarang. Sebuah keajaiban aku bisa mempertahankannya dari banyaknya cowok keren di sekolah yang mengincar pacarku itu. Dia cantik dan manis jadi banyak yang suka. Sungguh menyebalkan ketika mengetahui ada begitu banyak lelaki yang menatapnya. Rasanya aku ingin memeluknya erat-erat di depan mereka semua. Supaya mereka sadar kalau nayeon itu milikku.
Kemudian hayalanku itu tersentak ketika aku menyadari ada seseorang yang tiba-tiba datang ke arah mejaku. Kini baru saja duduk tepat di depanku dengan santainya sambil mulai mengeluarkan buku-bukunya.
Aku membelalak teringat gadis itu.
"Kau?"
Ya, dia gadis yang waktu itu. Jennie Kim. Mau apa dia disini?
"Hm? Siapa ya?" Tanyanya dengan tampang kebingungan.
Hah? Hiiiihh....
Gadis ini selalu saja membuatku kesal.
"Ngapain kau disini? Sana! Cari saja meja lain." Kataku tak suka.
" Kau pikir perpustakaan ini milikmu? Lagi pula aku juga terpaksa duduk disini. Lihat! Tak ada lagi meja yang kosong." Jawabnya membuatku sontak mengalihkan pandangan ke sekeliling perpustakaan yang ternyata benar-benar penuh.
Mereka semua pasti tengah mengerjakan tugas akhir bulan sepertiku sekarang. Aku pun menghela nafas berat.
"Ya sudah, Tapi awas jangan sampai kau menggangguku. Aku lagi ngerjain tugas penting dan bentar lagi ini mau di kumpul." ucapku memperingatkan.
Gadis itu justru memutar bola matanya malas.
" Perasaan kali kau ini." Katanya mengacuhkan ku. Dan langsung fokus ke buku-bukunya.
Menyebalkan sekali kan? Hanya orang gila yang mau jadi pacar gadis ini.
Terserahlah. Tidak berguna meladeninya. Jadi aku pun juga mengacuhkannya seperti yang dia lakukan. Fokus pada buku kami masing-masing. Aku harus cepat menyelesaikannya sampai jam masuk Dosen Kim tiba sebentar lagi.
Beberapa menit pun berlalu, aku tidak sadar kalau aku ketiduran. Mungkin karna Mabar game tadi malam dengan Jimin aku jadi kurang tidur begini. Habislah sudah. Jam berapa sekarang?
Kulihat gadis itu sudah pergi. Dan perpustakaan juga mulai sepi. Aku sontak saja panik ketika melihat sudah jam dua siang ternyata. Kelas dosen Kim akan segera di mulai.
Aku pun dengan terburu-buru mengemas buku-bukuku yang berserak ke dalam tas. Lalu berlari tergesa menuju kelas. Tak memperdulikan apapun.
Sepanjang berlari nafasku mulai terasa ngos-ngosan. Satu anak tangga lagi aku akan segera sampai. Begitu aku melihat pintu kelas jurusan Bisnis di depan-- aku pun dengan refleks mempercepat langkahku. Semoga saja Dosen Kim belum masuk.
Tanpa basa-basi aku pun langsung membuka pintu namun bersamaan dengan itu juga aku sontak saja terkejut melihat Jimin dan hoseok yang tengah berdiri di depan.
Menelan ludah susah payah. Aku paham situasi ini. Melihat Dosen Kim yang berwajah galak di kursinya--mereka berdua pasti baru di marahi.
"Dari mana saja kau Kim Taehyung? Bagus ya baru datang sekarang?"
Aku meringis menunduk tak bisa menjawab.
" Kenapa diam saja? Lalu wajahmu itu kenapa pulak begitu?" Lanjut Dosen Kim lagi.
" Eh?" Aku melotot kebingungan.
Aku mengalihkan pandanganku bertanya-tanya ketika mendengar semua teman-temanku tengah menahan kekehannya di kursi mereka. Memandangiku dengan tawa geli begitu juga dengan hoseok dan Jimin membuat perasaanku mendadak tak enak. Langsung saja ku keluarkan ponsel.
"Hahhh?? Kenapa wajahku begini?" Jeritku histeris.
"HAHAHAHAHA..." Semua teman-temanku sontak tertawa. Tak bisa lagi menahan geli.
Sejak kapan wajah tampanku di coret spidol begini? Benar! Pasti gadis nyebelin itu yang melakukannya. Awas saja dia!
"Sudah diam. Kim Taehyung kau pasti belum selesai tugas juga kan?" Amuk dosen Kim.
Kemudian ia mengecek bukuku sementara aku hanya bisa menunduk. Habis lah aku pasti kena hukum.
" Ya sudah, sekarang kamu cepat cuci muka lalu kembali duduk"
Heh? Aku tidak salah dengar nih?
"Saya tidak di hukum pak?"
"Kenapa kamu harus di hukum?"
"Saya kan belum selesai tugas pak?"
" Kamu itu kebanyakan tidur sampai ngelindur. Jelas-jelas tugas kamu sudah selesai semua begini." Jelas Dosen Kim lagi sedikit marah. Menunjukkan buku tulisku yang sudah tertulis rapi.
Jimin dan hoseok yang melihat itu juga merasa terkejut. Sementara aku merasa sangat heran. Aku yakin aku belum selesai mengerjakannya karena ketiduran.
" Sudah sana cepat cuci muka. Atau kamu mau di hukum juga seperti mereka?"
"Eh? Iya baik pak." Ucapku berlari panik.
***
Jennie Kim menghentikan tulisannya begitu ia lihat Taehyung yang ketiduran di atas meja. Wajah pemuda itu nampak kelelahan sekali dengan dengkuran halus yang mengudara membuat Jennie jadi penasaran tugas apa yang pemuda ini kerjakan sampai ia kelelahan seperti itu.
Tangan Jennie pun terulur mengambil buku taehyung dan mengeceknya. Ternyata tugas akhir bulan. pantas saja. Kalau tidak salah, Jennie dengar tadi tugas ini mau di kumpulkan sekarang kan? Tapi dia malam ketiduran begitu. Haruskah Jennie membangunkannya?
Mengecek semua buku-buku taehyung, jennie lihat tulisan pemuda ini rupanya cukup rapi. Tulisannya bagus ternyata. Padahal tadi Jennie lihat pemuda ini mengerjakannya malas-malasan namun tulisannya sudah terlihat bagus dan tidak acak-acakkan. Jennie jadi bertanya-tanya, Bagaimana kalau dia serius? Apakah tulisannya akan sangat cantik?
Jennie rasa pemuda ini aslinya pintar tapi dia malas saja.
Melihat ke arah taehyung lagi yang masih lelap tidur. Jennie pun berniat mengerjakannya saja karena ia merasa kasihan membangunkan pemuda itu.
Hitung-hitung balas budi kebaikannya yang membeli kuenya kemarin itu dengan harga mahal.
Beberapa menit pun berlalu. tanpa sadar Jennie mengerjakan semuanya sampai selesai dan Pemuda itu masih juga tertidur. Awalnya Jennie mau mengerjakan sebagian tapi ia malah ke bablasan semuanya. Rasanya ini terlalu berlebihan dari uang yang pemuda ini berikan dulu.
Hmm....
Jennie punya ide.
Karna ia sudah mengerjakan semuanya sampai tuntas. Pemuda ini harus membayarnya lagi kan? Tapi kali ini Jennie tidak menginginkan uang.
Jennie pun dengan jahil mengambil spidolnya dan menggambar kumis di pipi taehyung. Janggut juga mata yang besar.
Ia tertawa-tawa ketika melakukannya.Lalu setelah melihat jam istirahat sudah mau berakhir Jennie pun mengemas semua buku tulisnya dan bersiap kembali ke kelasnya. Meninggalkan taehyung yang tertidur.
***
Ada yang kangen?