(5) Gedung kedokteran

915 167 15
                                    


Hoseok Hyung: Vin kau dimana? Aku sama jimin nunggu di tempat biasa ya. Jangan sampai nggak datang.

Iya-iya. Aku masih ada kelas nanti aku kesana.

Menghela nafas berat, aku hanya pasrah-pasrah saja dengan kelakuan dua temanku ini. Kuhitung sudah jalan seminggu sejak aku di paksa menjadi model abal-abal mereka. Di foto sana-sini. Awalnya aku merasa aneh. Tak pernah tahu yang beginian. Masih belum percaya ada orang yang membeli sampah-sampah itu. Ayolah aku bukan artis sungguhan meski memang aku cukup terkenal sih di kampus ini.

Namun tidak setelah aku di beri uang banyak oleh Hoseok Hyung dan jimin kemarin. Katanya hasil dari menjual foto-foto yang ku lakukan. Astaga aku baru tahu kalau ada cara lebih mudah mendapatkan uang tanpa harus bermain judi. Aku bisa kaya kalau begini terus. Aku sangat senang. Tapi dampak buruknya sejak itu semakin banyak gadis-gadis yang menerorku. Mengikuti kemana pun juga Sampai mengaku-ngaku sebagai pacar membuatku hampir gila. Nayeon memang tidak ada mengatakan apa-apa tapi aku tahu dia ngambek padaku karena ada banyak gadis yang terus mengikutiku. Dia tak bisa di hubungi hampir tiga hari lamanya. Terus menghindar dan memanasiku dengan si Jaehyun-jaehyun itu. Padahal aku hanya cinta padanya tak akan pernah menyeleweng.

Huh.

Sudahlah nanti juga pasti berbaikan lagi.

Nayeon cuma ingin membuatku cemburu saja pasti.

Lalu tak berapa lama kelas pun berakhir. Mahasiswa-mahasiswa lain mulai berkeluaran meninggalkan kelas begitupun dengan aku yang langsung bergegas mengemasi buku-buku ku untuk segera pergi menemui Hoseok Hyung dan jimin. Aku ketagihan melakukannya. Pekerjaannya gampang dan tak berdosa. Setelah aku mendapatkan uang yang banyak aku akan segera berhenti. akan ku belikan Nayeonku yang manis tas channel yang mahal. Juga menjelaskan padanya bahwa semua ini cuma main-main saja. Aku hanya Mencintainya. Dia pasti akan mengerti.

"Kim Taehyung kemari sebentar. "

Aku sontak saja berhenti melangkah lantas menoleh pada Dosen Kim yang masih terduduk di atas mejanya. Kini mendongakkan kepalanya menatap padaku sambil menggerakkan tangannya memanggil.

"Ya? Kenapa pak? " tanyaku seraya mendekat.

"Bisa Bapak minta tolong sebentar? Kamu Tolong carikan Jennie kim dari fakultas kedokteran. Tanya apa soal sama kisi-kisi yang bapak minta sudah siap dia buat atau belum. Tapi bapak yakin pasti sudah siap sih. Ini uang nanti berikan padanya ya. Bilang upah karena sudah membantu bapak mengerjakannya. " ucap Dosen kim sambil memberikan uang lima puluh ribu won padaku.

"Tunggu Pak, Siapa tadi namanya? " tanyaku tak ingat.

"Jennie kim dari fakultas kedokteran ahli bedah ya. Jangan sampai nyasar." jawabnya membuatku mengerutkan alis bingung.

Loh kok anak dari fakultas kedokteran pulak yang mengerjakan soal-soal dari anak jurusan bisnis?

"Pak, Bapak yakin dari fakultas kedokteran? Nanti bapak salah? "

Dosen kim tersenyum kecil.

"Benar Kim Taehyung. Dia memang anak kedokteran tapi dia juga cukup pandai di berbagai jurusan lain. Tulisannya Bagus dan rapi. Dia juga sangat teliti dan tidak asal-asalan jadi bapak minta tolong sama dia untuk menulisnya. "

JANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang