(10) Kue 2

352 57 3
                                    


"Woy Nih, Kalian beli kuenya satu-satu cepat."

Bisa kulihat semua temanku yang tengah bermain billiard itu kompak menoleh padaku yang baru saja datang. Sementara Suga Hyung yang tengah berbaring di sudut ruangan itu sama sekali tak memperdulikan ku dan masih sibuk dengan gamenya.

"Kau kemana saja Vin baru muncul sekarang? Terus datang-datang maksa kita beli kue segala lagi." Namjoon Hyung berujar tak habis pikir.

"Keluargamu jatuh miskin ya Vin?" Celetuk Jimin sambil tertawa menggodaku.

Aku mendengus kesal.

"Udah, beli aja cepat." Ucapku lagi.

" Males ah, entar nggak enak. Ngabisin duit aja." Jawab hoseok.

"Buatku nggak bisa gratis Hyung?" Jungkook menyahut sambil tersenyum lebar minta di gratisin.

Jungkook memang dari dulu sukanya yang gratis-gratis. Anak itu bahkan pernah pergi bertemu penggemar fanatiknya hanya dengan di bilang akan mentraktirnya makan sepuasnya. Untung penggemarnya itu hanya gadis yang kagum dengan sosok Jungkook yang jago ngecover lagu. Kalau om-om kumisan bagaimana? Ini zaman edan. Sudah banyak orang yang suka sesama jenis apalagi bagi cowok imut seperti Jungkook. Sudah pasti dia akan menjadi incaran para lelaki homo.

"Nih anak memang mau gratisan Mulu. Emang kau nggak di kasi uang apa sama mamakmu?" Hoseok menimpali membuat Jungkook terkekeh.

"Ada kok. Tapi kan aku punya banyak Hyung. Aku hanya memanfaatkannya dengan baik." Jawabnya dengan tampang tidak berdosa.

"Bangke." Jimin dan hoseok segera menjitak kepala Jungkook berbarengan.

Gemas...

Sementara namjoon dan seokjin hanya geleng-geleng.

"Yaudah aku mau belilah, berapa satu Vin?" Tanya namjoon membuatku segera tersenyum.

"Dua puluh ribu." Jawabku sontak membuat mereka semua menganga terkejut.

" anjir mahal banget!"

"Mau naik haji kau Vin?"

"ini namanya penipuan woy."

Komentar mereka semua keberatan. Kemudian kami pun saling berdebat dan tanpa di duga Suga Hyung tiba-tiba sudah memakannya dengan santai sambil menonton kami.

"Woy dari pada kalian ngoceh nggak guna begitu mending makan sini." Ucapnya masih sibuk makan kue yang ku bawa.

Kami semua menatap Suga keheranan yang makan dengan lahap. Sungguh tidak bisa di percaya Suga yang pemilih makanan juga tak mudah menyukai sesuatu itu bisa makan seperti orang kerakusan begitu.

"Hyung kue nya enak?" Tanya hoseok menghampiri Suga.

"Makan saja." Jawabnya membuat hoseok juga langsung memakannya.

"Hmm.. enak." Seketika dia kehebohan.

Sontak teman-temanku yang lain ikut berdatangan penasaran dan satu persatu mulai memakannya. Aku yang melihat itu langsung saja panik.

"Heh! Bayar ya." Tegasku heboh.

"Iya, iya. Dua puluh kan? Nih." Jawab jin songong seraya memberikan uang kepadaku.

"Kalian mana?" Tagihku pada yang lain.

"Jin gua pinjam duitmu dululah. Entar gua ganti. Cerewet banget si Vincent." Ucap Suga jengah.

Mendengar itu anak-anak lain langsung pada ikutan.

"Hyung aku juga pinjam."

"Aku juga dong Hyung."

Seokjin mendengus sebal.

"Pinjam! Pinjam! Ujung-ujungnya aku juga yang bayarin kalian semua sialan." Dengusnya membuat semuanya terkekeh geli.

Seokjin memang orang kaya yang selalu jadi bahan porotan di geng kami.

***

"Nih uang nya."

Aku mengembalikan tupperware kue ke gadis itu bersama uang yang ku dapatkan hasil jualan.

Dia menerimanya dengan wajah terkejut.

"Kok banyak banget?" Ucapnya sambil memberikan uangnya sebagian padaku.

Aku segera mendorong uangnya kembali.

"Nggak usah. Ambil saja."

"Tapi ini kebanyakan." Tolaknya lagi. Terlihat segan padaku.

" Udah simpan saja buatmu. Ucapan makasi sudah ngerjain tugasku." Kataku tertawa pongah berharap menghilangkan rasa segannya itu.

Setelah beberapa saat akhirnya senyum kecil pun muncul di bibirnya. Kami berdua tengah berdiri berhadapan di depan tangga gedung kedokteran yang besar. Aku mendatanginya ketika jam pulang.

"Makasi. Nanti kalau kau butuh bantuan bilang saja padaku." Katanya membuatku sontak melebarkan mata antusias.

Bagus banget dong kalau begitu! Si Jennie Kim ini sepertinya pintar deh. Dia sampai bisa di percayai oleh dosen Kim untuk membuat soal materi anak manajemen bisnis kelasku. Aku bisa belajar dengannya teringat bahwa aku mau serius mulai sekarang.

"Benar ya?" Ujarku berbinar.

Dia tersenyum kian lebar membuatku bisa melihat gigi-giginya yang kecil. Aku sontak terdiam melihat senyum itu. Ternyata ia memiliki senyum yang hampir sama persis dengan milik pacarku. Sangat manis. Hanya saja senyumnya terlihat lebih lucu dengan kedua pipi bulat yang terangkat seperti mochi. Meski begitu tetap senyum kelinci milik nayeon yang paling terindah bagiku.

"Iya" jawabnya.

"Janji?"

"Janji"

"Oke kita temanan ya sekarang. Kita ulang perkenalannya. Nama asliku Kim Taehyung. Tapi aku lebih di kenal sebagai Vincent di kampus." Ucapku seraya mengulurkan tangan.

"Aku Jennie Kim" jawabnya sambil menjabat tanganku.

"Aku panggil taehyung saja ya." Ucapnya lagi.

"Yaudah terserah. Oke aku balik duluan ya bye."

Aku menyempatkan diri untuk melambai padanya sebelum berlari pergi dari sana menuju parkiran. Nayeon pasti sudah menunggu lama. Aku tak ingin membuatnya menunggu lama. Sebelum mengantarnya pulang, ku belikan dia jajanan dulu deh.

***

Taehyung disini bucin tambah setia ya guys dia kayak gitu ya karna nayeon memang pantes di bucinin.

Selain karna nayeon ulzang cantik dia itu aslinya memang baik tambah setia juga loh.

Entar dia juga temanan sama Jennie di kenalin sama Tae, ya walaupun nggak terlalu dekat sih.
Dia udah ngerasa cowoknya baik banget sama Jen terus sering bantuin dia juga tapi nayeon nggak marah walaupun aslinya dia sebal.

Baek si nayeon ini guys. Makanya Tae bucin. Terus menurut kalian gimana nanti Tae bisa berpaling?😆😆

Jennie disini bukan pelakor ya. Entar Jen ada rasa sama Tae tapi dia nggak pernah ada niatan buat rebut.

Tungguin aja kelanjutannya see you🥰

JANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang