(9) Kue

299 60 4
                                    


"Nayeon."

Aku dan pacarku im nayeon tengah berjalan masuk ke dalam kampus bersama ketika suara itu terdengar memanggil. Kami berdua kompak menoleh dan dapati beberapa gadis tengah melambai pada nayeon sambil tersenyum.

"Eh, teman teman." Nayeon segera menyahut bersemangat lalu beralih menatapku.

"Vin aku duluan ya." Ujarnya meminta izin dengan gaya lucu membuatku tersenyum melihat gigi kelinci manis yang nayeon tunjukkan.

" Iya sayang." Jawabku mengacak rambutnya pelan.

Dia memelukku sebentar lalu berlari menghampiri teman-temannya.

"Dah Vin, sampai ketemu nanti malam." Teriaknya sebelum pergi.

Aku hanya menatap gemas tubuh pacarku yang perlahan mulai menjauh. Kemudian aku pun melanjutkan perjalananku menuju kelasku sendiri sebelum aku di kejutkan oleh kehadiran Jimin dan hoseok yang tiba-tiba sudah berada di sampingku.

"Woy Vin, Kau kemana saja sih? Kok nggak pernah kumpul lagi?"

"Iya nih sombong banget, Eh Nanti malam datang nggak? Anak jurusan olahraga Sehun sama Taeyong mau balapan entar malam."

"Pasti bakal seru banget nih, Mereka kan saling rebutan si Seulgi anak jurusan tari."

"Enggak ah, aku mau Main ke rumah pacarku entar malam."

"Ya, elah. Malam lain kan bisa."

Jimin dan hoseok kompak menatapku dengan raut wajah jengah. Sementara aku hanya mengabaikannya. Kami bertiga berbincang sambil terus berjalan menuju kelas. Hingga kemudian aku mendengar mereka menghela nafas berat.

"Yaudahlah, Owh ya nih bukumu dah siap." Kata Jimin sambil menyerahkan buku ke hadapanku.

Aku mengerutkan alis bingung.

"Buku apa ini?"

Jimin dan hoseok memutar bola mata.

"Ya bukumu lah. Kami kan waktu itu minjam catatanmu. Kebanyakan pacaran sih makanya jadi bodoh lu Vin." Sarkas mereka mengejekku.

"Cih." Kesalku seraya mengambilnya.

Berfikir mencoba mengingat. Setelah beberapa menit Akhirnya aku teringat lagi dengan buku ini. Dan pikiranku langsung tertuju ke gadis itu.

***

Waktu istirahat aku berlari menuju ke gedung kedokteran yang berada jauh di depan. Di sepanjang perjalanan melewati jalan yang penuh pohon besar aku membalas beberapa sapaan anak-anak kampus yang tengah lewat.

Kemudian sampai lah aku di depan gedungnya. Tanpa pikir panjang aku langsung masuk dan segera menuju ke kelas gadis itu. Jurusan ahli bedah.

Ada sesuatu yang ingin ku berikan.

Aku mengintip di depan kelasnya berusaha mencari keberadaan gadis itu namun aku tidak melihatnya dimana pun. Mungkin di perpustakaan waktu itu kali ya?

Dengan langkah pelan aku berjalan menuju perpustakaan kecil yang ada di dalam gedung kedokteran. Enak sekali ya. Mentang-mentang jurusan elit mereka semua di manjakan dengan sedemikian rupa.

Dan benar saja, mataku langsung melihat presensi gadis itu begitu masuk. Ia terlihat menghela nafas sambil menutup kembali tupperware kuenya yang masih banyak. Aku menaikkan alisku bertanya-tanya. Buat apa dia jualan segala? Kekurangan uang ya? Ku pikir awalnya dia orang kaya karena bisa belajar jurusan kedokteran. Ahli bedah pula tu. Tapi sepertinya salah. Mungkinkah dia anak biaya siswa?

"Kau? Ngapain disini?" Gadis itu melotot terkejut begitu melihatku yang duduk di depannya.

"Nih Buatmu. Kau kan yang nulis tugas catatanku." Ucapku sambil mendorong minuman yang sedang ngetren edisi terbatas baru-baru ini.

"Huh? Apaan nih? Aku nggak suka minuman begini." Jawabnya namun tetap mengambil minuman yang ku berikan.

"Nggak suka tapi di ambil." Ejekku.

"Kan mubazir. " katanya lagi.

Lalu hening di antara kami. Aku sungguh tidak tahu harus bagaimana. Suasana ini membuatku canggung hingga tak sengaja mataku melirik ke arah tupperware kuenya. Sepertinya tak ada salahnya membelinya.

"Itu di jual? Aku mau beli dong."

"Ambil saja kalau mau." Katanya membuatku keheranan.

"Nggak usah di bayar nih?" Tanyaku sambil mengambil sepotong kuenya.

"Iya"

Alis mataku semakin menungkik tajam. Ada apa dengannya hari ini?

Hm. Enak! Aku memandangi kuenya dengan masih sibuk mengunyah. Kuenya benar-benar enak rupanya.

"Ini kau buat sendiri?"

Dia hanya mengangguk membuatku malah merasa sebal melihatnya. Mungkin hari ini jualanannya tidak laku makanya dia begitu. Yah wajar saja sih dalam perdagang ada masanya jualanan laris dan tidak laris. Mungkin karna selama ini yang membeli hanya anak-anak jurusan kedokteran kali ya?Walaupun kue nya memang enak tapi kalau makan itu terus-terusan juga mereka bakal bosan.

Huh! Aku punya ide.

"Eh? Mau kau bawa kemana kue ku?" Ucapnya panik begitu aku membawa Tupperware kuenya.

Aku tersenyum padanya seraya melangkah pergi dari sana.

"Sudah tenang saja. Biar ku bantu jual." Jawabku langsung pergi tanpa pedulikan teriakannya di belakang.

***

Taehyung baik ya guys🤣🤣

Ini awal mula mereka temanan nanti guys tungguin ya😘😘

Koment dong udah up cepat nih kayak yang kalian mau

JANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang