(1) Drama keluarga

1.2K 182 7
                                    

"Ma, kenapa tidak bangunin aku sih?"

Aku mengerang sebal pada mama yang tengah sibuk memasak. Menyambar handuk di gantungan dan langsung melangkah masuk ke dalam kamar mandi buru-buru sebelum Mama sempat mengutarakan ucapannya. Bergegas mandi dengan cepat karena aku harus menjemput pacarku sebelum terlambat.

Belum sampai lima menit aku sudah bergegas melilitkan handuk ke pinggangku lantas keluar dan berlari terburu-buru menaiki tangga membuat air di tubuhku seketika berjatuhan. Becek mengotori lantai membuat Mama langsung meneriakiku heboh penuh emosi.

"YAK KIM TAEHYUNG LANTAINYA JADI BASAH SEMUA KARENAMU. MEMANGLAH ANAK SATU INI AWAS KAMU YA!"

Mampus.

Mama pasti bakal marah. Menghela nafas berat aku mencoba mengabaikannya saja dan lebih memilih untuk melanjutkan langkahku masuk ke dalam kamar dan dengan cepat berpakaian bersiap ke kampus.

Namaku adalah Kim Taehyung. Terdengar kampungan sekali yakan? Karena itu aku membuat nama panggilanku sendiri. Vincent terdengar lebih keren dan aku di kenal dengan nama itu khususnya di kampus. Jarang ada orang yang tahu Nama asliku. Paling hanya beberapa dan pacarku juga lebih suka memanggilku Vincent dari pada Taehyung. Membuatku semakin menutup dan melupakan nama asliku itu. Sekarang hanya Papa dan Mama yang masih memanggilku dengan sebutan Taehyung.

Aku adalah anak semata wayang. Papaku bekerja sebagai manejer di kantor dan Mamaku seorang administrasi di sebuah rumah sakit. Kami hidup dengan kecukupan namun kami tidak bisa di bilang orang kaya. Salah satu contohnya ya soal kamar mandi. Tidak ada kamar mandi khusus di kamarku sehingga aku harus turun ke dapur jika mau mandi seperti tadi. Dan semua itu sungguh membuatku sebal karena hampir setiap hari mama mengomel soal kamar mandi padaku. Selalu ada saja yang dia ributkan.

Kemudian setelah mematut diri di depan cermin dan selesai menyemprotkan farpum aku pun segera turun ke bawah sambil menenteng tali tasku. Aku memang begitu memikirkan penampilan untuk mengimbangi pacarku yang fashionnable. Bukan karena paksaan tapi memang aku sendiri yang mau melakukannya.

Pacarku Im Nayeon adalah seorang ulzang di kampusku. Bintang sosmed yang terkenal. Banyak lelaki yang suka dan berusaha mendekatinya sehingga aku harus bekerja ekstra untuk menjaga pacarku. Karena itu aku juga harus berpakaian modis sama sepertinya untuk membuat para lelaki yang mendekatinya setidaknya merasa minder karena sudah ada pacar seperti aku. Yah mungkin untuk lelaki culun semua itu bisa ampuh namun untuk lelaki-lelaki keren lainnya. Aku sungguh cemas sekali.

"Pagi Ma, Pa. "

Sapaku pada Mama dan papa lantas mendudukkan diri di meja makan. Papa tersenyum padaku sementara Mama menatapku horror.

"Kamarmu sudah kamu bersihkan belum? Kamu suka sekali nyerakin pakaian dan barang-barang. Kamarmu sudah seperti kandang Babi tahu tidak? " kata mama membuatku terkesiap tak percaya.

"Astaga Tuhan Ma. Aku ini anak Mama masa di samain sama Babi sih Ma? "

"Ya, Kamunya saja yang Males. Keturunan siapasih kamu ini? "

Mama geleng-geleng menatapku. Mungkin sudah jengah dengan kelakuanku yang bisanya selalu menyeraki rumah tanpa tahu untuk membersihkannya kembali.

"Sudahlah sayang, Taehyung kan anak lelaki jadi wajar jika dia begitu. "

"Nah benar tuh kata Papa."

"Diam kamu! "

Aku sontak saja terdiam. Tak mau memancing kemarahan Mama. Mama kalau sudah menyubit rasanya bisa sakit satu harian. Lalu aku teringat lagi bahwa aku harus menjemput Nayeon. Maka aku buru-buru menegak susu cepat membuat Mama dan Papa menjatuhkan perhatian padaku bingung.

"Pa, Vin-- Eh Taehyung bawa Mobil Papa ya? "

"Mau apa kamu bawa mobil segala? " tanya mama menyelidik.

"Ini demi masa depan Taehyung Ma. Taehyung mau jemput pacar Taehyung. Boleh ya Pa? Please.. " ucapku memelas.

Papa menghela nafas. Lalu mengangguk kecil.

"Yaudah. Nanti Papa sama Mama naik taksi saja berangkat kerjanya. " katanya sambil memberikan kunci mobil padaku beserta uang jajan.

Papa memang yang terbaik.

"Makasi Pa, Aku berangkat ya. "

"Hei Taehyung kamu tidak sarapan dulu? " tanya mama khawatir.

"Tidak sempat Ma. " jawabku sambil sibuk mencari sepatu di rak.

"Yaudah kamu makannya di kampus saja. Mama buatin dulu sebentar. "

Aku yang mendengarnya sontak menoleh tak habis pikir pada mama yang sibuk memasukkan lauk ke dalam kotak makan.

" Ma Taehyung sudah besar lah Ma." rengekku memelas pada Mama yang memasukkan kotak bekal ke dalam tasku.

Mama berkacak pinggang menatapku.
"Lalu kenapa kalok kamu sudah besar? Kamu malu memakannya? Apa yang harus kamu maluin hah? Seharusnya kamu malu sudah besar tapi mengurus diri kamu sendiri saja tidak bisa. Kamarmu sudah kamu beresin belum tadi? " tanya mama lagi membuat nafasku tercekat sesaat.

Mati aku.

Aku tidak sempat membereskannya. Aku sudah sangat terlambat menjemput Nayeon.

"Sudah Ma. " jawabku bohong akhirnya.

Mama menghela nafas.

"Yaudah hati-hati berangkatnya. Jangan ngebut. " ucap mama lalu berjalan menaiki tangga.

Melihatnya, seolah ada tanda peringatan di dalam otakku. Aku pun dengan tergesa-gesa memakai sepatuku dengan cepat. Sebentar lagi aungan singa pasti terdengar.

"KIM TAEHYUNGG..... "

"MAMA PAPA, AKU SAYANG KALIAN."

Teriakku buru-buru melarikan diri.


***

Suka karakter Taehyung disini gk?

Voment ya:)

JANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang